minggu ke-22
23 - 29 des
esok hari setelah kepulangan temenku yang berkunjung ke rumah kemarin itu, eh lha koq mulai gatel ya tenggorokan inih! wah, jangan-jangan ikut-ikutan terkena flu dan radang tenggorokan yang selalu mewabah setiap musim dingin nih... pikirku. ah tapi kan udah disuntik imunisasi pas kehamilan masuk minggu ke-20 kemarin itu. aman lah pasti dari virus flu.
eh lha tapi koq tambah hari gatelnya tambah parah ya, dan mulai krok krok krok kayak suara radio rusak? mulai batuk! wah, liburan natal tahun baru bakal ga seru nih kalau pakai acara batuk segala. untungnya sih ga bikin janji acara ke mana-mana. bahkan yang biasa tiap tahun kami ke tempat ibu mertua di manchester, tahun ini kami ga berencana ke sana. pertama karena perutku, kedua mungkin nanti cuma suami yang ke manchie nengok si ibu. jadi praktis liburan 2.5 minggu ini kami habiskan di rumah saja.
pas hari natal-nya, seperti halnya tradisi lebaran di indonesia yang diperingati oleh seluruh umat (ga cuma yang beragama islam saja) dengan masak-masakan ketupat dan opor ayam-nya, aku juga mengikuti tradisi inggris dengan memasak kalkun panggang dan pernik-perniknya. meski batuk bertambah heboh, tak mengurangi semangatku untuk masak :-) sehari sebelumnya sih aku juga tetep masak lontong sama opor ayam, supaya berasa festive gitu, hehehe... jadi komplit deh hidangannya.
dua hari setelah libur natal, batukku mulai tak terkendali. tadinya sih aku cuekin saja, berharap sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi obat. namanya juga lagi hamil, obat-obatan adalah salah satu pantangan terbesar setelah rokok dan alkohol, hehe.
we lha koq ga tahan juga ya.
akhirnya hari jumat pagi kami pergi ke dokter, tanpa janji terlebih dahulu dan mendaftar sebagai pasien kondisi darurat atau emergency, karena malam sebelumnya praktis aku cuma bisa tidur kurang dari dua jam! suami terpaksa mengungsi ke kamar lain karena ikut-ikutan tak bisa tidur gara-gara batukku yang non-stop tiada henti dan lumayan keras suaranya. lebih mirip gonggongan anjing euy!! parah deh...
aku cuma bisa berdoa sih, mudah-mudahan ini batuk musim dingin biasa yang disebabkan oleh virus, bukan batuk bronchitis-ku yang sudah kuidap sejak tahun 2000-an lalu, dan sekarang kumat lagi! kalau ini bronchitis ituh, mampus lah daku....
setelah dokter memeriksa kondisiku dengan teliti, mimpi burukku menjadi kenyataan! bronchitis-ku kambuh!!! alamakkkk....
*aku tulis secara terpisah ya di artikel tersendiri, mengenai penyakit yang sudah jadi musuh bebuyutanku sejak 12 tahun lalu ini, suka dukaku berjuang melawannya setiap kali kambuh, dll hiks*
yah, karena sudah didiagnosa begitu, mau tak mau aku perlu obat! kalau batuk karena virus sih bisa saja dicuekin, nanti juga hilang sendiri. tapi karena kondisiku ini terjadi karena bronchitis kambuhanku kumat pas aku hamil, yang juga disebabkan karena pas hamil kondisi kekebalan tubuh kita otomatis turun drastis, jadinya klop deh! padahal terakhir kambuh tuh 2008 lalu. sudah 4 tahun adem ayem koq ya nongol di saat yang kurang tepat begini... doh!
dokter memberiku antibiotik yang biasa aku embat juga setiap kali kambuh, tapi kali ini diberi dosis kecil, untuk meminimalkan efek ke dedek bayiku. dia juga mengecek berulang kali di database dan buku panduan dari dinas kesehatan inggris kalau jenis dan dosis yang diresepkan untukku masih dalam ukuran aman untuk bumil. yah, mau bagaimana lagi, rencana mau hamil bebas obat jadi berantakan gara-gara batuk, huhuhu...
malam harinya, ketidaknyenyakan tidurku semakin menjadi-jadi, bahkan praktis semalam suntuk aku tidak tidur barang semenit-pun! bagaimana bisa tidur, kalau rebahan saja langsung batuk. sudah dicoba tidur dengan posisi duduk, yang lumayan bisa meredam, tapi tetap saja begitu mata mulai menutup saking ngantuknya, batukpun dimulai dan tidak bisa berhenti selama 5-7 menit non-stop. begitu terus menerus. besok paginya aku teler berat!
karena sabtu dokter tutup, kamipun ke apotik, minta nasehat dari farmasis (ahli obat) yang memang bertugas di sana untuk memberi petunjuk dan menjawab pertanyaan masyarakat di luar hari kerja dokter. aku ceritakan pengalamanku yang lumayan menyiksa dengan hantaman batuk yang bertubi-tubi hingga aku tak bisa tidur sama sekali ini, lalu ia menyarankan tambahan ekspektoran selain antibiotik yang sudah kuperoleh dari dokter kemarin itu. aku juga sudah riset dari internet dan rata-rata sebagian besar kalangan medis dan bumil yang sudah pernah mengalami derita serupa, menganjurkan jenis ekspektoran yang relatif aman untuk bumil jika keadaan memang benar-benar memaksa untuk mengkonsumsi obat. hiks... jadi berasa salah sama Beebee.
apa itu ekspektoran dan bagaimana cara kerjanya? aku bahas di artikel terpisah ya... sekalian bahas soal bronchitis inih...
akupun pulang dengan membawa obat batuk sirup, langsung minum satu dosis, dan naik ke tempat tidur. lumayan, bisa tidur kurang lebih 2 jam meski masih tetap terbangun setiap 15 menitan hanya untuk batuk dan ke wastafel!
malam hari, aku semakin tak bisa tidur dengan tambahan ekspektoran ini, karena fungsi utamanya adalah untuk membantu memompa semua 'dahak' keluar dari paru-paru, tanpa tambahan obat lain yang fungsinya meredam batuk (cough suppressant), sia-sialah sudah usahaku untuk tidur. sayangnya hampir semua obat suppressant tidak ada yang aman untuk bumil, jadi aku benar-benar pasrah total. kulalui malam-malamku sendirian hanya dengan Beebee (suami masih ngungsi), berteman radio yang kusetel non-stop, sebuah termos berisi air rebusan jahe, sereh, madu dan lemon selalu siap di meja kecil di samping tempat tidurku yang sudah kusulap menjadi gua pertapaan, beberapa buku dan laptop untuk internet-an!
begitu terus hari berganti dan malam berlalu, sudah 5 hari 5 malam aku tidak tidur! makanpun cuma bisa bubur panas, kecap manis dan telur rebus saja. makanan selain itu semakin membuat batukku menjadi-jadi. perut dan dada sudah kram terus-menerus karena otot-ototnya tertarik selama aku batuk. kesian Beebee. dahak menjijikkan yang terpompa keluar siang malam, kalau dikumpulkan dan ditimbang mungkin sudah ada 1 kilo #lebay
tapi batuk ini sepertinya tak kunjung reda. berbagai saran, riset internet dan baca forum dari mereka yang hamil dan mengalami derita serupa sudah habis kubaca-baca. aku ternyata tak sendiri, banyak bumil di luar sana, dari seluruh penjuru dunia, yang pernah menderita juga seperti aku, meski dengan kondisi yang berbeda-beda. semua cuma menyarankan agar pasrah saja, nanti juga hilang sendiri, hehe. ada yang katanya butuh 2 minggu, 1 bulan, bahkan 3 bulan! alamakkkk..... aku tambah pasrah!
tapi separah-parahnya batuk, begitu dahak di paru-paru mulai berkurang, eh... batuknya juga mulai agak baikan ternyata. pelan tapi pasti aku mulai bisa memejamkan mata. dibantu humidifier (alat pelembab udara) yang dibelikan suami di hari kedua aku tak bisa tidur, untuk mengatasi masalah central heating/pemanas di rumah yang menyebabkan udara jadi kering dan tidak baik untuk penderita batuk. kini aku lebih nyenyak tidur dengan bantuan alat pelembab udara ini.
untungnya sih aku masih cuti akhir tahun. kalau ini hari kerja, praktis aku harus berhenti ngantor sementara. tapi bete juga ya, cuti-cuti malah sakit parah dan harus bertapa di kamar berhari-hari, hiks hiks....
minggu ke-23
30 des - 5 jan
tahun baru, kulalui dengan cuma menonton gegap gempita pesta kembang api di london dan kota-kota besar lain di dunia (termasuk pestanya pak jokowi di jakarta), melalui layar kaca dan internet. biasanya juga ga pernah keluar juga sih, ngapain dingin-dingin tengah malem berada di luar rumah cuma untuk nonton kembang api, males pisan, hehehe.
eh, satu malam, pas masih belum bisa tidur, hape-ku yang selalu nyala tapi tak pernah ada yang nelpon, tiba-tiba bunyi pas jam 3 pagi. ternyata kakakku di depok ngirim sms, mengabarkan berita duka, temen lamaku pas kuliah di jogja dulu berpulang ke alam baka, langsung melow deh. mana masih sakit, ditambah kabar buruk itu, secara mental aku jadi tambah drop. parah!!
besoknya aku cerita ke suami, sambil nangis. sedih saja, sedih banget tiba-tiba.... bawaan hamil juga kali ya... pas melow koq ya jadi suntuk dan down banget, pas hepi koq ya hepi banget. hiks!
mana setelah tahun baru, besoknya adalah hari kerja pulak. kupikir-pikir lagi, ga mungkin rasanya aku kudu nyetir mobil dengan kondisi seperti ini, sudah agak baikan tapi belum pulih benar. meski sudah mulai bisa tidur, tapi kondisi fisik masih lemah karena gempuran batuk dan tidak tidur berhari-hari kemarin itu. hari rabu pagi tanggal 2, hari pertama masuk kerja di tahun 2013, aku terpaksa kirim email ke HRD dan si boss, menjelaskan kondisiku. karena pada intinya aku hanya lemah fisik tapi masih bisa internet-an dan ngetik di laptop, aku putuskan tetap kerja tapi dari rumah saja (bukan absen sakit).
aku kirim email ke rekan sekerjaku untuk mengirimkan dokumen-dokumen yang aku perlu untuk aku review selama 3 hari ke depan ini. praktis aku niatkan hari rabu, kamis dan jumat kerja dari rumah supaya proses pemulihan menjadi lebih cepat. HRD oke-oke saja seperti biasa, eh.. lha tau-tau si boss mbales emailku, dan cerita kalau dia ga masuk kerja juga karena flu parah, dan jangan khawatir soal kerjaan katanya, konsentrasi saja supaya cepat pulih! hahaha... kosong donk kantor.... eh masih ada rekanku dink, sendirian dia katanya di kubikel departemen, 3 yang lain ga ada yang masuk. kesian deh dia, kerja sendirian hihihi....
eh, niat 3 hari kerja dari rumah juga sulit ternyata, bawaannya malah tidur melulu :-) cuma sesekali bales email kalau ada yang masuk dan nanya sesuatu. selebihnya ya ngorok, makan, balik tidur lagi. ya sutralah, kantor juga masih sepi ini #hehehe
...bersambung...
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
huhuhu ikutan sedih deh denger (eh, baca) mbak kambuh bronkitisnya :(
ReplyDeletetapi tetap semangat mbak!!! Semoga beebee baik2 aja walau ibunya minum obat2an batuk ya...
sekarang gimana kondisinya? apa masih minum obat?
eh makasih udah ditambahin penjelasan soal "susu sapi" nya di postingan sebelum ini. Tambahan tapi tetep panjang ya mbakkk :p
huhuhu... makasih simpatinya, jadi terharu biru *berpelukannnnn* iya koq tetep semangat, sekarang udah sembuh hehe... obat cuma minum yg diresepkan dokter saja. yg sirupnya, cuma abis 1 botol kecil saja, meski masih batuk dikit2 pas botolnya abis, ga mau beli lagi, meminimalkan dosis hehe.... iya nih aku kalau nulis tambahan kenapa kudu panjang gitu yak.. ajarin donk nulis pendek hahaha
DeleteDuh Nayaaaaa...
ReplyDeleteMudah mudahan cepet sehat deh yaaaah...
Tapi apakah si bronchitis itu kambuh karena situasi tertentu ato gimana sih? apakah udara dingin mungkin?
Soalnya kalo bisa ketahuan apa yang memicu kambuhnya, kan bisa dihindari...
mudah mudahan aja sehat terus yah Naaaay...
*peluk jauh dari Bandung*
makasih bibiii *peluk balik dari cambridge*...
Deleteudah sehat koq sekarang bi :-) cerita bronchitis-nya udah ditulis draft-nya separo nih, sebentar lagi tayang haha... sekalian jawab pertanyaan bibi.... penginya mah ga usah kambuh2 lagi, tapi udah berhasil menghindar selama 4 tahun koq, baru th ini kambuh hehe...
I hope you will be fine always jeng Nay, xx
ReplyDeleteTake care yach... xx
makasih jeng ninin... doain lancar jaya yaaa :-))) you take care too...
Delete