hari ini adalah peringatan hari raya imlek atau sering disebut sebagai tahun baru cina. meski di sini aku tetap ngantor alias tidak libur, peringatan hari raya imlek terasa juga gaungnya karena ramainya linimasa twitter dan berita-berita terkini dari penjuru dunia yang memberikan ucapan selamat tahun baru tak henti-henti.
seorang project manager di kantorku yang berkebangsaan selandia baru tetapi berdarah cina juga sibuk menerima ucapan selamat tahun baru pagi tadi dari teman-teman sekantorku, termasuk aku. dia senang-senang saja meski tetap mengeluhkan kenapa imlek masih harus masuk kerja hehehe...
sewaktu masih kuliah di manchester dulu, peringatan imlek menjadi momen yang tak terlupakan. seperti halnya di kota-kota lain di seluruh penjuru dunia, kota-kota di inggris juga pasti dihuni oleh kelompok ras terbanyak di muka bumi ini, ras cina. komunitas cina hampir selalu tumbuh di tengah-tengah kota terutama kota-kota besar, karena orang cina selalu identik dengan usaha dagang dan restoran. mereka juga senang hidup berkelompok di satu tempat, hingga muncullah istilah pecinan atau china town.
di demak, kota kecil tempat kelahirankupun ada pecinan. apalagi di kota sebesar manchester di inggris. pecinan di manchester tentunya beda dengan pecinan di demak, london atau new york. masing-masing punya ciri khas, karena pecinan dibangun selaras dengan tata kota dan aturan pemerintah setempat. meski demikian, memasuki area pecinan selalu menimbulkan rasa yang sama. aroma masakan cina, lampion-lampion yang menggantung di depan toko, tulisan-tulisan kanji bertebaran di mana-mana, toko-toko berderet yang menjual aneka ragam barang kebutuhan sehari-hari yang bertumpuk-tumpuk di kaca jendela, dan tentu saja ornamen bangunan khas cina yang sering dijumpai entah di pintu masuk sebuah toko, restoran, atau pajangan di tengah-tengah taman.
lebih seru lagi setiap tahun baru tiba, seluruh kota tiba-tiba berubah menjadi orang cina. makan masakan cina, membeli barang-barang kerajinan cina, atau berusaha berbicara dengan bahasa cina. entah itu di demak atau di manchester, semua orang ingin ikut merayakan datangnya tahun baru dengan berbondong-bondong datang ke pecinan untuk melihat pertunjukan barongsai. tak lagi penting apakah kulit mereka putih, hitam, kuning atau coklat. tak lagi penting apakah mereka berkebangsaan india, indonesia, inggris, cina atau arab. semua bergembira. semua dengan sadar memutuskan untuk pergi ke pecinan merayakan imlek bersama-sama. sayangnya di cambridge, kota di mana sekarang aku tinggal, pecinannya tak cukup besar untuk pengadaan pertunjukan barongsai. jadi tak ada barongsai tahun ini untukku.
orang cina sendiri tentu tak kalah gembiranya. selain perayaan tradisional di lingkungan keluarga masing-masing dengan tradisi masing-masing menurut tata cara dan adat istiadat yang mereka anut dari tanah kelahiran nenek moyang mereka sebelum merantau ke tanah asing, juga karena keberadaan mereka diakui dunia. besar kecil tua muda, mata sipit atau bulat, kulit kuning atau bule, tak lagi dipermasalahkan. seperti halnya perayaan tahun baru masehi yang dirayakan seluruh umat, perayaan tahun baru cina juga kini menjadi milik dunia, dirayakan dengan damai tanpa peduli perbedaan suku bangsa, agama, ras atau bahasa. betapa indahnya.....
No comments:
Post a Comment