kalau kamu percaya asal mula manusia berawal dari adam dan hawa, ketika mereka memutuskan (atau diutus) untuk mulai mengisi dunia yang tadinya kosong nyaris sunyi tak berpenghuni ini, adam dan hawa (semestinya) belum beragama.
kalau kamu lebih percaya teori darwin yang menyebutkan bahwa asal mula manusia adalah dari bangsa kera yang berevolusi dalam kurun waktu yang sangat lama, kera dulunya juga (tentunya) tak beragama.
lantas ketika jumlah manusia di muka bumi ini pelan tapi pasti mulai bertambah jumlahnya, satu persatu ajaran-ajaran agama pun mulai lahir (atau dilahirkan). peradaban mulai dibangun, pemikiran-pemikiran berubah menjadi ilmu pengetahuan. interaksi antar kelompok semakin tinggi, dan bumi pun semakin bertambah sibuk dan sesak.
lantas ketika jumlah manusia di muka bumi ini pelan tapi pasti mulai bertambah jumlahnya, satu persatu ajaran-ajaran agama pun mulai lahir (atau dilahirkan). peradaban mulai dibangun, pemikiran-pemikiran berubah menjadi ilmu pengetahuan. interaksi antar kelompok semakin tinggi, dan bumi pun semakin bertambah sibuk dan sesak.
ajaran-ajaran yang rata-rata hampir semuanya berdasar pada keyakinan yang (hampir) sama menyoal kebaikan moral dan nilai-nilai kebenaran, meski berbeda dalam hal prinsip dasar peribadatan ini pun lambat laun mempunyai penganut yang semakin banyak jumlahnya seiring pertumbuhan angka kelahiran manusia di dunia.
lalu karena adanya perbedaan prinsip dasar tadi, maka terjadilah pengelompokan. secara alamiah dan naluriah, makhluk hidup memang senang berkelompok, dan senang berada di dalam kelompoknya. tak hanya manusia, hewan pun demikian. selain merasa aman, juga karena dengan berada di dalam kelompok yang sealiran, sepaham, segolongan, hidup (mungkin) terasa lebih nyaman.
adalah hal yang alamiah dan naluriah jika sebuah kelompok yang jumlahnya besar, ingin terus bertambah besar. dan demikian pula halnya, adalah hal yang alamiah dan naluriah jika kelompok yang kecilpun ingin bertambah besar. karena manusia pada dasarnya memang selalu ingin berkembang, menjadi lebih, dan lebih , dan lebih dalam segala hal.
dengan semakin kompleksnya peradaban hidup manusia, konflik pun mulai muncul ketika dua keyakinan dari dua kelompok yang berbeda ingin bersatu.
tapi bagaimana mungkin? itu melawan kehendak alam! itu melawan kehendak kelompok! jangan! tidak boleh! itu dilarang! hentikan!
tapi bagaimana mungkin? itu melawan kehendak alam! itu melawan kehendak kelompok! jangan! tidak boleh! itu dilarang! hentikan!
lalu para ahli ilmu, ahli debat dan ahli-ahli lain yang mengaku ahli pun bermunculan dari segala penjuru. ada yang bilang begini, ada yang bilang begitu. ada yang membiarkan, ada yang mengamini, ada yang menggerutu. ada pula yang mengutuk, menghujat dan menghakimi.
bisa dimengerti.
terlepas dari bagaimana aturan yang dimiliki tiap-tiap kelompok mengenai beda keyakinan yang bersatu, tentu tak ada satupun kelompok yang suka kehilangan, meski hanya satu pengikutnya. tak ada satu pun kelompok yang suka menjadi pihak yang ditinggalkan.
maka jika penyambutan pengikut baru selalu diwarnai dengan kemeriahan, penuh puja dan diagungkan, berkebalikan jika dibandingkan dengan ketika harus terjadi pelepasan. karena meninggalkan berarti pengkhianatan. dan itu sama sekali tak bisa diterima!
maka jika penyambutan pengikut baru selalu diwarnai dengan kemeriahan, penuh puja dan diagungkan, berkebalikan jika dibandingkan dengan ketika harus terjadi pelepasan. karena meninggalkan berarti pengkhianatan. dan itu sama sekali tak bisa diterima!
tapi sekali lagi...
itu adalah reaksi alamiah dan naluriah semua makhluk hidup, terutama manusia. tak peduli asalnya tadinya dari bangsa kera, atau dari adam dan hawa :.
---sengaja kolom komentar kumatikan, karena tulisan ini tidak untuk dikomentari atau didiskusikan, sudah terlalu banyak diskusi tak berujung di luar sana, tak perlu ditambahi---
xoxo
xoxo
update 17 mei 2013: pendapat Ulil Abshar Abdalla tentang nikah beda agama (NBA): http://chirpstory.com/li/79196
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.