sudah kuduga! suamiku itu orangnya anget-anget tai ayam. baru sebulan berkutat dengan kebun petak kami yang baru, sudah lebih dari dua bulan dia tidak pernah lagi ke sana. bukan karena jauh tempatnya, bukan pula karena cuaca yang sudah mulai menggigit dinginnya. tapi semata-mata karena dia kehilangan semangat!
biasalah, kalau masih baru disayang-sayang. sebulan langsung terlupakan (mudah-mudahan teori ini tidak berlaku untuk pernikahan kami, amin). berkali-kali kuledek suamiku agar merasa malu dan mulai semangat lagi untuk bertani, tapi sepertinya sia-sia belaka. buktinya sudah dua bulan dia belum beranjak juga.
biasalah, kalau masih baru disayang-sayang. sebulan langsung terlupakan (mudah-mudahan teori ini tidak berlaku untuk pernikahan kami, amin). berkali-kali kuledek suamiku agar merasa malu dan mulai semangat lagi untuk bertani, tapi sepertinya sia-sia belaka. buktinya sudah dua bulan dia belum beranjak juga.
namun minggu lalu, tiada hujan tiada angin tiba-tiba dia mengatakan akan ke kebun petak lagi setelah dua bulan ini meninggalkannya terbengkalai. dia merasa bersalah dan merasa bertanggung jawab atas kelangsungan kebun petak kami. aku tertawa melihat dia bangkit kembali tanpa aku susah payah menyemangati. tak berapa lama setelah dia berangkat ke kebun, hapeku berbunyi.
suamiku telpon, minta diantarkan sarung tangan yang ketinggalan di garasi mobil. halah! dasar palupi!
suamiku telpon, minta diantarkan sarung tangan yang ketinggalan di garasi mobil. halah! dasar palupi!
agak malas juga sebenarnya ke sana. bukan apa-apa, di rumah aku sedang membersihkan dapur, cuci-cuci, trus mau setrika juga. tumpukan baju yang butuh gosokan mesra setrikaan sudah menggunung dan sudah sebulan terabaikan. sepertinya kami berdua memang pasangan paling malas sedunia haha. tapi kalau lagi rajin kami bisa dinobatkan jadi pasangan paling rajin sedunia lho! tergantung mood saja sih sebenarnya *ngeles dot com*
demi suami tercinta akhirnya aku berangkat juga. mobil kustarter cuma demi mengirimkan sepasang sarung tangan yang ketinggalan! ini mungkin hantaran sarung tangan paling mahal sedunia ya *lebay*.
sesampainya di sana, kulihat suamiku berdiri di tengah-tengah kebun petak kami yang....
WHAT!!!!!! OMG!!
apa yang terjadi???
kebun petak kami sudah berubah total! yang tadinya penuh gulma dan tanahnya masih keras, gersang dan kering, kini....ohhh... seolah tak percaya, aku mengusap-usap kedua mataku. kebun kami kini terlihat subur, rapi, dan tanahnya sudah terolah dengan sempurna!!!!
koq bisa?
sudah sebulan lebih sejak kebun itu menjadi hak milik kami untuk kami kelola, suamiku sudah berusaha sekuat tenaga untuk membersihkan gulma yang memang sangat-sangat liar dan lebat karena petak kami cukup lama terbengkalai tanpa penyewa. baca kebun petak 1.
dengan bermodalkan garpu kebun saja ternyata sangat sulit untuk mengolah dan membalik tanah di kebun petak kami, karena memang sudah terlalu lama memadat dan mengeras. suamiku tetap bersikeras untuk menggunakan tenaganya sendiri dan menolak untuk menggunakan rotavator atau mesin pengolah/pembajak tanah yang kecil ukurannya. aku cuma bisa menghela nafas. dasar lelaki keras kepala! siapa dulu donk istrinya..haha...
singkat cerita, akhirnya dia menjelaskan kepadaku bagaimana kebun petak kami berubah total dalam sekejap. ternyata sewaktu dia datang ke kebun petak setelah sekian lama mengabaikannya, seseorang menghampiri dan menanyakan apakah suamiku si penyewa. suamiku mengiyakan dan si bapak-bapak tadi menanyakan lagi apakah boleh ia menawarkan untuk membantu mengolah tanah kebun kami karena saat itu kebetulan petaknya juga sedang diolah. oleh siapa?
TRAKTOR!!!!
hahahahhaa....
yang paling lucu, si petani yang sedang mengolah petak si bapak-bapak tadi yang kebetulan petaknya tidak terlalu jauh dari petak kami, senang-senang saja melakukannya, dan tidak mau dibayar!!! masih banyak ternyata orang baik ya :-)
dan betapa beruntungnya suamiku hari itu. coba kalau dia pergi ke sananya kemarin, atau beberapa jam lagi, pasti si bapak petani dan traktornya sudah menghilang lagi. jarang-jarang dapat 'rejeki' tak terduga begini lho! meski cuma traktor gratis. timing-nya kudu tepat! meleset dikit, lewatlah sang keberuntungan. rupanya hari itu memang hari keberuntungan suamiku hehe....
suamikupun girang dan serta merta mengiyakan tawaran manis nan menggiurkan itu. iapun lupa akan janji-janji dan komitmennya dulu untuk mengolah kebun kami dengan kedua tangannya. mungkin memang berat dan perlu tenaga ekstra untuk mengolah tanah tanpa bantuan alat berat semacam traktor ya. jadi terbayang beban para petani di negeriku yang bertani tanpa alat bantu. hanya cangkul dan kerbau saja.
betapa hebatnya mereka! *angkat topi untuk para petani indonesia*
akhirnya, cuma perlu waktu 15 menit untuk membalik dan mengolah seluruh lapisan tanah di kebun petak kami dengan traktor raksasa. ya iyalah, tenaga mesin lawan tenaga nasi goreng. hehehe....
begitulah ceritanya, sekarang kebun petak kami sudah siap ditanami. tapi kami memutuskan untuk membersihkan akar-akar gulmanya terlebih dahulu sambil menunggu musim dingin tahun ini berlalu. dan kami akan mulai benar-benar bertani di musim semi tahun depan.
semangat!!!
demi suami tercinta akhirnya aku berangkat juga. mobil kustarter cuma demi mengirimkan sepasang sarung tangan yang ketinggalan! ini mungkin hantaran sarung tangan paling mahal sedunia ya *lebay*.
sesampainya di sana, kulihat suamiku berdiri di tengah-tengah kebun petak kami yang....
WHAT!!!!!! OMG!!
apa yang terjadi???
kebun petak kami sudah berubah total! yang tadinya penuh gulma dan tanahnya masih keras, gersang dan kering, kini....ohhh... seolah tak percaya, aku mengusap-usap kedua mataku. kebun kami kini terlihat subur, rapi, dan tanahnya sudah terolah dengan sempurna!!!!
koq bisa?
sudah sebulan lebih sejak kebun itu menjadi hak milik kami untuk kami kelola, suamiku sudah berusaha sekuat tenaga untuk membersihkan gulma yang memang sangat-sangat liar dan lebat karena petak kami cukup lama terbengkalai tanpa penyewa. baca kebun petak 1.
dengan bermodalkan garpu kebun saja ternyata sangat sulit untuk mengolah dan membalik tanah di kebun petak kami, karena memang sudah terlalu lama memadat dan mengeras. suamiku tetap bersikeras untuk menggunakan tenaganya sendiri dan menolak untuk menggunakan rotavator atau mesin pengolah/pembajak tanah yang kecil ukurannya. aku cuma bisa menghela nafas. dasar lelaki keras kepala! siapa dulu donk istrinya..haha...
singkat cerita, akhirnya dia menjelaskan kepadaku bagaimana kebun petak kami berubah total dalam sekejap. ternyata sewaktu dia datang ke kebun petak setelah sekian lama mengabaikannya, seseorang menghampiri dan menanyakan apakah suamiku si penyewa. suamiku mengiyakan dan si bapak-bapak tadi menanyakan lagi apakah boleh ia menawarkan untuk membantu mengolah tanah kebun kami karena saat itu kebetulan petaknya juga sedang diolah. oleh siapa?
TRAKTOR!!!!
hahahahhaa....
yang paling lucu, si petani yang sedang mengolah petak si bapak-bapak tadi yang kebetulan petaknya tidak terlalu jauh dari petak kami, senang-senang saja melakukannya, dan tidak mau dibayar!!! masih banyak ternyata orang baik ya :-)
dan betapa beruntungnya suamiku hari itu. coba kalau dia pergi ke sananya kemarin, atau beberapa jam lagi, pasti si bapak petani dan traktornya sudah menghilang lagi. jarang-jarang dapat 'rejeki' tak terduga begini lho! meski cuma traktor gratis. timing-nya kudu tepat! meleset dikit, lewatlah sang keberuntungan. rupanya hari itu memang hari keberuntungan suamiku hehe....
suamikupun girang dan serta merta mengiyakan tawaran manis nan menggiurkan itu. iapun lupa akan janji-janji dan komitmennya dulu untuk mengolah kebun kami dengan kedua tangannya. mungkin memang berat dan perlu tenaga ekstra untuk mengolah tanah tanpa bantuan alat berat semacam traktor ya. jadi terbayang beban para petani di negeriku yang bertani tanpa alat bantu. hanya cangkul dan kerbau saja.
betapa hebatnya mereka! *angkat topi untuk para petani indonesia*
akhirnya, cuma perlu waktu 15 menit untuk membalik dan mengolah seluruh lapisan tanah di kebun petak kami dengan traktor raksasa. ya iyalah, tenaga mesin lawan tenaga nasi goreng. hehehe....
begitulah ceritanya, sekarang kebun petak kami sudah siap ditanami. tapi kami memutuskan untuk membersihkan akar-akar gulmanya terlebih dahulu sambil menunggu musim dingin tahun ini berlalu. dan kami akan mulai benar-benar bertani di musim semi tahun depan.
semangat!!!
No comments:
Post a Comment