minggu ke-28
3 feb - 9 feb
minggu ini ada 2 janji.
pertama aku kudu ke bidan hari kamis, buat dapet imunisasi whooping cough namanya, atau batuk whooping (apa ya ini bahasa indonesianya? au ah, ntar kalau nemu aku update lagi yah halaman ini ;-p). intinya imunisasi ini sangat penting untuk ibu hamil agar supaya dedek bayi nanti pas lahirnya sudah mulai terbentuk kekebalan tubuhnya terhadap batuk. begitu kira-kira. ini imunisasi kedua dan terakhir selama hamil yang harus ditaati semua ibu hamil di inggris. semua tetep gratis, aku belum keluar duit sepeser-pun untuk urusan hamil-hamilan ini, kecuali bayar parkir kalau ada kunjungan ke rumah sakit :-) dulu yang imunisasi pertama udah aku ceritain pas minggu ke 20 kalau ga salah, yaitu imunisasi flu.
kalau cuma untuk urusan imunisasi, biasanya aku pergi sendiri ke bidan, ga perlu dianter suami. aku kan bukan istri manja, tapi emang mandi jarang-jarang sih belakangan, pan lagi musim dingin jadi ga keringetan #hahaha
janji kedua adalah untuk urusan di rumah sakit yang cukup serius hari jumat-nya, yaitu pemeriksaan gula darah! hah?! serem amat, hehe. jadi gini ceritanya.
setiap kali hasil pemeriksaan apapun selama masa kehamilan terlihat tidak normal, atau tidak masuk kategori normal, atau dianggap tidak normal oleh bidan atau dokter, maka bumil akan dirujuk ke spesialis. inget kan aku pernah cerita kalau berat badanku jatuh di kategori tidak normal, karena terlalu kurus. nah gara-gara itu aku dirujuk ke spesialis dan dipantau perkembangan tumbuhnya janin di perut, memastikan bahwa dedek bayi ga terlalu kurang gizi dan kekecilan karena emaknya kurus #hehehe
setiap kali hasil pemeriksaan apapun selama masa kehamilan terlihat tidak normal, atau tidak masuk kategori normal, atau dianggap tidak normal oleh bidan atau dokter, maka bumil akan dirujuk ke spesialis. inget kan aku pernah cerita kalau berat badanku jatuh di kategori tidak normal, karena terlalu kurus. nah gara-gara itu aku dirujuk ke spesialis dan dipantau perkembangan tumbuhnya janin di perut, memastikan bahwa dedek bayi ga terlalu kurang gizi dan kekecilan karena emaknya kurus #hehehe
nah, urusan berat badan itu udah beres tuh akhirnya, dan si dokter (yang ibu-ibu india itu lho) udah hepi-hepi saja karena kurva pertumbuhan si Beebee masuk kategori sehat dan normal, sama sekali tidak terpengaruh oleh berat badanku yang sampai sekarang cuma mencapai angka 51 kg ini. total aku baru nambah 6 kg lho, dari berat badan sebelum hamil. masih jauh dari target, tapi ini bukan masalah, jadi ga ada yang perlu dikhawatirkan.
eh, baru bisa nafas lega karena satu rintangan terlampaui dengan sukses, baru inget ada janji minggu ini untuk pemeriksaan kadar gula darah atau glukosa!
sebenarnya janji ini udah dijadual sejak bulan oktober-november lalu sih, lupa tepatnya. gara-garanya, setiap kali aku rutin cek ke bidan dan dites urin, selalu ada kandungan gula di hasil tes tersebut. yang kedua, karena aku asli indonesia, aku masuk kategori resiko tinggi untuk kehamilan dengan gangguan kadar gula darah. yang termasuk di kategori ini adalah wanita hamil yang berdarah asli asal asia selatan (india, pakistan, bangladesh dan sekitarnya), sampai asia timur (korea, jepang) dan asia tenggara (indonesia, malaysia, brunei, filipina dll) sampai ke wanita-wanita kepulauan pasifik.
dua alasan ini sudah cukup bagi dinas kesehatan inggris untuk menempatkanku di kategori resiko tinggi yang bisa terkena "diabetes sementara" selama kehamilan atau istilah kodekterannya disebut IGT (impaired-glocose-tolerance) atau ada yang nyebut GDM (gestational diabetes mellitus), meskipun aku bukan termasuk wanita gemuk (yang biasanya berpeluang lebih tinggi terkena diabetes). makanya aku harus dites untuk meyakinkan kalau aku baik-baik saja.
tesnya diawali dengan puasa selama 8-12 jam sebelum pengambilan sampel darah. untung darahnya dijadualkan diambil pagi jam 9, jadi aku cuma kudu puasa sepanjang malam saja. gampang lah, kan sambil tidur puasanya hahaha. cuma ga boleh sarapan saja besoknya, cuma boleh minum air putih tok.
sampai rumah sakit (dianterin suami tercinta donk ;-p), laporan di meja depan, dapet nomer tunggu. tak lama akupun dipanggil untuk disedot darah (lagi!). nih rumah sakit lama-lama kayak drakula yah, nyedotin darah mulu! setelah itu aku disuruh minum sebotol air berwarna coklat, bau dan rasanya dibuat mirip coca-cola (enak kan?!), tapi manisnya lebih manis daripada coca-cola, namanya glutole, made-in finlandia. minuman ini adalah standar WHO (organisasi kesehatan dunia) untuk diberikan ke pasien yang harus dicek kadar gula darahnya melalui prosedur standar internasional yang disebut OGTT (oral glucose tolerance test). botolnya kubawa pulang, ini nih fotonya :-)
minuman itu harus diminum segera dalam tempo 5 menit (gampang sih, cuma sebotol kecil), setelah itu aku masih ga boleh makan atau minum apa-apa lagi selama 2 jam! bayangkan, sejak jam makan malam sampai kira-kira jam 12 siang kudu puasa, tapi di tengah-tengah puasa disuruh minum minuman ekstra manis tadi itu, eneg bok!
aku sempat merasa puyeng dan agak kliyengan sedikit sih, untungnya suami selalu siaga. untuk membunuh waktu menunggu 2 jam di rumah sakit, kami maen kartu remi di ruang tunggu hehehe.
setelah bete nunggu selama 2 jam sambil ngecengin para pasien yang lalu lalang, meski rata-rata yang lewat para pensiunan semua sih, alias ga ada yang kece babar blas!, kamipun dipanggil lagi untuk masuk ke ruangan dan sekali lagi darahku disedot. kata si susternya yang tukang sedot, kalau hasilnya normal, akan diberitahukan lewat surat ke alamat rumah dalam tempo 1 minggu. tapi kalau ada masalah dengan hasil analisa lab, nanti bidan yang menangani khusus masalah kadar gula ini akan nelpon sore harinya.
wuih, cepet bener pikirku. padahal sore-sore mah aku pasti masih di kantor tuh dan kebetulan di kantorku hape-ku ga pernah dapet sinyal, hehehe. tapi aku sih masih berpikiran positif saja ga akan kenapa-kenapa. wong ya ga pernah punya keluhan apapun koq sejak dulu-dulu. kami berdua pun meninggalkan rumah sakit.
kalau biasanya habis dari rumah sakit suami selalu setia nganter aku ke kantor dan pulangnya aku nebeng temen, hari ini ia ada janji ketemuan dengan rekan kerjanya di kedai kopi dekat kantornya, jadi tadi pagi terpaksa kami berangkat ke rumah sakit nyetir sendiri-sendiri karena aku masih kudu ngantor. parkir di rumah sakit juga terpaksa bayar untuk 2 mobil, beuh! ga praktis banget ya ;-p
hari-hari biasa sih emang aku nyetir sendiri ke kantor, suami juga nyetir sendiri ke kantornya dia (kalau pas ga kerja dari rumah). rumah kami emang di tengah-tengah, jadi kalau pagi berangkat ngantor bareng, masuk mobil masing-masing, sampai pertigaan dekat rumah mobil suami belok kiri, aku belok kanan, bye bye deh. ya sejak sebelum kenal dia aku juga dulu udah punya si goldie dan nyetir ke kantor tiap hari koq, ga mengandalkan disupirin hehehe. namanya juga wanita mandiri bok, yihaaa!! :-D
sorenya aku tidak terima telpon dari rumah sakit, jadi kupikir aman lah ya ga ada masalah dengan sampel darahku. meski hape-ku ga dapet sinyal, rumah sakit aku kasih nomer meja kantor juga koq, jadi kalau memang darurat pasti mereka nelpon nomer kantor donk kalau gagal nelpon hape. ga ada telpon, berarti hasilnya normal, yuhuiiii!
akhir pekan ini kami berdua ke manchester.
sejak usia kehamilan 3 bulan dan kami terakhir ke sana untuk ngabarin mama mertua, aku belum ke sana-sana lagi. maklum waktu itu kondisi masih mabuk berat dan mual-mual. sekarang karena sudah merasa kuat dan ga mual lagi, kami memutuskan untuk nengok mama mertua sekalian mampir ke rumah kakak cowok suami. mereka belum pernah ketemu aku sejak aku hamil dan pengin lihat perut buncitku juga. karena takut kecapekan, kami booking hotel buat nginep semalam, jadi bisa agak santai ke sana sabtu dan pulang hari minggunya, ga 1-day-trip seperti biasa kami lakukan sebelum aku hamil.
kunjungan ke manchester lancar, meski pulangnya agak was-was karena ramalan cuaca hari itu bakal ada badai salju lagi! kamipun pamit pulang agak awal dari biasanya supaya terhindar dari badai salju dan karena aku agak trauma ga mau lagi mengalami kejadian seperti tahun lalu di mana kami terjebak badai salju sepulang dari manchester dan baru nyampe rumah jam 4 pagi keesokan harinya! apalagi sekarang perutku buncit begini. males aja, lagi hamil gini dorong-dorong mobil di suhu minus! ga lucu kan, huahahahaa.
bagi yang penasaran dan pengin tahu penderitaan kami melawan salju seperti apa waktu itu, aku tulis di tautan ini nih kisahnya, seru abis pokoknya :-p
untunglah, kami cuma kena salju sedikit dalam perjalanan pulang, masih tipis-tipis. karena kami memilih rute yang aman, ke arah timur terus ke selatan, sementara badai salju dari atlantik datang dari arah barat-daya ke utara. jadi kami kena pinggirnya saja. selebihnya ke arah rumah, cuma hujan air doank.
perhitungan kami tepat. sampai rumah masih sore, dan masih punya waktu untuk booking restoran india dan makan malam berdua dengan menu jalfrezi kambing yang lumayan pedas itu, ayam massala, krupuk india pappadom, samosa dan ayam pakora (tempura versi india). kuenyang bok! dulu aku ga gitu suka lho sama masakan india karena menurutku semua-mua kebanyakan bumbu, eneg! (seperti halnya aku ga gitu suka masakan italia terutama pizza, huekkk ;-p), tapi sejak hamil koq jadi suka, kenapa ya? nehi-nehi...lah, embuh #hehehe
minggu ke-29wuih, cepet bener pikirku. padahal sore-sore mah aku pasti masih di kantor tuh dan kebetulan di kantorku hape-ku ga pernah dapet sinyal, hehehe. tapi aku sih masih berpikiran positif saja ga akan kenapa-kenapa. wong ya ga pernah punya keluhan apapun koq sejak dulu-dulu. kami berdua pun meninggalkan rumah sakit.
kalau biasanya habis dari rumah sakit suami selalu setia nganter aku ke kantor dan pulangnya aku nebeng temen, hari ini ia ada janji ketemuan dengan rekan kerjanya di kedai kopi dekat kantornya, jadi tadi pagi terpaksa kami berangkat ke rumah sakit nyetir sendiri-sendiri karena aku masih kudu ngantor. parkir di rumah sakit juga terpaksa bayar untuk 2 mobil, beuh! ga praktis banget ya ;-p
hari-hari biasa sih emang aku nyetir sendiri ke kantor, suami juga nyetir sendiri ke kantornya dia (kalau pas ga kerja dari rumah). rumah kami emang di tengah-tengah, jadi kalau pagi berangkat ngantor bareng, masuk mobil masing-masing, sampai pertigaan dekat rumah mobil suami belok kiri, aku belok kanan, bye bye deh. ya sejak sebelum kenal dia aku juga dulu udah punya si goldie dan nyetir ke kantor tiap hari koq, ga mengandalkan disupirin hehehe. namanya juga wanita mandiri bok, yihaaa!! :-D
sorenya aku tidak terima telpon dari rumah sakit, jadi kupikir aman lah ya ga ada masalah dengan sampel darahku. meski hape-ku ga dapet sinyal, rumah sakit aku kasih nomer meja kantor juga koq, jadi kalau memang darurat pasti mereka nelpon nomer kantor donk kalau gagal nelpon hape. ga ada telpon, berarti hasilnya normal, yuhuiiii!
akhir pekan ini kami berdua ke manchester.
sejak usia kehamilan 3 bulan dan kami terakhir ke sana untuk ngabarin mama mertua, aku belum ke sana-sana lagi. maklum waktu itu kondisi masih mabuk berat dan mual-mual. sekarang karena sudah merasa kuat dan ga mual lagi, kami memutuskan untuk nengok mama mertua sekalian mampir ke rumah kakak cowok suami. mereka belum pernah ketemu aku sejak aku hamil dan pengin lihat perut buncitku juga. karena takut kecapekan, kami booking hotel buat nginep semalam, jadi bisa agak santai ke sana sabtu dan pulang hari minggunya, ga 1-day-trip seperti biasa kami lakukan sebelum aku hamil.
kunjungan ke manchester lancar, meski pulangnya agak was-was karena ramalan cuaca hari itu bakal ada badai salju lagi! kamipun pamit pulang agak awal dari biasanya supaya terhindar dari badai salju dan karena aku agak trauma ga mau lagi mengalami kejadian seperti tahun lalu di mana kami terjebak badai salju sepulang dari manchester dan baru nyampe rumah jam 4 pagi keesokan harinya! apalagi sekarang perutku buncit begini. males aja, lagi hamil gini dorong-dorong mobil di suhu minus! ga lucu kan, huahahahaa.
bagi yang penasaran dan pengin tahu penderitaan kami melawan salju seperti apa waktu itu, aku tulis di tautan ini nih kisahnya, seru abis pokoknya :-p
untunglah, kami cuma kena salju sedikit dalam perjalanan pulang, masih tipis-tipis. karena kami memilih rute yang aman, ke arah timur terus ke selatan, sementara badai salju dari atlantik datang dari arah barat-daya ke utara. jadi kami kena pinggirnya saja. selebihnya ke arah rumah, cuma hujan air doank.
perhitungan kami tepat. sampai rumah masih sore, dan masih punya waktu untuk booking restoran india dan makan malam berdua dengan menu jalfrezi kambing yang lumayan pedas itu, ayam massala, krupuk india pappadom, samosa dan ayam pakora (tempura versi india). kuenyang bok! dulu aku ga gitu suka lho sama masakan india karena menurutku semua-mua kebanyakan bumbu, eneg! (seperti halnya aku ga gitu suka masakan italia terutama pizza, huekkk ;-p), tapi sejak hamil koq jadi suka, kenapa ya? nehi-nehi...lah, embuh #hehehe
10 feb - 16 feb
oke, postingan kali ini akan lumayan panjang sepertinya, karena aku punya banyak cerita minggu ini, dan akan aku sisipkan foto-foto juga. semoga masih pada semangat ngebacanya yah :-) boleh kalau mau ngopi2 dulu, silahkeun....yang udah ngantuk boleh bobo dulu, besok baca lagi ya #apasih
hari senin masuk kantor seperti biasa. kira-kira sebelum jam makan siang, telpon meja kantor berdering. eh, rupanya bu bidan dari rumah sakit yang nelpon, wadoh! ada apa inih??!! koq baru nelpon sekarang, katanya jum'at kemarin, pegimane sik.... udah hepi-hepi ga ada telpon jum'at sore kemarin, yang berarti hasil tes darahku normal, lha ini koq malah nelponnya hari senin? piye toh...
don't panic, don't panic....
don't panic, don't panic....
untung si ibu bidan suaranya kalem dan menyejukkan, jadi aku juga ga jadi panik hehehe. ia menjelaskan maksud dan tujuan menelpon ya untuk apalagi kalau bukan mengabarkan bahwa ada sedikit masalah dengan hasil tes darah di lab hari jum'at kemarin itu #gubrag
bagusnya, cara dia menyampaikan berita itu dengan bahasa yang halus dan nada suara yang tenang. kata dia, jangan khawatir, ga seburuk yang dipikirkan koq. menurut standar, batas ukuran normal kadar gula dalam darah adalah tidak melampaui angka 7.8 mmol/L (milimolar per liter). hasil pengukuran sampel darahku tidak jelek-jelek amat, yaitu 7.9 mmol/L, yang sayangnya membuatku harus masuk kategori pasien bermasalah hanya gara-gara angkaku melampaui batas, meski cuma beda 0.1 mmol/L saja! ngeselin ga sih, hahahaha...
ini aku kopi-in dari wikipedia, aturan standar internasional yang bisa juga dilihat dari link yang sudah aku cantumkan di tulisan minggu 28 di atas.
the 2 hour OGTT glucose level should be below 7.8 mmol/L (140 mg/dL). levels between this and 11.1 mmol/L (200 mg/dL) indicate "impaired glucose tolerance". glucose levels above 11.1 mmol/L (200 mg/dL) at 2 hours confirms a diagnosis of diabetes.
nah, beda 0.1 ini kini membuatku jadi penderita IGT atau GDM (lihat tulisan di atas), yaitu penderita diabetes sementara selama masa kehamilan.
teorinya, selama hamil, wanita yang tadinya tidak punya riwayat penyakit diabetespun bisa kena IGT dengan mudah. hal ini terjadi karena hormon kehamilan yang membantu pertumbuhan janin menghambat insulin bekerja secara optimal. insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang fungsinya untuk mengangkut gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi, semacam abang-abang ojek lah :-p
nah, kalau si abang-abang ojek ini rada-rada ngambek dan demo mogok kerja karena hormon kehamilan tadi, ya para penumpang (yaitu gula di dalam darah), ga bisa keangkut semua kan ke tempat tujuan, yaitu ke sel-sel tubuh. akibatnya terjadilah penumpukan penumpang, alias gulanya masih ada di aliran darah, ga keangkut. karena sel tubuh kekurangan gula, ibarat kurang bensin, badan jadi cepat capek. orang yang tadinya normal sebelum hamil, karena hormon hamil ini bisa menyebabkan kadar gula dalam darah selama kehamilan menjadi tinggi.
nah, karena aliran darah ini langsung terhubung ke ari-ari atau plasenta yang menjadi sumber makanan utama janin di dalam perut, kadar gula tinggi ini akan menyebabkan pertumbuhan janin menjadi tidak normal, kebanyakan gula, dan terjadilah big-baby-syndrome, atau bayinya kegendutan saudara-saudara!
jadi keinget mitos hamil yang mengatakan jangan minum es kalau lagi hamil nanti bayinya kegedean. benernya nih, orang indonesia kalau minum es kan maunya sama yang manis-manis, es campur lah, kelapa muda-lah, sirup-lah, es teler 77-lah (hiks jadi kangen...). itu isinya gula semua kan? nah, mungkin saja nih bumil-bumil di indo sana ga sadar kalau pada kena IGT/GDM, jadi tetep makan minum yang manis-manis, tau-tau bayinya gedhe deh. ujung-ujungnya es batu yang disalahin, hihihi....
kabar baiknya, setelah melahirkan dan hormon tubuh kembali normal, biasanya insulin kembali bekerja dengan sempurna lagi, makanya penderita diabetes selama hamil disebut penderita sementara. meskipun dalam kasus yang jarang, ada yang setelah hamil malah jadi penderita diabetes beneran atau permanen (kadar gula di atas 11.1 mmol/L) kalau pola makan selama hamil tidak dikontrol, jadi abang-abang ojeknya mogoknya terus-terusan, ga mau kerja lagi hehehe....
eh, aku bukan ahli per-diabetes-an sih. tahu semua ini juga gara-gara beda 0.1 itu tadi, aku langsung google sana sini, banyak baca-baca info dan belajar, mau ga mau! siapa lagi yang kudu paham tubuh kita sendiri kalau ga diri kita, ya kan ya kan... selain itu ya karena gondok juga sih cuma gara-gara beda dikit, aku jadi divonis diabetis, padahal kegemukan atau kebanyakan lemak juga kaga, makan kemaruk juga kaga, minum manis-manis juga jarang, meski tetep cinta coklat sih, hahaha. ga rela aja kaeknya dengan vonis ituh #haiyah
tapi bu bidan bilang sih, kecurigaan utama kenapa angkaku agak tinggi sedikit karena pola makan orang-orang daerah asalku, yaitu asia selatan-timur-tenggara, rata-rata emang sukanya yang manis-manis. jadi ga cuma aku yang punya masalah ini. karena data statistik dunia memang menunjukkan bahwa wanita-wanita dari daerah yang kusebut tersebut memang beresiko tinggi terkena diabetes sementara selama hamil. selain pola makan, juga ada faktor gen dan jenis ras itu tadi.
ooo, gitu toh bu bidan.... oke deh!
jadi sadar, apalagi bapakku wong solo, sukanya memang makan manis-manis, minum manis, masak apa saja pake gula kan orang jawa. trus masakan favoritku tetep dari dulu ya gudeg jogja, yahhh, jadi sadar dan maklum deh aku, pasrah saja jadinya dan menerima ini dengan lapang dada :-)
tapi aku jadi lantas berpikir, kalau aku tidak tinggal di inggris, di mana segala macam tetek bengek kehamilan ga perlu bayar sepeserpun alias gratis, apa iya aku akan tahu hal-hal semacam ini? di indonesia kan ibu hamil paling periksa kehamilan kalau ada duit doank ya. kalau ga ada keluhan apa-apa kan ya jarang-jarang ke dokter. paling kalau ke dokter juga cuma memastikan bahwa semua baik-baik saja, ga sampai cek detil ini itu, boro-boro sampe dicek darahnya seperti aku. bener gitu ga sih?
yang paling ironis dari semua pengalaman ini adalah, dulu bidan dan dokterku pada khawatir kalau bayiku bakal kekecilan karena aku terlalu kurus, eh lha sekarang mereka malah khawatir kalau bayiku bakal kegedhean karena gula darahku sedikit lebih tinggi dari normal. reseh yah?! #huh
oke, lalu aku musti ngapain selanjutnya?
di telpon, bu bidan minta aku datang lagi ke rumah sakit untuk mengikuti prosedur berikutnya, karena vonis itu tadi. yah, alamat bakalan ga masuk kerja lagi inih! untung bos sama hrd ngerti dan paham urusan beginian emang rempong bin makan waktu. mereka sih oke-oke saja aku kudu bolak-balik ke rumah sakit selama hamil. apalagi beban kerjaan pelan-pelan sudah agak berkurang. jadi sebelum dan sesudah urusan rumah sakit, aku kerja saja dari rumah, bales-balesin email, dan nge-review dokumen yang bisa kuakses online. jadi ceritanya aku sekarang jadi lebih sering working from home.
aku setuju datang hari rabunya, menemui bu bidan ahli diabetes yang menelponku tadi. jum'atnya si Beebee dijadualkan untuk di-scan lagi, diukur beratnya.
hari rabunya di rumah sakit, aku ketemu bu bidan. kami ngobrol banyak tentang hasil tes-ku. dengan ramah dan sabar bu bidan Kay yang cantik dan tinggi semampai meyakinkanku bahwa hasil tes ini cuma membuatku masuk kategori supaya aku bisa dimonitor terus menerus, itu saja. dan belum tentu perlu pengobatan, apalagi beda angkanya kecil sekali, cuma 0.1, damn it! #hehehe
dan lagi, mereka kan juga harus mengikuti prosedur rumah sakit, meski angkanya beda kecil sekali, mereka tidak boleh mengabaikan fakta bahwa angka itu tetap di atas yang diperbolehkan, jadi intinya aku cuma harus nurut saja. kalau ini di indo, mungkin bisa di-nego lah ya, hihihi. apalagi apa-apa kudu bayar lagi bayar lagi, ga ada yang gratis (kecuali kalau kartu jakarta sehat berlaku, kayak punya ktp jakarta aja hehehe). jadi daripada keluar uang lagi untuk pemeriksaan dan menjalani prosedur berikutnya, ya mending ga usah saja wong ya cuma beda dikit tok gitu :-)
nah, untuk memonitor kadar gula darahku terus menerus dan rutin, aku harus melakukannya sendiri sebanyak 4 kali sehari. caranya?
aku diberikan seperangkat alat untuk mengukur kadar gula darahku sendiri. alatnya kecil sih, dikemas rapi kayak dompet, dan bisa masuk ke tas tangan dengan mudah, imut deh! lihat foto-fotonya di bawah yah. bu bidan memperagakan cara penggunaannya, lalu memintaku mempraktekkannya di depan dia, untuk memastikan kalau aku sudah melakukan pengetesan dengan benar. alat ini untuk aku bawa pulang, dan aku harus mengetes sendiri darahku 4 kali sehari, pagi sebelum sarapan, 1 jam setelah sarapan, 1 jam setelah makan siang, dan 1 jam setelah makan malam.
alat ini gratis juga? iya lah, namanya juga dikasih, ya ga perlu bayar. lha emang semua-mua juga ga bayar terlebih kalau hamil (kecuali apa? kecuali parkir mobil ;-p). emang enak ternyata hamil di inggris, pelayanannya jempol empat! maap ya kalau tulisannya bikin iri doank dari tadi, hehehe...#ditimpuk para pembaca dari sabang sampai merauke
teorinya, selama hamil, wanita yang tadinya tidak punya riwayat penyakit diabetespun bisa kena IGT dengan mudah. hal ini terjadi karena hormon kehamilan yang membantu pertumbuhan janin menghambat insulin bekerja secara optimal. insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang fungsinya untuk mengangkut gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi, semacam abang-abang ojek lah :-p
nah, kalau si abang-abang ojek ini rada-rada ngambek dan demo mogok kerja karena hormon kehamilan tadi, ya para penumpang (yaitu gula di dalam darah), ga bisa keangkut semua kan ke tempat tujuan, yaitu ke sel-sel tubuh. akibatnya terjadilah penumpukan penumpang, alias gulanya masih ada di aliran darah, ga keangkut. karena sel tubuh kekurangan gula, ibarat kurang bensin, badan jadi cepat capek. orang yang tadinya normal sebelum hamil, karena hormon hamil ini bisa menyebabkan kadar gula dalam darah selama kehamilan menjadi tinggi.
nah, karena aliran darah ini langsung terhubung ke ari-ari atau plasenta yang menjadi sumber makanan utama janin di dalam perut, kadar gula tinggi ini akan menyebabkan pertumbuhan janin menjadi tidak normal, kebanyakan gula, dan terjadilah big-baby-syndrome, atau bayinya kegendutan saudara-saudara!
jadi keinget mitos hamil yang mengatakan jangan minum es kalau lagi hamil nanti bayinya kegedean. benernya nih, orang indonesia kalau minum es kan maunya sama yang manis-manis, es campur lah, kelapa muda-lah, sirup-lah, es teler 77-lah (hiks jadi kangen...). itu isinya gula semua kan? nah, mungkin saja nih bumil-bumil di indo sana ga sadar kalau pada kena IGT/GDM, jadi tetep makan minum yang manis-manis, tau-tau bayinya gedhe deh. ujung-ujungnya es batu yang disalahin, hihihi....
kabar baiknya, setelah melahirkan dan hormon tubuh kembali normal, biasanya insulin kembali bekerja dengan sempurna lagi, makanya penderita diabetes selama hamil disebut penderita sementara. meskipun dalam kasus yang jarang, ada yang setelah hamil malah jadi penderita diabetes beneran atau permanen (kadar gula di atas 11.1 mmol/L) kalau pola makan selama hamil tidak dikontrol, jadi abang-abang ojeknya mogoknya terus-terusan, ga mau kerja lagi hehehe....
eh, aku bukan ahli per-diabetes-an sih. tahu semua ini juga gara-gara beda 0.1 itu tadi, aku langsung google sana sini, banyak baca-baca info dan belajar, mau ga mau! siapa lagi yang kudu paham tubuh kita sendiri kalau ga diri kita, ya kan ya kan... selain itu ya karena gondok juga sih cuma gara-gara beda dikit, aku jadi divonis diabetis, padahal kegemukan atau kebanyakan lemak juga kaga, makan kemaruk juga kaga, minum manis-manis juga jarang, meski tetep cinta coklat sih, hahaha. ga rela aja kaeknya dengan vonis ituh #haiyah
tapi bu bidan bilang sih, kecurigaan utama kenapa angkaku agak tinggi sedikit karena pola makan orang-orang daerah asalku, yaitu asia selatan-timur-tenggara, rata-rata emang sukanya yang manis-manis. jadi ga cuma aku yang punya masalah ini. karena data statistik dunia memang menunjukkan bahwa wanita-wanita dari daerah yang kusebut tersebut memang beresiko tinggi terkena diabetes sementara selama hamil. selain pola makan, juga ada faktor gen dan jenis ras itu tadi.
ooo, gitu toh bu bidan.... oke deh!
jadi sadar, apalagi bapakku wong solo, sukanya memang makan manis-manis, minum manis, masak apa saja pake gula kan orang jawa. trus masakan favoritku tetep dari dulu ya gudeg jogja, yahhh, jadi sadar dan maklum deh aku, pasrah saja jadinya dan menerima ini dengan lapang dada :-)
tapi aku jadi lantas berpikir, kalau aku tidak tinggal di inggris, di mana segala macam tetek bengek kehamilan ga perlu bayar sepeserpun alias gratis, apa iya aku akan tahu hal-hal semacam ini? di indonesia kan ibu hamil paling periksa kehamilan kalau ada duit doank ya. kalau ga ada keluhan apa-apa kan ya jarang-jarang ke dokter. paling kalau ke dokter juga cuma memastikan bahwa semua baik-baik saja, ga sampai cek detil ini itu, boro-boro sampe dicek darahnya seperti aku. bener gitu ga sih?
yang paling ironis dari semua pengalaman ini adalah, dulu bidan dan dokterku pada khawatir kalau bayiku bakal kekecilan karena aku terlalu kurus, eh lha sekarang mereka malah khawatir kalau bayiku bakal kegedhean karena gula darahku sedikit lebih tinggi dari normal. reseh yah?! #huh
oke, lalu aku musti ngapain selanjutnya?
di telpon, bu bidan minta aku datang lagi ke rumah sakit untuk mengikuti prosedur berikutnya, karena vonis itu tadi. yah, alamat bakalan ga masuk kerja lagi inih! untung bos sama hrd ngerti dan paham urusan beginian emang rempong bin makan waktu. mereka sih oke-oke saja aku kudu bolak-balik ke rumah sakit selama hamil. apalagi beban kerjaan pelan-pelan sudah agak berkurang. jadi sebelum dan sesudah urusan rumah sakit, aku kerja saja dari rumah, bales-balesin email, dan nge-review dokumen yang bisa kuakses online. jadi ceritanya aku sekarang jadi lebih sering working from home.
aku setuju datang hari rabunya, menemui bu bidan ahli diabetes yang menelponku tadi. jum'atnya si Beebee dijadualkan untuk di-scan lagi, diukur beratnya.
hari rabunya di rumah sakit, aku ketemu bu bidan. kami ngobrol banyak tentang hasil tes-ku. dengan ramah dan sabar bu bidan Kay yang cantik dan tinggi semampai meyakinkanku bahwa hasil tes ini cuma membuatku masuk kategori supaya aku bisa dimonitor terus menerus, itu saja. dan belum tentu perlu pengobatan, apalagi beda angkanya kecil sekali, cuma 0.1, damn it! #hehehe
dan lagi, mereka kan juga harus mengikuti prosedur rumah sakit, meski angkanya beda kecil sekali, mereka tidak boleh mengabaikan fakta bahwa angka itu tetap di atas yang diperbolehkan, jadi intinya aku cuma harus nurut saja. kalau ini di indo, mungkin bisa di-nego lah ya, hihihi. apalagi apa-apa kudu bayar lagi bayar lagi, ga ada yang gratis (kecuali kalau kartu jakarta sehat berlaku, kayak punya ktp jakarta aja hehehe). jadi daripada keluar uang lagi untuk pemeriksaan dan menjalani prosedur berikutnya, ya mending ga usah saja wong ya cuma beda dikit tok gitu :-)
nah, untuk memonitor kadar gula darahku terus menerus dan rutin, aku harus melakukannya sendiri sebanyak 4 kali sehari. caranya?
aku diberikan seperangkat alat untuk mengukur kadar gula darahku sendiri. alatnya kecil sih, dikemas rapi kayak dompet, dan bisa masuk ke tas tangan dengan mudah, imut deh! lihat foto-fotonya di bawah yah. bu bidan memperagakan cara penggunaannya, lalu memintaku mempraktekkannya di depan dia, untuk memastikan kalau aku sudah melakukan pengetesan dengan benar. alat ini untuk aku bawa pulang, dan aku harus mengetes sendiri darahku 4 kali sehari, pagi sebelum sarapan, 1 jam setelah sarapan, 1 jam setelah makan siang, dan 1 jam setelah makan malam.
alat ini gratis juga? iya lah, namanya juga dikasih, ya ga perlu bayar. lha emang semua-mua juga ga bayar terlebih kalau hamil (kecuali apa? kecuali parkir mobil ;-p). emang enak ternyata hamil di inggris, pelayanannya jempol empat! maap ya kalau tulisannya bikin iri doank dari tadi, hehehe...#ditimpuk para pembaca dari sabang sampai merauke
selain memonitor kadar gula setiap hari, aku masih diharuskan untuk berkunjung lebih sering ke rumah sakit menemui ahli/spesialis diabetis (diabetologist), menemui ahli/spesialis kandungan (obstetrician) dan ahli/spesialis gizi makanan (dietitian) dengan jadual yang sudah mereka tentukan. dan mereka juga akan mengukur si Beebee lebih sering dari biasa, alias Beebee akan di-scan lagi dan lagi dan lagi, buat dipantau berat badannya jangan sampai endut hihihi
bayangkan kalau tiap kali konsultasi ke spesialis atau USG kudu bayar, kaeknya harus jual sapi dan sawah di kampung deh ya buat nutup biayanya (beuh, kaek punya sawah aja). untungnya semua itu gratis tis tis tis... :-p cuma kudu sering bayar parkir saja karena jadi bolak-balik ke rumah sakit, hihihi... #haiyah bahas parkir lagi-parkir lagi, bocen!
oke, kembali ke alat!
di bawah ini adalah gambar alat yang dikasih ke aku untuk memonitor kadar gula darah di rumah yang bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. cara pakainya pun sangat sederhana dan mudah. gambar paling kiri adalah perangkat alat ukur yang masih tertutup di dompetnya, pulpennya sih punyaku sendiri yah, ga dikasih rumah sakit. masak sampai pulpen-pun minta gratisan sih, malu-maluin! hihihi... aku taruh situ supaya pada tahu kira-kira ukuran dompetnya segede apa, dan itu pulpen nanti bakal dipakai nyatet hasil pengukuran juga, jadi ga usah nyari-nyari lagi kalau perlu, gitu lho...
di dalamnya isinya, alat ukur digital (yang di tengah ada layarnya itu), lalu sebelah kiri adalah jarum tusuk (model tombol jepretan, kayak yang dipakai buat ngetes golongan darah itu lho), sebelah kanan di botol kuning adalah pita elektronik untuk meletakkan sampel darah. supaya lebih detil, gambar ketiga yang aku kasih nomor 1 itulah jarum jepretannya. jarumnya ada di ujung plastik warna biru muda dan hanya untuk sekali pakai langsung buang, karena setelah dipakai tidak steril lagi. dan gambar nomer 2 adalah pita elektronik yang kudu dimasukkan ke bagian bawah alat ukur digital (lihat ujung bawah alat ada slot kecil warna kuning itu), dan akan membuat alat tersebut nyala secara otomatis, siap mengukur sampel darah kita.
pertama-tama sih, kudu cuci tangan dulu dan dilap sampai bersih, karena sisa kotoran atau hand-body lotion bisa mempengaruhi hasil pengukuran. setelah itu, tusuk jarum deh pakai alat jepret (lihat gambar di bawah ini paling kiri). enaknya, alat jarum jepretann ini bisa diatur dalam-dangkalnya tusukan (tergantung tangannya jenis halus lembut lentik, atau kasar dan kapalan, hihihi).
ga sakit koq pas dijepret, wong jarumnya halus banget, dan kecil sekali, ga berasa! jarum jahit jauh lebih besar, dan aku sudah sering banget ketusuk ga sengaja kalau lagi ngejahit atau nyulam. tadinya ngeri juga sih pas nyoba pertama kali, eh ternyata gitu doank, hahaha. karena tanganku lentik #halah, setinganku pakai yang dangkal saja, sudah bisa keluar darahnya. kalau yang hobi maen gitar atau kerja di bengkel kali perlu setingan yang dalam ya karena kulit jari tangannya keras atau kapalan, kalau dangkal kali ga bakal keluar tuh darah hihihihi #dilempar kunci inggris sama montir se-indonesia
nah, setelah ditusuk, pencet pelan-pelan deh tuh jari, pasti keluar setitik kecil darah. iya, cuma perlu setitik doank buat ngukur kadar gula, ga perlu banyak-banyak apalagi sampai 1 liter, hihihi. lihat deh gambar kedua, ada titik merah di ujung jari itu adalah darah yang lalu kudu didekatkan ke ujung pita elektronik di mana ada dua titik warna hitam di bagian bawah pita. sampel darah cuma perlu didekatkan ke salah satu titik hitam itu (kalau ada error di layar, baru pakai yang satunya). darah akan otomatis diserap oleh pita dan lenyap! dua detik kemudian muncullah angka di layar monitor.
lihat hasilku 6.5 untuk pengukuran hari ini setelah makan siang, jauh di bawah batas 7.8 yang disyaratkan. artinya kadar gula darahku normal saudara-saudara. masih ga habis ngerti deh kenapa angka 7.9 itu bisa terjadi, huh!!! ga rela!!! #teteup ngedumel. eh, tapi ga papa juga sih jadi repot memonitor gula darah 4 kali sehari begini, jadi tahu kan kondisi kesehatan tubuh kita sendiri setiap saat. apa yang kita makan akan terukur kadar gulanya langsung 1 jam setelah diproses. jadi bisa diatur menunya cari yang aman-aman saja. seru juga sih, hihihi... ga perlu ngedumel lagi deh.
hasil pengukuran lalu ditulis rapi di buku kecil untuk nanti dibawa ke rumah sakit atau dilaporkan ke bidan kalau perlu, melalui telpon (mereka sih yang akan menghubungi pasien untuk memantau). selesai nyatet, copot deh itu pita dari alat ukur, dan copot jarum warna biru dari alat jepret. selesai! paling cuma butuh 3-4 menit dari awal sampai akhir pengukuran.
karena jarum dan pita cuma untuk sekali pakai, aku kumpulin deh keduanya di botol kaca, buat suvenir hahaha. o ya, karena kemarin rumah sakit cuma ngasih stok beberapa jarum dan pita untuk jangka pemakaian 3 hari saja, aku diberi juga resep sama bu bidan Kay untuk ditebus di apotik dekat rumah, minta mereka ngasih stok jarum dan pita. sehari kan butuh 4 tuh, jadi kalau sebulan butuh 120 deh ya.
hari ini jumat, aku ke rumah sakit lagi ada janji kedua sama bu bidan buat scan si Beebee. syukurlah semua ukuran jatuh di kurva normal, beratnya baru sekitar 1.5 kg. tuh kan Beebee ga gendut-gendut amat hehehe. selesai dari rumah sakit kami sempetin mampir ke apotik ngambil resep jarum ama pita, dapet kotak isinya 200 jarum dan pita untuk stok. tetep gratis? errr... maap, iya donk! #hihihi....
...bersambung...
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
haha ntar minta suamiku pindah ke inggris aja deh :p
ReplyDeleteoya mbak, fungsi minuman rasa cola tadi untuk apa ya? kalo dia manis, bukannya otomatis gula darah jadi meningkat?
ntar kalo aku hamil trus minta ini-itu disini (cek darah dsb), trus aku bilang: iya dok, kayak temen saya yang di inggris itu loh. Masak disini gak ada? apa2 bayar pula! :)))
fungsi minuman cola itu memang untuk menaikkan kadar gula, sekalian ngetes seberapa kemampuan tubuh untuk menyerapnya, dan ngukur berapa yang tertinggal di darah dan ga keangkut ke sel-sel tubuh yang membutuhkan #halah dah mirip dokter njawab-e hahaha
Deletehehe... ayo pindah sini, dadi tonggoku ;-p
Rini, bener disini juga waktu aku hamil dimonitor kadar gulannya, untung masih dalam taraf normal, cuma aku kurang kadar besi dalam darah, jadi dikasih tablet vitamin B6 sampai masuk operasi caesar, supaya darahnya bisa mengental lagi setelah operasi. Selama kehamilan ada namanya sakit gula sementara yang membuat si bayi jadi super jumbo nanti, berbahaya bagi si ibu dan si bayi juga. Salam manis dari Budapest ya... Hayati
ReplyDeleteenak emang ya di sini dimonitor, jadi ada gejala ga beres dikit bisa ketahuan dan dicegah sebelum terlambat... salam kangen mbak hayati :-)
Deletesalam kenal mbak nay.
ReplyDeleteartikel mbak yang ini bikin iri aja. tp mungkin (ini mungkin) kata yg tepat bukan "gratis" mbak, tp "dibiayai pemerintah" kalo gratis kasian dokternya mbak. rugi banget jd dokter kandungan di inggis kalo gratis :-).
Di indo yg kayak mbak gini mungkin orang2 yang punya asuransi kesehatan, tp yah gak gitu2 amat detailnya.
makasih dah mampir :-) iya bener, kalau dari sudut pandang aku gratis, tp rumah sakitnya + staffnya + pelayanannya memang dibayar pemerintah hehe... cuma kalau dipikir2 lagi ya ga gratis juga sih, itu kan dananya dari uang pajak yg aku bayar tiap bulan dari gajiku yg dipotong buanyak (pajak penghasilan) - kalau yg ga kerja kali ya emang gratis karena ga bayar PPN hihihi. PPN di sini kan 22% sampai gaji jumlah tertentu dan gaji di atas nominal tertentu kena potong 40% lagi ;-) di Ind dipotong berapa ya? cuma 10% kan ya? hmm, makanya kesehatan jadi ga gratis di sana ;-p pemerintahnya kurang dana hehe..
Delete