kemarin aku maen-maen ke rumah mantan ibu kosku, di dekat cambridge. ceritanya mau kasih ucapan selamat, karena ibu kos baru memperoleh cucu pertama. anak sulung perempuan ibu kos baru saja melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki. bayi kecil itu diberi nama william. cuma sayangnya, bayinya sampai sekarang belum bisa ditengok karena masih ada di rumah sakit dan belum boleh dibawa pulang. padahal lahirnya sudah 2 minggu yang lalu.
sama sekali tidak ada pengunjung yang diperbolehkan melihat atau menengok si bayi kecuali orang tuanya. aturan rumah sakit di sini memang sangat ketat demi menjaga tingkat kesterilan dan menghindari penyebaran virus, bakteri dan sebangsanya yang secara potensial bisa dibawa oleh para pengunjung. sementara bayinya di'tahan' di rumah sakit, ibu si bayi sendiri sudah bisa nyetir lagi ke mana-mana sejak pulang dari rumah sakit satu hari setelah melahirkan.
si william lahir prematur, 2 bulan lebih awal dari yang dijadwalkan. ia harus diletakkan di inkubator di rumah sakit, harus dirawat oleh suster-suster, harus disinari badannya, harus ditempeli selang ini itu untuk menunjang pertumbuhannya. intinya, ia harus tetap berada di 'rahim' buatan milik rumah sakit, sampai cukup kuat untuk dibawa pulang yang mungkin harus menunggu sampai 1-2 bulan lamanya. ibu si william sendiri yang pastinya sudah tidak ngantor karena sedang cuti melahirkan, selalu datang berkunjung ke rumah sakit tiap hari, untuk membantu suster-suster, dan yang paling penting untuk membuat hubungan ibu-anak tetap terjalin selama perawatan.
sama sekali tidak ada pengunjung yang diperbolehkan melihat atau menengok si bayi kecuali orang tuanya. aturan rumah sakit di sini memang sangat ketat demi menjaga tingkat kesterilan dan menghindari penyebaran virus, bakteri dan sebangsanya yang secara potensial bisa dibawa oleh para pengunjung. sementara bayinya di'tahan' di rumah sakit, ibu si bayi sendiri sudah bisa nyetir lagi ke mana-mana sejak pulang dari rumah sakit satu hari setelah melahirkan.
bagi kita mungkin aneh melahirkan bayi kita sendiri tapi setelah itu tidak diperbolehkan membawanya pulang karena terlahir prematur meski kondisinya relatif sehat. aku juga merasa aneh sewaktu diberitahu bahwa william masih di rumah sakit, sementara ibu bapaknya berdua saja kemana-mana jadi seperti masa pacaran dulu. apalagi si jo, anak si ibu kos ini tetap langsing tidak kelihatan seperti baru saja melahirkan. rasanya ajaib melihat dia seminggu sebelumnya masih berperut buncit, kemarin ketemu tiba-tiba buncitnya hilang. apalagi tanpa bayi di gendongan, pemandangannya jadi lebih absurd.
tapi ibu beranak itu ternyata cuek-cuek saja. maklumlah keduanya orang inggris asli. mereka sudah terbiasa dengan tata cara peraturan di negerinya sendiri. ketika aku mulai penasaran dan bertanya-tanya mengenai seluk beluk persalinan di rumah sakit, kesehatan si jabang bayi dan lain-lain (kan siap-siap supaya nanti kalau hamil dan punya anak sendiri ga kagok, gitu lho...), aku jadi belajar banyak dari jawaban-jawaban yang diberikan si jo maupun ibu kosku (eh..mantan ibu kos dink, udah lama pindah koq hihi).
di sini, anak atau bayi yang kita lahirkan, secara fisik memang menjadi milik orang tuanya. tapi secara hukum, semua bayi dan anak-anak itu milik 'negara'. maksudnya begini, seperti contohnya si william, sejak si jo tahu kalau dirinya hamil dan melapor ke dokter setempat, ia langsung memperoleh jadwal berkunjung ke dokter yang wajib ditaati untuk kontrol rutin. o ya, urusan dokter, rumah sakit, obat dan tetek bengek di sini memang gratis tis tis tis. jadi ga perlu pusing mikir bayarnya nanti bagaimana. tinggal datang, diperiksa, kalau kudu minum obat dikasih obat (kecuali jenis tertentu yang harus dibeli sendiri ke apotek), pulang deh. tapi transportasi pulangnya bayar sendiri ya, jangan minta uang dokternya, bisa kena tonjok hehe...
selama kontrol kehamilan rutin, ketika melahirkan dan setelahnya, keadaan ibu dan bayi tetap dimonitor oleh 'negara'. jika bayinya terlahir normal dan langsung bisa dibawa pulang, setahuku (dari cerita teman-teman di sini) bidan akan mengunjungi rumah kita sesuai jadwal yang telah ditentukan, untuk membantu mengurus bayi yang baru lahir, sampai si bayi mencapai umur tertentu. keberadaan si bidan yang datang berkunjung ke rumah juga sangat dibutuhkan untuk membantu sang ibu menangani si bayi, dan juga memungkinkan si ibu untuk belajar dari bidan tersebut jika itu adalah anak pertama.
karena si william adalah bayi prematur, jadilah perawatan oleh si bidan dilakukan di rumah sakit. untungnya semua layanan ini gratis, kalau bayar mungkin sudah keok si orang tua yang bayinya lahir prematur dan butuh perawatan ini itu. karena semua biaya ditanggung negara, siapapun yang bernasib kurang mujur seperti william, tetap akan berkesempatan untuk dirawat sampai sehat. tagihan rumah sakitnya akan dibayar oleh negara dari uang pajak rakyat, yang kembali dinikmati oleh rakyat. enak ya?! *slurrrppp*
tapi setiap mata uang selalu mempunyai dua sisi. demikian pula sistem penanganan kesehatan anak di inggris. yang kini sedang dialami oleh si william adalah sisi baik dari sistem tersebut. sisi sebaliknya terjadi jika negara mulai turut campur dalam pengawasan pertumbuhan, kesehatan dan kesejahteraan si anak nantinya. meski ada juga sisi baiknya, tapi terkadang campur tangan negara dirasa melampaui batas oleh beberapa orang tua yang tersandung kasus karena perawatan anaknya dinilai kurang memenuhi syarat.
meski tujuannya adalah perlindungan anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan di dalam rumah tangga, dari ketidakharmonisan sebuah rumah tangga, atau dari keteledoran dan ketidakbecusan orang tua dalam merawat dan membesarkan anak-anak mereka sendiri, tetapi terkadang ada kalanya peran negara oleh beberapa orang dinilai terlalu 'jauh' memasuki ranah pribadi warga negaranya. di sini negara melalui pekerja departemen sosial memang mempunyai hak untuk 'mengambil' anak-anak dari tangan kita jika tidak kita rawat dengan baik, atau jika negara mencium ketidakberesan di dalam rumah tangga yang bisa berpotensi membahayakan jiwa maupun kesehatan si anak.
jika di negara berkembang rakyatnya 'hanya' bisa berharap dan bermimpi kapan negara turut serta membantu dan berperan aktif dalam melindungi dan membesarkan anak, entah dengan bantuan di bidang pendidikan (sekolah gratis) atau kesehatan (berobat gratis), tetapi negaranya masih tak cukup mampu untuk melangkah ke arah sana; sebaliknya di negara maju di mana peran negara sangat besar dalam melindungi, menjaga, mencerdaskan dan merawat anak-anak, sedikit banyak malah dirasa terlalu jauh mencampuri urusan pribadi sebuah rumah tangga. namun terlepas dari sisi negatif yang selalu ada, sisi positifnya memang masih jauh lebih dirasakan manfaatnya.
kalau seandainya negara inggris punya pancasila juga seperti halnya negara indonesia, sepertinya bisa dikatakan kalau pengamalan sila ke limanya sudah terlaksana. tapi mungkin silanya akan berbunyi: keadilan sosial bagi seluruh rakyat inggris!
kalau seandainya negara inggris punya pancasila juga seperti halnya negara indonesia, sepertinya bisa dikatakan kalau pengamalan sila ke limanya sudah terlaksana. tapi mungkin silanya akan berbunyi: keadilan sosial bagi seluruh rakyat inggris!
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
No comments:
Post a Comment