selama hampir 3 dekade aku hidup dalam lingkup kaum mayoritas. aku tumbuh dikelilingi kaumku. aku besar dan bergaul dengan kaumku. semuanya tampak normal, semuanya tampak alami, semuanya tampak biasa-biasa saja. wajar dan begitulah seharusnya. hingga saat menginjak dewasa dan mulai sering berpindah-pindah kota karena sekolah dan pekerjaan, mataku semakin terbuka bahwa aku tak lagi dikelilingi oleh kaumku saja. ada begitu banyak kaum-kaum lainnya yang tak seperti aku dan keluargaku atau tetanggaku sewaktu aku masih kecil dulu. ternyata selain kaumku yang jumlahnya demikian banyak dan berada di mana-mana, ada juga kaum-kaum lainnya. sayangnya jumlah mereka tak seberapa. merekalah kaum minoritas.
lalu aku mulai memahami begitu banyaknya kejadian tak menyenangkan, kasus memprihatinkan dan penderitaan yang ternyata sering sekali dialami dan menimpa kaum minoritas. tak mudah rupanya hidup dalam komunitas yang tak begitu besar dikelilingi oleh kaum lainnya yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kaumnya sendiri. selalu dilihat berbeda, dipandang sebelah mata, dicurigai, diprasangkai, bahkan tak jarang dibenci. kaum minoritas selalu dilihat sebagai pengganggu, penambah masalah, pengacau kestabilan kaum asli mayoritas, meski kenyataannya tak selalu benar begitu.
waktu berganti tahun berlalu. garis hidupku membawaku untuk menetap di benua lain. aku kini dikelilingi oleh orang-orang asing yang tak serupa denganku. seperti kaum cina di pinggiran kota tua jakarta tempo dulu, seperti orang-orang berkeyakinan berbeda yang semakin terpojok dan tersudut di negeriku karena jumlahnya yang tak seberapa, seperti orang-orang india di sudut-sudut kota besar di inggris raya yang mulai kehilangan identitasnya, aku kini menjadi minoritas.
mungkin kalian di sana yang masih aman terlindungi oleh tata aturan, adat istiadat dan kenyamanan kaum kalian, tak akan pernah tahu rasanya menjadi kaum minoritas sampai kalian mengalaminya sendiri. ada sebuah perasaan aneh saat kalian dipandang berbeda oleh mereka yang bukan bagian dari kita. padahal sesungguhnya bukankah kita semua sama-sama manusia?
mayoritas atau minoritas sepatutnya tak perlu menjadi sumber persoalan atau pertikaian. tak pula harus melahirkan sebuah kebencian.
mayoritas atau minoritas sepatutnya tak perlu menjadi sumber persoalan atau pertikaian. tak pula harus melahirkan sebuah kebencian.
jika saja manusia tak melihat sesamanya yang berbeda dengan sebelah mata, kaum minoritas di manapun mereka berada tak perlu lagi tersisih. meski untuk bertahan hidup di luar kaumnya, mereka tetap harus berjalan tertatih.
*mengenang stephen lawrence, remaja inggris yang tewas tertikam senjata tajam 18 tahun yang lalu oleh segerombolan kaum kulit putih, alasan dibunuh: hanya karena ia berkulit hitam*
*mengenang kerusuhan mei 1998 jakarta, di mana kaum minoritas cina diperkosa dan dibunuh oleh kaum pribumi*
No comments:
Post a Comment