untuk kedua kalinya aku pulkam bareng suami, meski dulu waktu yang pertama statusnya baru calon dan pulkamnya dalam rangka dikenalkan ke keluarga. dua kali mengunjungi indonesia, suamiku lebih kukenalkan ke kehidupan ibukota jakarta dan sekitarnya, serta kehidupan di kota asalku di jawa tengah sana (selain ke bali pada kunjungan pertama dulu).
kami berdua pun sebenarnya tahu bahwa indonesia itu luas sekali. dan apa-apa yang sudah kami cicipi selama dua kali berkunjung ini baru seujung kuku istilahnya. belum ada apa-apanya. namun sayangnya kami belum punya waktu untuk melihat sisi lain indonesia. yang kukenalkan ke suamiku baru sisi gegap gempitanya. mall-mall yang membosankan (di inggris juga banyak maksudnya), macetnya, ramainya, hiruk-pikuknya, hawa panasnya, semrawutnya dan hebohnya saja.
padahal ada sisi lain indonesia yang indah, hijau, tenang, sunyi, sejuk, adem dan alami kalau bisa ke tempat-tempat di luar jawa yang selama ini hanya pernah kulihat di foto-foto saja. aku sendiri bukan orang yang tepat untuk bercerita mengenai keindahan indonesia dari sisi lain. lha wong mengunjungi pulau-pulau lain selain jawa dan bali saja belum pernah seumur-umur. jadi ilmunya masih cetek untuk membual soal itu :-D
kami berdua pun sebenarnya tahu bahwa indonesia itu luas sekali. dan apa-apa yang sudah kami cicipi selama dua kali berkunjung ini baru seujung kuku istilahnya. belum ada apa-apanya. namun sayangnya kami belum punya waktu untuk melihat sisi lain indonesia. yang kukenalkan ke suamiku baru sisi gegap gempitanya. mall-mall yang membosankan (di inggris juga banyak maksudnya), macetnya, ramainya, hiruk-pikuknya, hawa panasnya, semrawutnya dan hebohnya saja.
padahal ada sisi lain indonesia yang indah, hijau, tenang, sunyi, sejuk, adem dan alami kalau bisa ke tempat-tempat di luar jawa yang selama ini hanya pernah kulihat di foto-foto saja. aku sendiri bukan orang yang tepat untuk bercerita mengenai keindahan indonesia dari sisi lain. lha wong mengunjungi pulau-pulau lain selain jawa dan bali saja belum pernah seumur-umur. jadi ilmunya masih cetek untuk membual soal itu :-D
maka kemarin ketika kakakku iseng-iseng mengajak kami ke bogor dan mampir ke kebun raya, sedikit sisi lain indonesia pun mulai terlihat. suamiku sempat terpesona dengan banyaknya koleksi pohon-pohon tua dan beberapa di antaranya termasuk spesies langka yang ada di sana. meski dikelilingi jalan-jalan besar sekalipun, sesudah berada di dalam kebun, suara bising kendaraan berlalu lalang yang bikin pusing, tak lagi terdengar karena teredam oleh rimbunnya pohon-pohon di sana. suamiku langsung jatuh hati dengan kebun yang luas dan indah ini.
sayangnya waktu kami sampai ke sana setelah berkutat dengan kemacetan, waktu sudah hampir mahgrib. tadinya memang niatnya cuma mampir setelah mengunjungi rumah salah satu adikku. itupun rombongan rame-rame, jadi susah mojok berdua hehe...
akupun lalu berinisiatif untuk mengajaknya kembali ke sana besoknya. dengan senang hati suamikupun setuju. tapi karena hari kerja, dan kakakku yang biasa mengantar kesana kemari harus masuk kerja, akupun memutuskan untuk ke bogor naik kereta.
ada mobil tersedia di rumah kalau mau nyetir sendiri sebenarnya. tapi melihat kondisi jalanan bogor hari sebelumnya, errr... mending aku tinggalkan saja opsi nyetir mobil sendiri. itung-itung mengurangi kemacetan jalan dan polusi udara #coba semua orang berpikir begini ya, pasti ga macet :-p
naik keretapun cukup simpel sebenarnya. kebetulan rumah kakakku dekat stasiun. akupun dulu terbiasa ke bogor naik kereta. kata kakakku, kini juga sudah ada kereta AC ke arah bogor yang lebih nyaman.
ketika membeli karcis di peron, suamiku yang jiwa petualangannya selalu keluar setiap kali kami pulkam, ingin mencoba kereta ekonomi. merasa mengetahui medan dengan lebih baik, aku tetap saja membeli karcis yang AC. kupikir, belum tahu dia ekonomi depok-bogor seperti apa. padahal itu sudah jam kerja yang seharusnya para pekerja sudah agak sepi karena jam berangkat kantor sudah lewat.
dan benar saja ketika kereta ekonomi lewat dan penumpangnya berjejalan sampai tumpah ruah hampir terlontar dari pintu-pintunya, iapun meringis. aku tertawa, sambil berkata "i told you!"... sono naek kalau mau nyoba ekonomi, hihihi....kegencet-kegencet dah...
petugas kereta di stasiun tersenyum saja ketika suamiku melotot melihat kereta yang berjubel penumpang itu. "yang AC sebentar lagi tiba kok, bu" katanya sopan.
tak lama, kereta AC yang di karcisnya disebut kereta "commuter line" pun merapat ke stasiun. dari luar terlihat gerbong di dalam yang cukup lega. pintu terbuka otomatis, kamipun masuk. hembusan angin dingin dari AC di dalam gerbong seolah mengucapkan selamat datang. meski masih ada beberapa bangku kosong yang terlihat nyaman di kedua sisi gerbong, kami memutuskan untuk berdiri saja. pasti masih banyak yang membutuhkan bangku-bangku itu nantinya.
benar saja, tak lama serombongan ibu-ibu setengah baya memasuki gerbong dan langsung heboh mencari tempat duduk. beberapa menghela nafas lega ketika mendapati beberapa bangku kosong masih tersedia.
tak lama, pintu pun menutup lagi dan kereta berjalan. ini adalah pengalaman pertamaku naik kereta jenis ini. sepertinya dulu juga belum ada pilihan kereta berAC ketika aku masih sering mondar-mandir depok-bogor (apa sudah ada tapi ga mampu beli tiketnya ya, hihihi).
merasa bangga juga dalam hati, sekarang depok-bogor sudah bisa menyediakan layanan jasa transportasi yang memadai dengan harga tiket terjangkau dan dengan tingkat kenyamanan yang menurutku bahkan lebih bagus di atas kereta bawah tanah di London. ketika kuutarakan ini ke suamiku, ia juga ternyata setuju. "it is better than the london tube, i'm impressed" katanya. wahhhhh, perjalanan ke bogor jadi terasa sangat menyenangkan.
hanya dengan Rp 7,000 rupiah saja per orang. adem, lega, tepat waktu, nyaman, tenang, dan tidak mengecewakan. aku juga merasa ikut berpartisipasi membantu mengurangi polusi dengan keputusan naik kereta ini. tidak ada bensin yang kubakar, tidak ada mobil yang kusetiri dan menambah kemacetan di jalan, dan tidak ada keluhan. lancar jaya dengan berkereta!
selain itu, pengalaman naik kereta ke bogor ini juga untuk mengimbangi kekecewaanku tempo hari ketika naik kereta eksekutif ke jawa yang kurang meninggalkan kesan yang berarti. kereta 'commuter line' ini telah menyembuhkan kekecewaanku.
sampai di stasiun bogor, kami jalan kaki ke kebun raya. ada pilihan naik angkot atau becak sebenarnya, tapi intinya ke bogor kan memang untuk jalan-jalan. jadi ya kami jalan :-)
sampai di kebun raya, waktu kami lebih dari cukup untuk mengelilingi kebun dan bersantai di bangku-bangku taman yang tersedia di mana-mana. suamiku gembira bukan kepalang dan masih tak habis mengerti akan keberadaan kebun yang luas dan indah ini di tengah-tengah kota bogor yang bising, ruwet, macet dan panas. seperti oase di tengah padang pasir.
yah, meski sisi lain indonesia tentang keindahan alam dan pulau-pulaunya yang bersih, hijau, indah dan tenang masih belum bisa kami nikmati di luar sana, minimal kami sudah mencicipi alam indonesia meski hanya dari dalam sebuah kebun saja. hari ini pun berakhir menyenangkan. aku bangga dengan keretanya, juga bangga dengan keberadaan si kebun raya :-)
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
iya itu kebon raya bogor emang ajaib letaknya,
ReplyDeletecoba setiap kota di INdonesia punya kyk gitu ya
duh sdh berapa lama ga nengokk tempet keren itu euy,
eh ga mampir jogja jg mbak ? :D
om warm, kalau yg maen ke kebun raya adalah orang2 mata duitan itu, pasti mikirnya nih kebon kalo dibikin shopping mall bisa omzet berapa trilyun ya per bulannya hahahahaha... lahan hijau menyempit di mana2, yg unik kayak gini wajib dilestarikan dan dicintai sepenuh hati ciehhhh.... ndak sempat ke jogja sayangnya, tp kunjungan yg dulu sudah koq mampir ke borobudur sama malioboro. masih yg semrawutnya dulu, belum sempat naik merapi hehe...
Deleteakhirnya seneng baca ini... selamat buat kereta commuter ... semoga semakin banyak yang nulis posistif seperti ini...
ReplyDeletesaya selalu berusaha nulis jujur mas, kalo jelek ya ndak usah ditutup2i, kalau bagus ya memang layak dipuji, supaya lebih obyektif. iya toh :-)
Deleteiya, andai semua orang berpikir seperti itu: memanfaatkan kendaraan pengangkut penumpang massal --> less macet, less polusi, less time (tidak membuang waktu berharga sekedar nunggu macet di jalan maksudnya)
ReplyDeletekalo Inggris, suka macet jg gak mbak?
hehehe bener betul betul :-D inggris ga pernah macet donk, kalo macet rakyat yg bayar pajak tinggi ngamuk ke negara hehe
Deletejalan-jalan ke Trowulan, Mojokerto mbak. Menikmati napak tilas kerajaan Majapahit. :D
ReplyDeleteiya, blom pernah ke sana... lain kali ya... masuk daftar dulu hehe
Delete