minggu ini aku harus ke london untuk pelatihan tahap ketiga. minggu depan baru aku kembali ke stratford lagi untuk pelatihan tahap terakhir dan kembali menuntaskan misiku untuk menemukan dan mencari si mas pengemis supaya kisah trilogi-nya bisa tamat. bagi yang bingung kenapa aku tiba-tiba meracau soal misi dan trilogi, sila baca-baca ini dan ini dulu.
aku sudah sering ke london, tapi baru kali ini aku harus menginap di hotel selama 3 hari sendirian. belum bete sih, kemarin sampai ke london sudah terlalu malam meski langit baru mulai gelap sekitaran jam 10, jadi aku langsung tepar setelah menyeret koper dari stasiun bawah tanah ke hotel yang hanya berjarak 15 menit jalan kaki! ya maklum, udah ga pernah olah raga sejak lulus sma, hehe.
kali ini aku memang ga bawa mobil. nyetir mobil di london meski ga separah jakarta macetnya, tapi tetap saja tingkat stresnya lumayan tinggi karena jalanan yang relatif lebih sempit, banyak jalan satu arah, banyak rambu-rambu aneh yang beberapa tidak pernah kutemui di cambridge, dan yang paling parah, dijamin susah parkir. kalaupun ada nih, muahalnya bisa bikin motivasi hidup turun drastis, hihihi. bayangkan, tarif parkir di sekitaran mayfair (satu-satunya yang aku tahu karena pernah terjebak terpaksa harus parkir di sana) mencapai 250 ribu rupiah per jam!! *pingsan*
bisa bangkrut tujuh turunan bawa mobil ke london dan parkir selama 3 hari, hihihi. jadi aku kemarin ke sininya minta didrop suamiku ke stasiun kereta bawah tanah london paling luar supaya aku tidak usah naek kereta biasa dari cambridge. dan suami juga tidak perlu stres-stres nyetir ke london yang super sumpek ini. kubilang sumpek karena aku memang tidak terbiasa tinggal di kota besar sebelumnya. sewaktu di indonesia pun aku (secara teknis) tidak pernah tinggal di jakarta tapi di cikarang, yang notabene masih bisa nafas. waktu tinggal di ibukota hungaria, budapest-pun dengan penduduk hanya 2 juta jiwa masih serasa hidup di sebuah kota kecil saja meski budapest adalah ibukota, hihihi.
hari ini pelatihan berjalan dengan lancar. sayangnya pelatihan kali ini tidak dilaksanakan di hotel tempat aku menginap, tapi tempatnya berjarak 3 menit jalan kaki dari hotel (tetap ngos-ngosan karena jalannya agak naik, hihi), alias cuma di gedung sebelah depan hotel yang kebetulan gedungnya nempel bersebelahan dengan hotel savoy yang sangat terkenal itu. yang pernah nonton serial tv-show apprentice seri inggris bersama pak alan sugar, pasti tahu hotel savoy. sayangnya aku tinggal di strand palace-nya, depan savoy, yang terjangkau harganya. bukan kelas lah ya tinggal di savoy, lagipula kantor mana mau bayarin kalau yang biasa nginap di sana cuma pangeran-pangeran dan raja minyak dari arab yang kemana-mana naik rolls-royce ;-p
kali ini aku memang ga bawa mobil. nyetir mobil di london meski ga separah jakarta macetnya, tapi tetap saja tingkat stresnya lumayan tinggi karena jalanan yang relatif lebih sempit, banyak jalan satu arah, banyak rambu-rambu aneh yang beberapa tidak pernah kutemui di cambridge, dan yang paling parah, dijamin susah parkir. kalaupun ada nih, muahalnya bisa bikin motivasi hidup turun drastis, hihihi. bayangkan, tarif parkir di sekitaran mayfair (satu-satunya yang aku tahu karena pernah terjebak terpaksa harus parkir di sana) mencapai 250 ribu rupiah per jam!! *pingsan*
bisa bangkrut tujuh turunan bawa mobil ke london dan parkir selama 3 hari, hihihi. jadi aku kemarin ke sininya minta didrop suamiku ke stasiun kereta bawah tanah london paling luar supaya aku tidak usah naek kereta biasa dari cambridge. dan suami juga tidak perlu stres-stres nyetir ke london yang super sumpek ini. kubilang sumpek karena aku memang tidak terbiasa tinggal di kota besar sebelumnya. sewaktu di indonesia pun aku (secara teknis) tidak pernah tinggal di jakarta tapi di cikarang, yang notabene masih bisa nafas. waktu tinggal di ibukota hungaria, budapest-pun dengan penduduk hanya 2 juta jiwa masih serasa hidup di sebuah kota kecil saja meski budapest adalah ibukota, hihihi.
hari ini pelatihan berjalan dengan lancar. sayangnya pelatihan kali ini tidak dilaksanakan di hotel tempat aku menginap, tapi tempatnya berjarak 3 menit jalan kaki dari hotel (tetap ngos-ngosan karena jalannya agak naik, hihi), alias cuma di gedung sebelah depan hotel yang kebetulan gedungnya nempel bersebelahan dengan hotel savoy yang sangat terkenal itu. yang pernah nonton serial tv-show apprentice seri inggris bersama pak alan sugar, pasti tahu hotel savoy. sayangnya aku tinggal di strand palace-nya, depan savoy, yang terjangkau harganya. bukan kelas lah ya tinggal di savoy, lagipula kantor mana mau bayarin kalau yang biasa nginap di sana cuma pangeran-pangeran dan raja minyak dari arab yang kemana-mana naik rolls-royce ;-p
strand palace hotel
tempat pelatihan ini sebenarnya sudah tidak begitu asing lagi bagiku, setidaknya bagi memori otakku. waktu itu tahun 2006 ketika untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah inggris untuk mulai menjajah, eh... meneruskan kuliah S2 tahun keduaku dengan beasiswa erasmus mundus, aku sempat menghabiskan 1 minggu pertama muter-muter london sampai puyeng. karena baru pertama kali, waktu itu dengan norak dan pedenya aku langsung jalan-jalan keliling ibukota inggris ini sendirian naik bis. ck ck ck, entah kerasukan jin dari mana dulu itu bisa berani begitu, hihi. dari atas bis inilah waktu itu pandanganku terpaku pada sebuah patung yang berdiri megah di depan sebuah gedung yang juga megah di pinggiran sungai themes yang terkenal itu.
patung penemu terkenal faraday di depan IEE atau gedung savoy place,
foto diambil tadi pagi, bukan donlot dari internet :-p
ada sesuatu yang menarik perhatianku di tahun 2006 lalu, di bawah patung ini tertulis namanya yaitu faraday. tentu kalian yang pernah belajar fisika atau ilmu alam sewaktu sd atau smp, tahu kalau ia adalah seorang penemu besar di bidang elektro magnet dan masih banyak lagi, dan berkebangsaan inggris. saking pentingnya penemuannya bagi ilmu pengetahuan dan bagi peradaban manusia di muka bumi ini, namanya pun diabadikan menjadi sebuah satuan untuk ukuran. ketika melihat patungnya, kupikir gedung di belakangnya pastilah museum atau semacam itulah. karena waktu itu melihatnya dari bis, aku juga tidak mencari tahu lebih detil lagi, sampai kemarin sore!
ketika aku harus melewati patung ini dalam rangka berjalan kaki dan menyeret koper kecilku setelah keluar dari stasiun bawah tanah tak jauh dari savoy hotel, aku merasa de javu. tahu kan, seperti sudah pernah melihat sesuatu atau sudah pernah berada di satu tempat, dan seperti seolah-olah waktu berputar balik ke titik yang sama di masa lalu? aku merasakan itu kemarin ketika aku menatap patung pak faraday ini #halah sok akrab sama patung #hihi.
nah, tadi pagi ketika aku berusaha menemukan lokasi pelatihanku yang katanya tak jauh dari patung ini, aku baru sadar ternyata ruang pelatihannya ada di dalam gedung di mana patung pak faraday berada! dan rupanya, gedung yang diberi nama savoy place ini adalah milik IEE atau institute of engineering and technology. membaca sedikit di wiki, ternyata ini institut teknologi terbesar kedua di dunia.... di DUNIA lho saudara-saudara... setelah IEEE di amerika, masih kata wiki. whoaaaaaa.... entah kenapa, aku jadi berasa agak keren ketika melangkahkan kaki memasuki gedung IEE ini, hihihi.
siapa sangka tempat yang dulu cuma bisa kukagumi dari jauh, dari dalam bis kota, aku kini berada di dalamnya! bisa begitu ya?! jadi ingat pepatah god works in mysterious ways :-)
setelah pelatihan hari pertama, kebetulan aku sudah janjian jauh-jauh hari untuk ketemu seorang teman, orang indonesia yang kerja di london, sama-sama alumni penerima beasiswa erasmus mundus. sore tadi kami habiskan waktu berdua muter-muter cari makan, dan berujung dengan memesan spaghetti udang pedas untuk dia, dan aku pesan steak di sebuah restoran italia tak jauh dari stasiun bawah tanah leicester square tak jauh dari hotelku. kami ngobrol lama sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 dan kami harus pulang ke sarang masing-masing. besok temanku harus ngantor, dan aku masih ikut pelatihan hari kedua. kamipun berpisah setelah cipika cipiki :-) #thanks ra!
aku memutuskan untuk jalan kaki kembali ke hotel karena memang dekat, melewati sebuah kawasan bernama covent garden yang tadi sebenarnya sudah kami lewati tetapi kurang konsen karena perut kami berdua sama-sama lapar, hehe. dari namanya mungkin di bayangan kalian ini semacam kebun ya karena ada kata garden-nya. tapi percayalah covent garden itu hanya sebuah nama (mungkin dulu banget-banget memang pernah berupa kebun, ga tau juga sih, gi males riset di inet).
dan rupanya tempat ini sangatlah terkenal, tempat berkumpulnya bermacam-macam toko berbagai jenis, semacam shopping centre gitu tapi ga kayak mal-mal di jakarta. desainnya adalah bangunan terbuka dan berada di sebuah lapangan kotak atau di sini disebut square. mungkin lebih seperti bangunan-bangunan pasar tradisional di indonesia yang bertingkat dan pedagangnya bisa diakses dari mana saja itu. susah deh jelasinnya, google aja ya hehe. sebelum ini aku sudah pernah dengar namanya berkali-kali cuma belum pernah menginjakkan kaki ke sini. rame sih, namanya juga shopping centre, tapi satu yang paling berkesan adalah begitu banyaknya pengamen yang menyanyikan lagi secara live dengan bantuan speaker dan amplifier, dengan kualitas pertunjukan yang sangat bagus.
dan rupanya tempat ini sangatlah terkenal, tempat berkumpulnya bermacam-macam toko berbagai jenis, semacam shopping centre gitu tapi ga kayak mal-mal di jakarta. desainnya adalah bangunan terbuka dan berada di sebuah lapangan kotak atau di sini disebut square. mungkin lebih seperti bangunan-bangunan pasar tradisional di indonesia yang bertingkat dan pedagangnya bisa diakses dari mana saja itu. susah deh jelasinnya, google aja ya hehe. sebelum ini aku sudah pernah dengar namanya berkali-kali cuma belum pernah menginjakkan kaki ke sini. rame sih, namanya juga shopping centre, tapi satu yang paling berkesan adalah begitu banyaknya pengamen yang menyanyikan lagi secara live dengan bantuan speaker dan amplifier, dengan kualitas pertunjukan yang sangat bagus.
karena mereka berjarak cukup jauh satu sama lain, dan covent garden ini luasnya lumayan, dua kali lapangan bola lah, jadi mereka tidak saling mengganggu meski suara yang dihasilkan dari speaker masing-masing pengamen lumayan keras. tiap pengamen dikelilingi oleh banyak orang yang rata-rata adalah turis asing. mereka tentunya dengan sukarela melemparkan recehan ke topi terbalik atau wadah gitar yang dibiarkan terbuka untuk mengapresiasi pertunjukan yang menurutku kualitasnya lebih dari sekedar pengamen jalanan.
ada satu tadi yang membuatku terpaksa berhenti, karena tadinya kupikir lagu yang kudengar adalah suara kaset atau disc yang diputar kencang-kencang dari sebuah restoran. ternyata itu suara pengamen juga, seorang bapak-bapak tua, beruban, jenggot pendeknya sudah putih semua, dan ia berkulit hitam afrika, berdiri di tengah-tengah kerumunan para penontonnya sambil memegang sebuah gitar tua yang dihubungkan dengan kabel ke speaker dan ampli. suaranya persis suara rekaman, hampir sempurna! sekali-kali ia menyanyi sambil melempar senyum atau bilang "thank you" ketika ada yang melempar satu dua koin poundsterling ke kotak gitar bututnya yang terbuka.
si bapak pengamen tua dan gitar bututnya
aku lupa lagu pertama yang tadi kudengar, yang memaksaku menghentikan langkah untuk menikmati suara merdunya karena ketika aku tiba, lagu itu sudah hampir selesai. akupun menunggu lagu berikutnya. tak lama iapun mulai menyanyi "hello" nya lionel richie. indah sekali. aku tak kuasa menahan desakan untuk memencet tombol-tombol di hapeku dan merekamnya. selesai lagu hello, akupun dengan berat hati berjalan pulang karena sudah terlalu malam, setelah melemparkan sebuah koin £1 ke kotak gitar di depannya. semakin jauh kakiku melangkah meninggalkan covent garden, semakin lamat-lamat kudengar si bapak menyanyikan lagu berikutnya. suaranya masih juga merdu.
seperti aku yang tadi terpesona dengan suara emasnya yang merdu, penginnya sih aku ingin kalian juga mendengarkan lagu hello dari si bapak tua yang kurekam dalam perjalanan pulang kembali ke hotel jalan kaki melewati covent garden di london sore tadi. sayangnya aku masih belum tahu bagaimana meng-aplot rekaman suara ke blog ini (dibuat video dengan slides lalu aplot ke youtube, lalu link ke sini gitu kali ya). silakan kalau ada saran-saran teknis, supaya lagu hello yang merdu itu bisa juga kalian nikmati :-)
seperti aku yang tadi terpesona dengan suara emasnya yang merdu, penginnya sih aku ingin kalian juga mendengarkan lagu hello dari si bapak tua yang kurekam dalam perjalanan pulang kembali ke hotel jalan kaki melewati covent garden di london sore tadi. sayangnya aku masih belum tahu bagaimana meng-aplot rekaman suara ke blog ini (dibuat video dengan slides lalu aplot ke youtube, lalu link ke sini gitu kali ya). silakan kalau ada saran-saran teknis, supaya lagu hello yang merdu itu bisa juga kalian nikmati :-)
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
wow hebat ya... kapan ya bisa ke london ke patung itu ya... hiks..
ReplyDeletesaya waktu di australia, suka sekali dengan pengamen jalanan seperti ini... menarik sekali mendengarnya...
wah, parkir 250rb itu hampir sebulan biaya makannya anak kosan disini mbak, huahuaha
ReplyDeleteitu daerah perkantoran/ mall/ apa mbak 250rb/jam?
iya nih, pengen liat langsung pengamen jalanan. secara sering banget ada di tipi2, hihi