tulisan ini kubuat karena tergelitik oleh berita tragis kemarin di mana sembilan nyawa pejalan kaki yang tak berdosa melayang di bilangan tugu tani jakarta, karena ditabrak oleh mobil yang belakangan diketahui pengendaranya berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.
kekesalanku bermula ketika aku membaca berita-berita terkait kasus yang sama yang mengabarkan bahwa si pelaku terlihat biasa-biasa saja, dan tidak menunjukkan ekspresi shock, berduka, atau kaget sama sekali. apakah ini berarti si pelaku sudah mati rasa?
ini yang aku terkadang tidak mengerti. orang normal, hanya dengan kejadian senggolan mobil atau membuat kendaraan orang lain lecet karena ketidakbecusan mengemudi saja bisa gemetar dan deg-degan setengah mati. atau ketika tiba-tiba kita harus melakukan pengereman mendadak atau kadang disebut emergency stop, orang normal akan terpacu adrenalinnya, jantung berdenyut lebih cepat dari normal, tangan gemetar, keringat dingin keluar, dll. orang normal seharusnya bereaksi seperti itu jika tiba-tiba dihadapkan pada situasi darurat yang kadang kita semua tidak siap menghadapinya.
lha si mbakyu pengendara xenia ini koq malah diberitakan santai-santai saja, bahkan masih sempat memainkan telpon genggamnya sesaat setelah kejadian maut itu terjadi. bagaimana bisa itu disebut normal? apakah obat-obatan yang dikonsumsi si mbakyu sebelum kejadian itu yang menyebabkan reaksi-reaksi yang seharusnya dirasakan orang-orang normal pada situasi yang sama, tidak terjadi? se-rilex itukah akhirnya kondisi tubuh dan syaraf di bawah pengaruh obat-obatan itu? hingga melayangnya sembilan nyawa tidak pula membuat tubuh lemas dan gemetar? hebat sekali efek samping obat itu jika memang benar-benar bisa membuat manusia normal menjadi hilang rasa, hilang iba, dan hilang kemanusiaannya.
yang aku tidak habis pikir adalah, apa alasan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang itu ya? mengapa mereka memakainya meski mereka tahu efeknya? seperti halnya rokok dan alkohol, obat juga akan mempengaruhi tingkat kewarasan seseorang pada tingkatan pemakaian dengan dosis tertentu. tapi kenapa orang memilih untuk menjadi tidak waras ya?
### o ya, ada yang komplain di twitter mengapa rokok termasuk terlarang. memang saat ini rokok belum dilarang, tapi seharusnya rokok juga dilarang, alasanku: karena efek samping merokokpun sudah jelas, meski sifatnya jangka panjang. silakan lihat video mengenai sex, lies, and cigarettes ini, kamu pasti setuju pendapatku.
perdebatan bisa saja menjadi tak berujung jika hal ini didiskusikan. tapi yang perlu digarisbawahi di sini adalah kata terlarang bukan berarti lantas tidak boleh digunakan. karena obat-obatan tersebut dengan dosis tertentu justru dibutuhkan untuk keperluan pengobatan. kebanyakan negara menetapkan status pemakaian obat-obatan tertentu menjadi terlarang atau illegal untuk menekan jumlah pemakai dan pengedar. tapi di belanda tidaklah demikian. kebebasan penuh diberikan kepada masyarakat untuk 'memutuskan' sendiri apakah mau mengkonsumsi atau tidak. jadi sejatinya kata 'terlarang' lebih tepat diartikan sebagai 'terlarang untuk dikonsumsi tubuh manusia pada dosis yang bukan untuk pengobatan'.
untuk alkohol, negara-negara islam tentunya otomatis melarangnya karena statusnya yang 'haram'. negara-negara lain hanya mengatur mengenai tingkatan umur yang boleh membeli alkohol, meski tidak mengatur siapa yang boleh mengkonsumsinya. akibatnya cukup banyak juga kasus-kasus remaja mabuk yang tewas akibat kendaraan yang lepas kendali. sedangkan rokok, selain efek jangka panjang yang sudah kusebutkan di atas tadi, juga karena kadang-kadang rokok menjadi media agar bisa diisi dengan bahan lain yang bukan bahan utama rokok. meski lagi-lagi mungkin jauh lebih banyak yang mengkonsumsi rokok lebih karena kecanduan tembakau daripada memakainya sebagai media untuk mengkonsumsi obat-obatan.
hidup masing-masing orang memang berbeda-beda dan alasan masing-masing orang untuk melakukan hal-hal tertentu juga berbeda-beda, termasuk keputusan untuk hidup dengan rokok, alkohol atau obat. apapun alasannya, apapun kondisi hidupnya, dan apapun pilihan yang ada, semua harusnya berujung pada kontrol diri sendiri. karena pada hakekatnya semua manusia diciptakan dengan dibekali akal dan pikiran untuk menimbang, memilih dan memutuskan, hingga beberapa yang akhirnya mengambil keputusan untuk mengkonsumsi benda-benda yang bisa menurunkan tingkat kewarasan otak tadi, harus betul-betul mengerti konsekuensi atas keputusan yang diambilnya dan bertanggung jawab penuh atas semua tindakannya.
kalau kondisi di bawah pengaruh obat lantas mengakibatkan sembilan nyawa melayang, hukuman mati seharusnya yang paling tepat untuk pelaku. ketika tuntutan nyawa dibayar nyawa berlaku, satu nyawa si pelakupun sebenarnya masih kurang untuk membayar sembilan nyawa yang 'terlanjur' melayang karena tindakannya yang sembrono dan tidak bertanggung jawab itu.
secara pribadi aku sendiri tidak ambil pusing dengan mereka yang memutuskan dengan akal pikiran dan otak waras mereka untuk mengkonsumsi benda-benda terlarang yang bisa membuat mereka menjadi agak kurang waras tadi. terserah keputusan masing-masing untuk melakukannya atau tidak. aku sebenarnya tidak ambil peduli. asalkan saja mereka tidak lantas bersinggungan dengan ranah sosial dan tindakan mereka akhirnya tidak berkonsekuensi pada orang lain.
jika memang terpaksa menjadi pecandu obat atau alkohol, karena alasan A sampai Z, harusnya tahu diri dan tidak mengendarai kendaraan bermotor. yang nyetir ketika benar-benar waras saja kadang-kadang masih bisa beresiko kecelakaan, apalagi yang berada di bawah pengaruh obat, tentunya resikonya menjadi berlipat ganda.
silakan merokok sepuasnya, silakan mabuk alkohol semabuk-mabuknya, silakan nge-drug kalau perlu sampai mampus. tapi tolong diam saja di pojok kamar, jangan keluar rumah. janganlah bersinggungan dengan kepentingan atau aktivitas orang-orang waras yang lain. nikmati saja sendiri. nikmati surga palsu yang kau ciptakan untuk dirimu sendiri. tapi cukup untuk dirimu sendiri saja, karena kami yang waras-waras ini tak perlu surga buatanmu. karena bagi kami, surga palsumu bisa berarti neraka! *halah, malah jadi emosi :-D*
No comments:
Post a Comment