kemarin nemu video di instagram.
lagi-lagi tentang drama diaspora. harap maklum lah aku sendiri juga seorang diaspora jadi linimasaku memang ngga jauh-jauh dari postingan random para diaspora di berbagai negara dengan berbagai cerita hidupnya. ada yang drama, ada yang manfaat, ada yang iseng, banyak deh. namanya juga random.
nah, satu video ini aku ngga suka!
meski aku juga paham, si mbak-mbak diaspora yang bikin video ini maksudnya mungkin baik, dan sama sekali ngga ada niat apapun untuk nyerang pribadi siapapun. tapi menurutku dia salah karena ada hal yang dia masih ngga paham sepenuhnya apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa hal yang dikeluhkan terjadi seperti itu. tapi dia justru menyalahkan orang lain. makanya topik ini akan kubahas di sini, jadi nanti kalau ada diaspora yang posting topik serupa dan pengin kukasih paham, tinggal kukasih tautan ke tulisan ini, no debat.
ceritanya, si mbak ini ngga habis pikir kenapa setiap kali doi terbang dan berada di bandara lalu ngelihat atau papasan dengan sesama orang indonesia di bandara manapun di luar negeri, sangat sedikit sekali orang indonesia yang dia temui itu yang "ramah" dan mau bertegur sama dengan dia. bahkan dia sampe ngasih contoh gimana diaspora yang dia temui di bandara itu "melengos" dan nyuekin dia. ngga mau nyapa, ngga mau ngobrol, seolah ngga mau kenal.
dia anggap perilaku diaspora yang seperti itu adalah perilaku yang salah, karena sebaiknya sebagai sesama diaspora dan sebagai sama-sama wni yang sedang merantau di negeri orang itu, seharusnya kalau ketemu di bandara itu saling menyapa, dan saling tersenyum dengan ramah. bukannya malah melengos!
menurut dia, padahal dia sudah senyum duluan lho. sudah menyapa duluan, sudah mencoba ngajak ngobrol duluan. meski ada satu dua yang mendapat tanggapan baik, tapi engga sedikit yang cuek dan seolah ngga mau kenal, atau ngga mau disapa sebagai sesama orang indonesia yang merantau.
melihat video ini aku mikir, apa betul yang dikeluhkan dia itu?
apa betul kalau para diaspora yang melengos dan ngga mau disapa dia di bandara itu semuanya ngga ramah dan bisa dikategorikan sebagai orang yang kurang baik sikapnya karena engga mau balas menyapa?
apa betul, bahwa semua diaspora yang ketemu secara random di bandara di luar negeri itu harus saling ramah dan menyapa satu sama lain?
emang ada aturannya harus begitu?
***
kolom komentar di bawah video itupun rame.
ada yang mendukung kalau si mbak diaspora itu benar. harusnya sesama diaspora itu jangan sok-sokan sombong, ngga mau disapa dan ngga mau menyapa kalau ketemu di bandara. emang udah sehebat apa sih tinggal di luar negeri jadi sok segitunya melengos ngga mau disapa? kan bagus tuh bisa punya kenalan baru, nambah sodara dan teman di perantauan. apa salahnya? kan itu hal yang positif. kenapa malah melengos? cih, sombong!
ada beberapa komen yang bernada netral dan mencoba memahami dari berbagai sudut pandang lain. karena mungkin di bandara itu kan situasi kadang hiruk pikuk jadi mungkin memang bukan tempat yang ideal buat membuat pertemanan baru kecuali situasi mendukung, misalnya pesawatnya delay 10 jam jadi pada gabut hehe. dan lain-lain masih banyak lagi komentar-komentar dari berbagai sisi.
tapi lagi-lagi, format sosial media yang cuma membatasi durasi video selama sekian detik, dan rata-rata respon yang ditulis di kolom komen itu cuma sebaris atau dua baris kalimat doank, engga ada satu komentarpun yang melihat situasi si mbak diaspora ini, dari sudut pandang yang lain. dan sudut pandang yang hilang inilah yang akan kubahas di sini. karena kalau ngga dibahas di sini engga bakalan ada yang ngebahas 😁
jadi mari kita simak sudut pandangku!
***
di dunia ini ada dua macam tipe kepribadian manusia, yaitu introvert dan ekstrovert.
tipe kepribadian ini berhubungan dengan cara mereka mendapatkan energi dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.
orang introvert biasanya mengisi ulang energi tubuhnya (atau ngecas baterenya) dengan menyendiri atau dengan berada dalam suasana tenang tanpa gangguan di sekitar mereka. jika orang introvert terlalu banyak berinteraksi sosial, biasanya bisa membuat mereka cepat lelah. ciri-ciri umum orang introvert itu antara lain:
- lebih nyaman dengan percakapan mendalam daripada basa-basi
- suka menyendiri atau menghabiskan waktu dengan sedikit orang dekat
- cenderung berpikir dulu sebelum berbicara
- bisa tampak pendiam atau pemalu, tapi tidak selalu seperti itu karena banyak introvert yang percaya diri, hanya saja lebih hemat energi dalam bersosialisasi
- lebih suka aktivitas tenang seperti membaca, menulis, mendengarkan musik, berjalan sendirian.
sebaliknya, orang yang berkepribadian ekstrovert, mereka biasanya mengisi ulang energi (atau ngecas baterenya) dengan cara berinteraksi sosial, melakukan aktivitas di keramaian, dan pengalaman di luar rumah. ciri-ciri umum orang kestrovert antara lain:
- senang bertemu banyak orang, mudah memulai percakapan
- merasa semakin bersemangat kalau berada di tengah keramaian
- lebih spontan, ekspresif, dan terbuka
- suka mencoba hal-hal baru, mencari pengalaman seru
- kadang kesulitan jika terlalu lama sendiri, bisa merasa bosan atau “kosong” dan ingin bersosialisasi
sebenernya kedua tipe di atas adalah ujung spektrum kepribadian. nyatanya, jarang ada manusia yang 100% introvert atau 100% ekstrovert. setiap individu selalu punya kecenderungan untuk lebih condong ke satu arah, dan lebih banyak atau mayoritas yang berada di perpaduan antara keduanya yang disebut ambivert, yaitu punya sisi introvert dan ekstrovert tergantung situasi.
itu tadi teori tentang introvert, ekstrovert and ambivert. paham sampe sini ya.
***
nah, sekarang coba bayangkan kamu adalah seorang yang cenderung ekstrovert!
kamu sangat hobi jalan-jalan dan ketemu orang asing, di manapun, kapanpun. karena semakin banyak ketemu orang, semakin banyak energi yang kamu peroleh dari bersosialisasi itu. satu hari kamu kudu terbang pake pesawat. excited pastinya yah kalau mau perjalanan itu. dengan riang gembira kamu ke bandara. asyiknya melihat keramaian bandara, banyak orang lalu lalang, banyak toko-toko, banyak aktivitas, buzzing lah kalau orang inggris bilang. energimu jadi banyak kan, batere ke-cas penuh, semangat membara dan menyala-nyala.
eh, trus kamu lihat ada orang indonesia di bandara itu. udah lama banget kamu ngga ketemu orang indonesia. jadi tiap kali ngelihat ada satu lewat, pasti ada perasaan yang membuncah di dadamu buat nyapa dia. karena udah kayak sodara aja gitu meski sama sekali ngga kenal. kan kamu di luar negeri, jauh dari tanah air, jadi semua wni di luar itu bisa dianggap kayak sodara!
doh, buncahan perasaan itu semakin kuat dan kamu ngga bisa nahan diri lagi untuk ngga mulai ngelempar senyum dan menyapa. pastinya yang kamu harapkan, dia juga senyum balik. lalu berjabat tangan atau sekedar bilang hai, orang indonesia juga yah? mau kemana? ama siapa? di sini tinggal di mana? tukeran nomer telpon yuk, kapan-kapan bisa janjian dan ketemuan. bla bla bla....
eh ternyata yang diajak senyum malah melengos! pura-pura ngga lihat, pura-pura ngga kenal. emang sape elu? iye tau elu orang indonesia, emang kenapa? norak banget pake senyum-senyum, cih! mind your own business!
kecewa donk, udah disenyumin malah dipelengosin. wajar donk kalau ngga terima lalu bikin video dan diupload di sosmed. engga habis pikir kenapa kok ya bisa ada diaspora sesombong itu. yang diajak senyum malah melengos. ngga sopan banget!
***
sekarang coba bayangkan kamu adalah seorang yang cenderung introvert!
kamu ngga hobi jalan-jalan, apalagi ketemu orang asing. karena semakin banyak ketemu orang, energi atau bateremu cenderung cepat abis dan cepat membuatmu lelah, seperti abis ketemu dementor si penyedot kebahagiaan. jadi kamu selalu menghindari momen-momen yang bisa menyebabkan batere tubuhmu cepat abis. satu hari kamu kudu ke bandara. hey, orang introvert juga butuh terbang juga satu waktu, ngga kudu ngumpet di rumah terus yekan.
dari sebelum ke bandara pun kamu udah stress dengan segala tetek bengek persiapan perjalanan itu. orang introvert memang cenderung lebih sering was-was dan cemas kalau sudah urusan yang melibatkan keluar rumah, termasuk terbang pake pesawat. perjalanan ke bandara syukurlah lancar-lancar saja. sampe bandara, dengan banyaknya orang berlalu lalang, kecemasanmu makin naik. terlalu bising dan pengeras suara yang tiba-tiba ngasih pengumuman buat para calon penumpang, bisa saja membuatmu kaget. kamu cuma pengin cepet terbang, sampe ke tujuan supaya kecemasanmu berada di keramaian cepat selesai.
mana kudu nunggu boarding masih lama pulak. mending pasang headphone dan ngedengerin musik sambil baca buku yang kamu bawa aja, nyari pojokan yang agak sepi supaya bisa ngurangi kecemasan di keramaian. eh, baru jalan beberapa langkah, ada seorang perempuan yang kelihatan dari parasnya mungkin orang indonesia, yang senyum-senyum ke kamu. doh, kamu ngga siap buat beramah tamah sama dia, siapapun itu. kamu tahu dia mungkin berniat baik dan cuma mau kenalan sebagai sesama perantau atau diaspora. tapi batere di tubuhmu sudah hampir habis. kesedot semua hal yang harus kamu hadapi sejak keluar rumah ke bandara ini, dan ketemu begitu banyak orang.
engga ada lagi tenaga buat basa-basi dan senyum ramah ke orang baru, apalagi kenalan dan pura-pura ceria. udah bener-bener engga ada energi lagi meski buat senyum sedikitpun. reaksi paling cepat, melengos!
beres! tetep jalan terus, lempeng, cari tempat yang aman dan sepi, supaya bisa agak nafas lega sedikit. sebelum giliranmu naik pesawat tiba. bodo amat mau disebut sombong kek, sok luar negeri kek, apa kek. yang penting mental aman, ngga nambah stress dengan berbasa basi dan ngobrol dengan orang baru itu.
phew!!!
***
udah paham kan sampe sini?
dari dua sisi pandang di atas, kira-kira kalau aku sebut si mbak yang ngga terima dipelengosin di bandara dan upload video itu sebagai makhluk ekstrovert yang egois, boleh ngga? kalau kusebut dia sebagai diaspora yang sok ramah, padahal intinya dengan ngajak kenalan orang baru itu supaya dia bisa ngecas batere di tubuhnya sendiri, sama aja dia egois kan? adil ngga kalau kusebut gitu?
kalau dia ketemunya di bandara sama diaspora yang sama-sama ekstrovert sih ngga papa. boleh aja hore-hore heboh kenalan lanjut tuker nomer hp, lalu ngobrol berjam-jam sambil nunggu pesawat boarding. good for both of them, congratulation on the new friendship! tapi kalau ketemunya sama yang introvert itu kayak dementor cari mangsa ngga sih?
orang yang cenderung ekstrovert memang selalu mengira kalau semua orang itu kudu seperti mereka. karena logikanya, kan ngga masuk akal mana ada sih manusia yang engga suka bersosialisasi? kan memang kita makhluk sosial? padahal kaum ekstrovert sering keliru. mereka mengira seperti itu, karena mereka seperti itu. siapa sih yang ngga hepi kalau setiap ketemu orang energi tubuh malah bertambah? ya pastilah maunya ketemu orang sebanyak mungkin. karena nagih! sumber energi! batere penuh!
padahal ada lebih banyak manusia yang cenderung introvert di muka bumi ini. yang ngga suka disapa. yang ngga suka kenalan dengan orang baru. yang ngga suka di keramaian tapi terkaadang terpaksa harus berada di tempat ramai seperti bandara karena engga ada bandara yang sepi.
dan aku adalah salah satunya.
aku ambivert cenderung introvert. bisa berbaur dan bersosialisasi kalau memang siap untuk itu dan situasinya mendukung, tapi bisa juga kejebak di situasi di mana aku pengin lari dan menyendiri karena energiku benar-benar hampir habis setelah berada di keramaian.
nanti kapan-kapan kubahas tentang ini di tulisan terpisah. untuk tulisan ini, sampe di sini aja dulu bahasannya. semoga kalian paham sudut pandangku ini ya. jadi kalau satu hari kalian mungkin ngelihat aku ngga sengaja dan random ada di bandara dan kalian pengin nyapa atau kenalan, bukannya aku sombong, sok, atau gimana. aku cuma pengin ngga stress dan menghemat energiku. jadi mohon maap sebelumnya, kalau kemungkinan besar aku juga akan...
melengos!
😆