entah siapa yang memulai, pagi ini twit-twitnya @devieriana bertagar #jawakarta menarik perhatianku. setelah ku-klik tagar itu dan membaca-baca isinya, aku jadi senyum senyum sendiri dan tertawa geli... hihihi...
#jawakarta
yang pertama kali mencetuskan ide ini, sungguh jenius. seperti kita ketahui, kebanyakan penduduk jakarta memang berasal dari jawa. lho, bukannya kota jakarta juga terletak di pulau jawa? secara geografis memang benar. tetapi orang jakarta entah mengapa, tidak mau disebut sebagai orang jawa. ya kan? ya kan? padahal seharusnya semua yang tinggal di pulau jawa adalah orang jawa :-p
aniwei, ndak usah debat. karena sepertinya semua orang juga sudah mahfum dan setuju meski tanpa deklarasi, kalau sebutan orang jawa itu hanya berlaku untuk mereka yang berasal dari propinsi jawa timur, jawa tengah dan jogja saja. mereka yang asli dari propinsi jawa barat dan banten menyebut dirinya orang sunda (padahal ndak ada pulau sunda ya, hehe). dan orang ibukota menyebut dirinya, "kite orang jakarte donk mpok", atau yang generasi terdahulu biasa menyebut diri mereka orang betawi.
nah, karena sebagian besar penduduk jakarta adalah kaum urban yang aslinya adalah orang jawa (selain suku-suku lain dari berbagai wilayah di indonesia tentunya), dalam percakapan sehari-hari sering sekali kita jumpai mereka (berusaha) bicara dengan aksen jakarta, tapi tetap dengan logat jawa yang medok atau kental :-D
walhasil, kalau kuping kita mendengar percakapan tersebut, kadang-kadang geli sendiri :-)
mungkin itulah asal-muasal tagar #jawakarta yang ramai mendapatkan sambutan di linimasa twitter pagi ini. karena memang fenomena seperti ini ada di mana-mana, tapi jarang diangkat menjadi sebuah tema. tergelitik dengan cekikikanku sendiri pagi tadi, jadi pengin cerita sedikit mengenai logat atau aksen.
adalah proses yang alamiah, manusia di muka bumi ini terus berkembang biak dan berkelana dari satu tempat ke tempat lain. ada yang terus berpindah, ada yang menetap.
mereka yang aslinya berasal dari tempat lain atau tergolong sebagai pendatang lalu menetap di daerah baru, seringkali merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan aksen penduduk lokal di daerah baru tersebut. bukan hanya di jakarta saja, hal ini berlaku di semua tempat di muka bumi ini, tanpa kecuali. mereka yang berlogat lokal, biasanya hanya mereka yang sejak lahir memang tinggal di daerah tersebut, apapun sukunya, warna kulitnya, agamanya.
seringkali, meski orang tuanya masih berlogat asli medok jawa, medok india, medok perancis, medok afrika, tapi jika anaknya lahir dan besar di jakarta, pasti bicaranya fasih medok betawi. contoh nyata adalah keluarga besar dari pihak ibuku, yang rata-rata hampir semua merantau ke jakarta. anak-anak om dan tanteku tak lagi bisa bicara bahasa jawa meski orang tua mereka masih menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari di rumah. ini membuktikan bahwa pengaruh lingkungan di mana-mana jauh lebih kuat dibandingkan pengaruh di dalam keluarga.
contoh lain, pendatang yang bermukim di inggris dan berasal dari negara-negara seperti pakistan, india, indonesia, timur tengah, afrika, eropa timur, atau amerika latin, anak-anak mereka yang lahir dan besar di inggris tak lagi bicara dengan logat kental orang tuanya. bahasa inggris mereka jadi medok dengan aksen lokal di mana mereka lahir dan tumbuh besar. aksen medok gordy (newcastle dan sekitarnya, contohnya seperti artis cheryl cole), medok yorkshire (daerah leeds, york, dan sekitarnya), atau medok london (layaknya para londoner).
anak-anak yang beraksen medok inggirs ini, orang tua mereka tentunya juga harus berbahasa inggris sebagai bahasa komunikasi. tapi karena orang tua mereka adalah pendatang, seperti halnya jutaan orang-orang jawa yang pindah ke jakarta tadi, mereka tetap kesulitan untuk beraksen sama persis dengan anak-anaknya dan orang lokal di daerah mereka tinggal sekarang. biasanya, anak-anak ini bahasa inggrisnya lebih jago daripada orang tuanya. tak jarang ortunya banyak yang masih belajar dari anaknya untuk berbahasa inggris yang baik.
jika di jakarta sangat banyak aksen #jawakarta, di inggris banyak sekali aksen #singlish (singaporean english), #malaynglish (malaysian english), #indonglish (indonesian english, atau bahkan ada juga di sini #jawnglish, jawa english), #indinglish (indian english), #frenglish (french english), #afringlish (african english) dan lain-lain.
pernah aku bertemu dengan seorang bule yang belajar bahasa indonesia di kedutaan indonesia di london, rambutnya pirang, ramah, dan waktu diajak bicara dengan bahasa inggris formal, dia menjawab dengan bahasa betawi yang fasih! hahahaha...
usut punya usut ternyata ia pernah tinggal dan besar di jakarta. meski aksen australianya masih ada, tapi mendengar seorang bule bicara dengan bahasa betawi "lu gue", sungguh terdengar aneh di kuping dan terlihat aneh di mata. ada rasa kurang pas, lucu, wagu, gimanaaaa gitu. akhir-akhire, gue jadi kemekelen dhewe! :-D
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
haha lol, kemekelan dhewe. so good sista(#alayinglish)
ReplyDeletehaha... ada penemuan baru #alaynglish
ReplyDeleteiya iya mba, lucu buangettt.. saya pikir cuma di jwakarta aje, ternyata ampe di UK juga mnegenai tata bahasa tanpa EYD.
ReplyDeletexixixi, begitulah dik kharis... semua pendatang itu kalau ngomong pasti selalu wagu! coba kita pindah ke irian, pasti jadi paling wagu sendiri ngomongnya haha
ReplyDeletewakakaaka gua juga kemekelen dhewe kayak orang gendheng
ReplyDeletelha elu koq malah jadi mengembara ke mana-mana iki piye toh dik... wuahahaha *aku bangga sbg pelaku #jawakarta*
ReplyDelete