minggu ke-10
30 sept - 6 oktober
cuti seminggu pas hamil dan dibawa jalan-jalan itu enak juga ternyata. kecuali pas jalan daratnya kudu duduk di kursi penumpang berjam-jam (suami ga bolehin aku nyetir, huh!!!), punggung jadi berasa lebih pegal dari biasanya! mana jauh banget cornwal itu ternyata, hihihi. padahal tahun kemarin sudah ke sana, kenapa tahun ini berasa lebih jauh ya? karena tahun ini pas hamil kali! #doh
karena kali ini kami menuju kota yang beda, jalur jalan yang kami tempuh pun agak menyimpang. baru ketika mobil meluncur ke arah ferry penyeberangan di kota plymouth, kami baru sadar kalau ternyata kami nyasar! #hahaha
pantesan yang harusnya 7 jam sudah sampai cornwall ini koq malah muter-muter pakai nyebrang sungai dengan ferry segala. usut punya usut, gps sistem yang kami pakai ternyata otomatis mengeliminasi jalan-jalan tol dan penyeberangan yang harus bayar. padahal pas kami akhirnya nemu jembatan tol yang katanya bayar itu, ga bayar sama sekali tuh, lewat saja. dasar gps gebleg! #tendang si gps ke laut
setelah pakai acara nyasar ke ferry tadi, kamipun sampai juga ke penginapan/cottage yang akan kami tempati selama seminggu ke depan dan check-in. pemiliknya cantik dan ramah sekali. jadi berasa di rumah sendiri, heu heu. begitu terima kunci dan masuk, wuih, baru sadar pegel semua badan rasanya. mau istirahat, koq ya tergoda juga untuk jalan-jalan dan melihat laut karena katanya cottage kami cuma berjarak 100 meter dari tebing terdekat! whoaaaa... setelah semua barang bawaan (termasuk rice-cooker) dibongkar dari bagasi dan masuk ke dapur, kamipun langsung menerobos hutan kecil dekat cottage menuju tebing!
tak lama kemudian, hembusan angin laut mulai terasa menerpa wajah kami, dan bergegas kami mempercepat langkah tak sabar menuju tebing dan bukit kecil di bagian yang lebih rendah di desa itu. cottage kami memang berada di bukit paling atas. jalanan desa yang turun dengan terjal tak mempersurut langkah kami. akhirnya setelah belokan terakhir, muncullah pemandangan spektakuler itu.
samudra atlantik membentang luas di hadapan kami, dan di bawah sana terlihat perahu-perahu nelayan diparkir di ceruk desa nelayan itu. di dekatnya, jala-jala ikan, jaring, dan peralatan untuk menangkap lobster dan kepiting laut, tertumpuk di mana-mana. setengah berlari, akupun menuju ke ceruk. tapi...
begitu agak dekat ke tumpukan tadi, aku tiba-tiba mencium bau amis yang sangat menyengat dari tumpukan peralatan nelayan itu. yahhhh, ternyata hidungku tetap tak mau kompromi. tentu saja namanya juga desa nelayan, pasti di mana-mana bau ikan! beuh!!!
akupun menjauh dari sana, kuajak suamiku ke tepi tebing dan duduk di bangku yang disediakan untuk para turis yang hanya ingin duduk-duduk santai di ujung tebing memandang lautan lepas dan menikmati debur ombak yang memecah batu-batuan hitam di bawah sana. romantis sih... tapi lama-lama angin laut ini dingin juga, brrrr....
seminggu itupun kami habiskan hanya dengan jalan-jalan santai di desa, melihat laut, duduk bengong sambil melihat orang memancing, selebihnya di cottage, masak, tidur, nonton tipi dan tetap hoek-hoek menahan eneg. sengsara juga pergi liburan pas hamil muda, hiks.
yang paling jauh adalah ketika kami putuskan untuk mengunjungi eden project di st austell. meski sambil ngomel-ngomel karena aku jadi benci naik mobil, akhirnya kami sampai juga ke sana. ga nyesel juga sih, eden project memang spektakuler, meski biomas yang isinya hutan tropis gagal total membuatku berdecak kagum seperti yang dialami oleh hampir rata-rata para pengunjung lainnya. lha mau kagum gimana, wong hampir semua pohon dan tanaman di dalamnya tumbuh subur di indonesia, bahkan salah satu bunga sepatu bermahkota keriting yang dikagumi semua orang dan dipotret tak henti-henti, adalah tanaman yang dijadikan pagar hidup di rumah nenekku, dulu. hahahaha... bukannya berasa liburan, jadi berasa pulang kampung! :-) #eaaaa
perjalanan pulang dari cornwall, kali ini kami memilih jalur aman saja, jalan tol besar lewat birmingham, males kalau kudu nyasar lagi, hehehe. sepanjang perjalanan, aku minta berhenti berkali-kali karena tuntutan ke kamar kecil jadi lebih sering sejak perutku mulai terlihat membuncit. ya wajar sih, kan kandung kemihnya jadi mengecil karena didesak oleh si jabang bayi yang pelan tapi pasti mulai tumbuh membesar.
minggu ke-11
7 - 13 oktober
kembali ke kantor setelah cuti tapi mabok terus selama seminggu itu rasanya koq lega banget ya!
dengan ngantor menghadapi segala kerjaan yang numpuk dan masalah-masalah yang tak kunjung selesai, rasa mabok dan mual kadang-kadang jadi terlupakan. meski seringnya otak juga jadi ikut seret dibuat mikir, alias lelet karena kondisi badan yang aneh, tapi duduk di kantor kurasa jauh lebih baik daripada bengong di rumah ga ngapa-ngapain yang ujung-ujungnya malah tambah mabok dan stres.
hari pertama kerja, aku terima parcel seukuran kertas A4 dengan tebal lumayan. pengirim, si F dari manchester. seorang teman baik yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri saking imutnya *wink wink* . memang enak punya teman baik yang penuh perhatian dan rasa sayang ke aku, hihihi. ketika ia tau kalau aku lagi mabok dan ngidam, serta merta ia yang 2 minggu lalu masih di jakarta, menanyakan mau dibawain apa dari sana. dasarnya aku, suka pemanfaatan dan menjunjung tinggi kebiasaan pemalakan ala preman, langsung merengek minta pempek dan bika ambon medan. gubrag!! nah lo... repot kan?!
eh lha koq tiba-tiba parcel berisi pempek dan bika ambon sudah mendarat di meja kerjaku hari senin pagi! alamak, makin sayang deh sama si F, ngidam pempek + cuko pedesku akhirnya kesampaian! #adamaunya #lol
hari selasa nanti, aku dijadwalkan untuk mengunjungi rumah sakit di huntingdon, di mana aku sudah didaftarkan untuk melahirkan di sana, karena itu adalah rumah sakit terdekat dari alamat tinggal. semua bumil di inggris begitu diketahui hamil dan lapor ke dokternya masing-masing yang praktek di dekat tempat tinggal mereka, akan dirujuk ke rumah sakit terdekat sehingga semua perawatan selama masa kehamilan bisa dijadual dan dipantau dengan ketat oleh mereka. semua sudah diurus pokoknya, kita tinggal manut saja. kunjungan ke rumah sakit ini akan menjadi kunjungan pertamaku. suami setuju mengantar dan menemani, karena kebetulan kerjanya dari rumah jadi jam kerjanya sangat fleksibel.
tibalah hari selasa yang ditunggu-tunggu. aku dijadualkan untuk scan USG jam 9 pagi. kamipun berangkat ke sana setengah jam sebelum nya. kebetulan rumah sakit hanya berjarak 20 menit berkendara. sampai di sana, masih sepi. ya iyalah, kami bakalan jadi pasien pertama hari itu. ruang tunggu juga masih kosong. setelah menyerahkan dokumen kehamilan (buku hijau) yang waktu itu aku terima berbarengan dengan segepok paket lainnya yang beratnya hampir 1 kg dulu, suster mempersilakan kami duduk menunggu.
buku hijau diberikan ke semua bumil, dan wajib diisi oleh bumil, suster, bidan dan dokter yang menangani kehamilan sampai waktu melahirkan. isinya dari data pribadi, nama tanggal lahir, gitu gitu deh, sampai hasil pemeriksaan darah, scan, suntik imunisasi, gejala kehamilan, kelainan selama masa hamil, pemeriksaan air seni, sampai rencana-rencana penanganan rasa sakit selama proses melahirkan nanti, jadual kunjungan dan segala tetek bengek lainnya (tebalnya kira-kira 50-an halaman bok!), semua ada di sana. komplit sekomplit-komplitnya. sampe sejarah penyakit di keluarga juga semua dicatat, agar supaya pencegahan bisa dilakukan terhadap janin jika ada jenis penyakit menurun yang bisa berbahaya untuk kehamilan. keren deh pokoknya buku hijau ini, buku pasporku yang selama ini paling aku kagumi aja jadi kalah pamor sekarang, hehehe... #segitunya
tak lama, namakupun dipanggil oleh seorang suster. kami berdua dipersilakan masuk ke ruang periksa. setelah ditanya ini itu oleh suster yang ramah, aku siap-siap berbaring di meja periksa untuk scan USG. deg-degan sih. sudah sering lihat foto hasil scan bayi sebelumnya, tapi melihat bayi sendiri agak-agak demam panggung juga, hehehe. begitu probe disentuhkan ke perut, gambar bayi mungilkupun nongol di layar monitor di depan kami. suamiku langsung mewek, biasaaaaa...akunya tertawa geli melihat si bayi mungil yang panjangnya kata suster cuma baru 4.5 cm-an itu, jungkir balik dan kaki kecilnya nendang-nendang ke udara, sementara tangannya melambai-lambai, dadah-dadah sepertinya tau kalau ia sedang diintip oleh kami. doh, baru 4 senti aja udah ganjen! #hahaha
kata suster, bayinya aktif banget, hiper aktif malah. tandanya ia happy di dalam sana. dan mungkin juga ini jadi penyebab kenapa rasa eneg-ku ga ilang-ilang. sukurlah kalau ia happy, ga papa deh emaknya nahan eneg, yang penting si baby sehat, itu yang paling penting :-)
sepulangnya dari sana, suami tak henti-hentinya memandangi foto bayi yang diprint oleh suster untuk kami bawa pulang. meski hitam putih, tapi profilnya cukup jelas terlihat, bahkan hidung bangirnya sangat menonjol di foto, haha, sukurlah bukan hidung pesekku yang nurun ke anakku. kami juga sampaikan ke suster kalau kami tidak ingin jenis kelamin si bayi diberitahukan ke kami, meski si suster dengan mudahnya bisa memberikan informasi itu melalui scan setelah kehamilan menginjak minggu tertentu. semua petunjuk ada di buku hijau. jika orang tua tidak ingin mengetahui jenis kelamin bayinya, kudu memberitahu suster, jadi mereka ga keceplosan bilang she atau he.
karena kami ingin kejutan, dan jenis kelamin apapun tidak jadi masalah yang penting sehat dan lengkap, kamipun sepakat memberinya nama sementara. karena susah menyebutnya he atau she, kami sebut saja si janin ini si baby burley, dari nama belakang suami. karena kepanjangan, maka baby burley kusingkat jadi bb (baca: bi..bi.. atau bee bee). resmilah kini kami memanggilnya si bee bee. imut kan kedengarannya?! #wuihiiii...
...bersambung...
wah, maunya liburan malah mual terus mbak :)
ReplyDeletelek gak she/ he, susternya nyebut gimana mbak? "it"? heuheu
iyaaaah nama "bb" itu imut, ada artis yang bilang gitu juga. Bisa diasosiasikan dengan "baby, babe, bee bee" :*
susternya bilangnya "the baby" aja jadinya :-D jangan "it" donk, emang "sesuatu" xixixi...
Delete