Monday, 14 October 2013

cuti setahun

sejak tahu aku hamil si ethan, aku dan suami mulai rembugan mengenai kenyataan bahwa aku harus mengambil cuti melahirkan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap finansial keluarga.

faktanya, sejak lulus kuliah dan mulai bekerja, aku memang sama sekali belum pernah tidak berpenghasilan bulanan sendiri. bahkan ketika tahun 2005 aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan pergi meninggalkan tanah air untuk kuliah ke eropa pun, tiap bulan aku masih memperoleh uang saku dari pemberi beasiswa. jadi meskipun ceritanya tidak bekerja, aku masih tetap berpenghasilan, alias selalu ada pemasukan ke rekeningku di bank.


nah sejak hamil dan mulai memikirkan mengenai cuti melahirkan, aku sempat khawatir dan was-was juga. karena perusahaan tempatku bekerja saat ini notabene adalah sebuah perusahaan swasta mandiri kecil yang karyawannya sedikit jumlahnya. bukan perusahaan multi nasional yang cabangnya ada di mana-mana. biasanya perusahaan besar mempunyai kebijakan pemberian cuti melahirkan yang tentu saja lebih baik dari sebuah perusahaan kecil yang hanya memberikan hak minimum mengikuti aturan pemerintah saja tanpa ada tunjangan-tunjangan lain seperti halnya perusahaan multi nasional.

untungnya di inggris hal-hal seperti ini sudah ada peraturannya dan perusahaan yang melanggar akan memperoleh sangsi keras dari pemerintah jika tidak mematuhi, jadi masih lumayan juga sih tunjangan cutinya. pada intinya cuti melahirkan di inggris ini boleh diambil sampai satu tahun penuh, ga masalah besar kecilnya perusahaan tempat bekerja karena semua terkena peraturan yang sama. cuti setahun ini dalam artian kita bisa mengambil cuti tersebut dan setelah setahun masih punya hak atas posisi jabatan yang sama di dalam perusahaan, dan perusahaan harus menjamin hak karyawan tersebut. kalau tidak, perusahaan boleh dibilang melanggar peraturan.

nah, selama cuti setahun ini, hitung-hitungan gajinya yang beda antara perusahaan kecil dan besar. kalau mengikuti peraturan pemerintah inggris saja, tiap perusahaan wajib membayar gaji karyawan yang cuti melahirkan sebesar 90% gaji normal, selama minimal 6 minggu (atau 1.5 bulan). setelah itu, beberapa perusahaan besar ada yang terus menggaji karyawannya sebanyak jumlah yang sama sampai setahun penuh sebagai tunjangan ekstra, ada yang membayar sampai 6 atau 3 bulan saja, tergantung kebijakan masing-masing dan tentunya tergantung kaya atau tidaknya perusahaan tersebut untuk memanjakan karyawannya. namun sayangnya perusahaan kecil seperti tempat aku bekerja sekarang ga akan sanggup memberikan tunjangan ekstra itu.

jadi untuk tidak melanggar peraturan pemerintah, kalau mengambil cuti melahirkan, di perusahaan kecil seperti perusahaan tempatku bekerja cuma akan menggaji sebanyak 90% gaji normal selama 6 minggu setelah cuti saja. setelah itu, ada yang namanya tunjangan melahirkan yang besarnya ditentukan oleh pemerintah, tidak bergantung tinggi rendahnya jabatan karyawan akan memperoleh jumlah yang sama. besarnya mungkin sangat lumayan kalau dirupiahkan, tapi bagiku tetap jauh lebih kecil dari gaji bulananku. tunjangan inipun cuma dibayarkan selama 9 bulan saja, dan sisanya 3 bulan sampai cuti melahirkan genap setahun, karyawan tidak akan memperoleh apa-apa lagi, kecuali tentu mereka yang beruntung bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar yang punya kebijakan yang lebih baik tadi, yang masih tetap memperoleh tunjangan ekstra.

peraturan dan fakta inilah yang dulu sempat membuatku cemas.

bagaimana kalau uang yang masuk tiap bulan ga bakal cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sekeluarga? bagaimana rasanya ga punya gaji utuh tiap bulan? bagaimana kalau tekanan finansial ini terlalu berat buat kami tanggung? #mulailebay

aku dulu pernah tulis di salah satu postingan, lupa yang mana hehe, bahwa dalam menjalankan roda rumah tangga, aku memang turut berkontribusi dari segi finansial, sampai bayar rumah pun aku bersedia 50-50 (baca: fifty-fifty). tadinya ya lancar-lancar saja, wong dua-duanya kerja. sampai ketika aku cuti ini, barulah kami merasa ada ketimpangan pemasukan yang harus segera kami carikan solusinya. karena kami selalu mengambil kesepakatan berdua, dan karena keputusan untuk membentuk sebuah keluarga kecil dengan menghadirkan seorang buah hati di tengah-tengah keluarga kecil kami juga melalui pemufakatan berdua, maka kamipun sepakat untuk mengatasi masalah ini berdua juga #masa sama orang sekampung seh :-p

maka ketika usia kehamilanku memasuki trimester ketiga, atas saran hrd tempatku bekerja, aku diminta untuk mengajukan permintaan cuti. karena masih kurang yakin dan khawatir akan ini itu setelah cuti dan ga gajian penuh lagi, maka akupun mengajukan cuti selama 3 bulan saja, dari satu tahun yang bisa diambil. alasanku waktu itu, kalau wanita karir di indonesia bisa cuti cuma 3 bulan dan setelah itu masuk kerja lagi seperti biasa (kecuali yang kemudian memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja), maka akupun harusnya bisa. ya kan, ya kan....

soal siapa nanti yang akan mengasuh si dedek bayi, waktu itu sih aku mengandalkan uluran tangan ibuku yang kebetulan sudah menyatakan kesediaannya untuk datang ke inggris selama 6 bulan (sesuai batas maksimal ijin visa kunjungan keluarga). jadi aku tenang-tenang saja deh, meski sempat juga mendengar selentingan dari sesama rekan kerja sekantor, yang seakan tak percaya ada orang yang cuma mengambil cuti melahirkan selama 3 bulan saja. beberapa terutama yang sudah ibu-ibu sempat menggodaku, kata mereka ga bakal deh aku tega ninggal anak untuk masuk kantor lagi pas si anak baru 3 bulan, itu kan pas imut-imutnya kata mereka. aku bilangnya sih, bisa lah, di indonesia kami semua cuma dapetnya 3 bulan kok, jadi harus bisa hihihi #sokyakin

nah, ketika usia si ethan masuk bulan kedua, baru deh kenyataan menghantam bagai palu godam! #lebay

ternyata aku ga tega bakal ninggalin si ethan buat masuk kantor lagi dalam satu bulan ke depan, pas akhir juli-an. tambah lagi, ibuku rupanya berubah pikiran dan mulai nyebut alasan ini itu gimana nanti begini begitu, inggris dingin lah, ga bisa ngomong inggrislah #hihi, yang ujung-ujungnya ga jadi berangkat. ya sutralah pikirku. maka di awal usia si ethan masuk bulan ketiga, aku mengajukan ijin cuti lagi ke hrd-ku, dari cuti 3 bulan menjadi 6 bulan, diperpanjang lah istilahnya, sambil berharap ada lagi yang mau bantuin aku ke sini buat ngejagain ethan setelah ia 6 bulan nanti.

singkat cerita, sekarang ketika umur si ethan udah merayap mencapai 5 bulan lebih menuju ke 6 bulan, dan belum ada titik terang mengenai siapa nanti yang akan mengasuh kalau aku masuk kerja akhir oktober nanti, dan aku masih ga tega untuk mengirimnya ke tempat penitipan bayi, sementara ide untuk mencari baby sitter di sini aku koq masih kurang yakin aman tidaknya, akupun mulai pusing lagi. 

eh tapi kenapa harus pusing sih? tanyaku pada diri sendiri. sudah hampir 6 bulan aku cuti, kondisi keuangan rumahtanggaku rupanya adem ayem dan baik-baik saja. meski gajiku jauh dari gaji normal dan cuma memperoleh tunjangan melahirkan, toh semua masih baik-baik saja. memang kontribusiku berkurang dari sisi ini itu, tapi aku masih bisa ikut nyicil rumah lho, haha...

yang mulai jarang rupanya sekarang aku ga pernah shopping keperluan untuk diri sendiri lagi. lagipula bagaimana bisa jalan-jalan sendiri sekarang sambil bawa-bawa bayi, rempong lah. sedangkan tagihan-tagihan lain, semua diurus suami. kami berduapun akhirnya rembugan lagi. 

dengan pertimbangan bahwa cuti di rumah sambil momong anak sendiri itu ternyata enak sekali #hihi, menimbang bahwa ternyata kekhawatiran kami mengenai segi finansial keluarga juga tidak terbukti berpengaruh secara signifikan dan kami masih baik-baik saja, menimbang bahwa setelah membaca salah satu postingan si bibi titi teliti yang mana ia menyebutkan sampai rela mengorbankan hidupnya selama 5 tahun untuk anak-anaknya tumbuh di tangan ibunya sendiri selama masa penting pertumbuhan mereka dan bukannya malah berkarir dan menyerahkan anak ke orang lain #terharu hiks hiks, aku jadi merasa bersalah dan tersadar!

kenapa aku yang diberikan kesempatan untuk bisa mendapatkan cuti resmi selama setahun, malah tidak memanfaatkan keuntungan itu? sedangkan di indonesia yang rata-rata kebijakan cutinya masih 3 bulan, banyak yang mengalah dan terpaksa tidak kembali bekerja, kenapa aku malah ingin kembali bekerja secepat mungkin hanya karena khawatir mengenai finansial semata? betapa bodoh, mata duitan dan egoisnya emak si ethan ini! #keplak

terlebih lagi merawat anak sendiri di awal-awal masa pertumbuhannya, tentu sangat jauh berbeda tingkat kualitas kedekatan emosi yang terbangun antara ibu dan anak, dibandingkan jika si anak diasuh oleh orang lain, siapapun itu. bisa jadi neneknya, sodara, baby sitter atau nanny, pembantu, dan lain sebagainya. aku rasakan sendiri tingkat kedekatanku dengan ibuku sendiri sangat kurang dibandingkan dengan nenekku, karena dulu ibuku bekerja full-time dan kami semua besar diasuh oleh nenek. meski situasi seperti ini kebanyakan karena ga adanya pilihan lain dan bukanlah sebuah kesalahan, tapi aku tak mau ini terulang ke anakku. banyak juga ibu-ibu di luar sana yang kurang beruntung dan tidak punya pilihan lain hingga dihadapkan pada pilihan yang sulit antara mengasuh bayi sendiri tapi kekurangan secara finansial, atau kembali bekerja tapi terpaksa menyerahkan hak asuh ke orang lain. sungguh berat memang!

ditambah lagi si ethan dari umur 45 menit sejak lahir, sudah jagoan nenen. jadi sampai sekarang ia menolak botol, menolak kempeng, dan ga pernah nyicip susu formula sekalipun. kalau aku masuk kerja, gimana donk dia minumnya, dikasih botol aja ga mau, beuh! selain itu aku juga kepengin memberikan asi yang terbaik kalau bisa sampai ia umur dua tahun atau lebih, jadi kalau aku kudu ngantor sepertinya mau ga mau akan mengganggu kenikmatannya menikmati asi. bisa sih dengan asi perah, simpan di kulkas, bekukan di freezer, cairkan, hangatkan, masuk botol, kasih ethan, dilempar ke lantai botolnya... hahaha...

tambah lagi, kalau cuma urusan duit sih masih bisa dicari lagi lain waktu, tapi melihat perkembangan anak sendiri selama satu tahun pertama, di mana saat itu adalah saat terpenting bagi seorang bayi untuk bertumbuh dan mengalami paling banyak perubahan dalam hidupnya, alangkah sayangnya untuk dilewatkan.

jika kebijakan di indonesia yang hanya membolehkan seorang wanita karir untuk cuti hanya selama 3 bulan saja, seharusnya aku merasa bersukur dan memanfaatkan penuh kebijakan pemerintah inggris yang membolehkan cuti selama setahun! dan seharusnya aku iri terhadap wanita-wanita karir di jerman yang bisa memperoleh hak cuti momong bayinya selama 3 tahun penuh sebelum masuk kerja lagi dan masih dijamin haknya sebagai karyawan. kapan ya inggris bisa begitu? #hehe

setelah sempat galau dan lebay, akhirnya akupun yakin...

seijin suami, minggu kemarin kukirim lagi surat ke hrdku, setelah aku diskusi dengan mereka sebelumnya melalui telepon, bahwa aku akan mengambil hak cutiku penuh sampai setahun, yang mana jadwalnya nanti balik kerja lagi akan jatuh pada pertengahan april tahun depan. tapi rupanya mereka juga menyarankan aku jika mau memperpanjang cuti masih bisa menggunakan hak cuti tahunanku yang sama sekali belum kupakai tahun 2013 ini, yaitu cuti 25 hari, ditambah lagi hari libur nasional ada 7 hari selama masa cuti setahunku tadi. 


supaya puas momong ethan, akupun setuju untuk menambah semua cuti itu jadi satu, hingga kalau ditotal jendral cuti melahirkan yang aku ambil jadi 1 tahun + 25 hari kerja + 7 hari kerja. karena aku dulu mulai cuti kerja tanggal 22 april 2013, maka aku akan masuk kerja lagi nanti tanggal 9 juni 2014 (total 13.5 bulan). udah gitu, mulai april nanti gajiku sudah utuh lagi meski aku masih cuti. udah gitu, aku masih punya cuti tahun 2014 selama 25 hari lagi untuk dipakai dari juni-desember 2014. uenake rekkk...

kerja di perusahaan kecil aja udah enak gini yah, apalagi kalau kerja di perusahaan gede seperti coca-cola inggris yang katanya karyawannya yang cuti melahirkan selama setahun tetap digaji utuh selama setahun juga! apalagi kerja di perusahaan gede di jerman, apa mereka digaji utuh selama 3 tahun juga yah? sayangnya ga sih, cuma digajinya setahun doank kata salah seorang temanku yang asli orang sana, yang dua tahun cuti ga digaji. tapi tetap lumayan kan. nanti lah kalau dah bosen kerja di kantor ini, pengin nyari kantor baru yang kebijakan cutinya lebih baik, siapa tahu nanti pas anak kedua dapet kantor yang ngasih cuti setahun dan bergaji utuh #ngarepdotcom

soal finansial yang sempat kami berdua khawatirkan dulu, kami sepakat solusinya suami men-support segala keperluan rumah tangga sampai aku bisa berkontribusi kalau sudah masuk kerja lagi, meski artinya harus menggerogoti tabungan pelan-pelan. but no problem, don't worry katanya. meski aku masih merasa aneh karena seumur-umur selalu berpenghasilan sendiri, make duit-duit sendiri, baru kali ini bakal minta orang lain, eh..suami. tapi kapan lagi yak? kan katanya kalau istri kerja itu, duitku adalah duitku, duitmu adalah duit kita #hihihi

yo wis kalau gitu, mantab! see you next year, my dear office desk...


.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

6 comments:

  1. woooh mantep tenan mbak! sip!
    kadang aku setuju karo tulisan sampeyan, kadang yo ora. Tapi saiki aku setuju 101% karo keputusan lan tindakan sampeyan dan misua, xixixi
    salam sun buat dek Ethan ganteng yaaaa :*
    Biyen aku mimik ASI sampe umur 4 tahun mbak, masiya ibuku kerja. Lha aku yo ra gelem mimik saka dot. Geleme banyu putih, wakaka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha lha mosok kudu setuju terus, jenenge buntut iku yen opo-opo mung setuju wae, hehe. wah wareg tenan iku nganti 4 tahun, ra ngerti iki mengko ethan iso tekan umur piro asi-ne, mugo-mugo isih doyan yen aku wis balik ngantor :-)

      Delete
  2. anak itu rejeki yang tak ternilai harganya...selamat deh mb esti dah ambil keputusan yg tepat...aku dukung...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mbak heny, uang masih bisa dicari ya, kalau masa kanak-kanak anak kita sendiri begitu lewat ga akan kembali lagi :-)

      Delete
  3. Duuuuh, enak'e rek
    Seandainya disini bisa cuti setahun *ngayal
    Selamat menikmati kebersamaan sama baby ethan ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasihhhhh :-0) mudah2an di sana cutinya boleh nambah yah ga cuma 3 bulan, semoga

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...