kalau kemarin-kemarin aku sempat ngebahas soal susu sapi, kali ini aku pengin ikut-ikutan latah ah, nulis soal kasus suap sapi yang lagi marak diomongin oleh seluruh rakyat indonesia raya saat ini!
kenapa lagi-lagi mesti si sapi sih ya, yang jadi obyek pembicaraan? kesian banget tuh binatang #xixixi
meskipun agak was-was juga sih waktu punya ide pengin nulis ini. was-wasnya karena ada unsur sapi-nya, eh...sara-nya gitu. ya apalagi kalau bukan karena yang terlibat dan akhirnya dijadikan tersangka adalah pentolan salah satu partai politik berunsur agama mayoritas di indonesia. salah nulis bisa dikeroyok mas-mas berjenggot :-p #eh
jadi untuk amannya, mending ga usah dibahas dari segi sara-nya yah, kita bahas dari segi yang umum-umum saja dan masih dalam batas wilayah menulis yang aman untuk dikonsumsi pembaca otakkukusut #yachhhh, tapi kan jadinya ga seru?
kalau pengin seru nanti dibumbui dikit-dikit deh pakai link ke twitter 'panas' yang membahas soal ini, dan link-link ke tautan lain. jadi bukan aku nanti yang kena tuntut kalau ada yang ngamuk #wekekeke
salah satu link ke twitter kusuma_putri99 kemarin sempat mengklaim bahwa ternyata yang ke-gep di hotel itu bukan si tangan kanan pak LHI yang dibumbui dengan hadirnya gadis manis bernama #rani, tapi yang ke-gep itu pak LHI sendiri! nah lo!!! dan katanya demi kamaslahatan umat dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (gitu-gitu deh) terpaksa dibuatlah skenario yang ke-gep di hotel itu anak buahnya. makanya malamnya si pak LHI oke-oke aja waktu dijemput KPK. lha wong sebelumnya memang udah ke-gep di hotel koq. bener-ga nya kita lihat saja nanti dan moga-moga akun twitter itu bukan kloningan akun si trio macan ya #hihihi
sumber lain yang rada 'panas' untuk dibaca ada di tautan ini: http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/03/16/impor-renyah-daging-berjanggut/
atau ulasan tentang hubungan korupsi dan agama di tautan yang ini: http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2013/02/07/korupsi-itu-bertentangan-dengan-agama-basi/
kalau ngikutin kasusnya dari media sih, sebenarnya tertangkapnya pak LHI itu ya biasa-biasa saja. ga ada yang istimewa. kan tiap saat emang KPK nangkepin orang-orang yang diduga terlibat kasus korupsi, apanya yang istimewa? yang bikin heboh sih, karena beliau-nya itu pemimpin tertinggi partai #uhuk itu saja. ga kurang ga lebih. coba kalau beliau menjabat jabatan yang lain, pasti ga bakal seheboh pemberitaan dan kecaman-kecaman para pekicau di twitter belakangan ini.
kenapa dikecam?
kenapa dikecam?
karena, ketika sebuah image yang telah lama digaungkan dan diagungkan sebagai sebuah nilai moralitas yang dianut, tiba-tiba rusak karena ulah seorang-dua orang oknum pelaku yang tindakannya berseberangan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan diagungkan oleh kelompok apapun itu tadi, ya ibarat pepatah, "karena nila setitik, rusaklah susu sebelanga"! tuh kan, dari kasus suap sapi, balik ke susu lagi?! #hahaha #ganyambung #dikeplak
selama ini, image partai #uhuk memang sangat agamis. saking agamisnya, para pendukungnya ya cenderung atau kebanyakan mereka-mereka yang berpandangan (menurutku) agak fanatik sih. ya ga pa pa juga, sah-sah saja. ga melanggar aturan hidup bernegara dan bermasyarakat juga kan?
cuma sayangnya, begitu yang satu kena kasus, yang lain jadi pada kebakaran jenggot. adu debat deh akhirnya pihak-pihak yang 'setia' dan pihak yang berseberangan, meski cuma terjadi di dunia maya. belum denger ada jotos-jotosan beneran sih sampai saat ini #lukateFPI?
kalau aku sih melihatnya dari sisi ini, pembaca...
orang lupa, seorang pak LHI juga manusia. apapun agamanya dan apapun jabatannya, yang namanya manusia kan tak lepas dari goda, dosa dan nista. ya toh?! kalau sempurna kan bukan manusia lagi namanya. seorang #rani juga manusia, meski dalam hal ini kasusnya beda #hehe
dengan bobroknya mentalitas (sebagian) orang-orang indonesia yang menganggap korupsi, suap menyuap, komisi-komisian, mark-up anggaran, uang sabetan, dan pendapatan yang diperoleh dengan cara tidak halal lainnya sebagai sebuah tradisi yang terlanjur berurat-berakar dan turun temurun sejak jaman simbah suharto dulu, fakta sebagai pentolan partai beraliran keagamaan pun bukanlah sesuatu yang bisa menghentikan tradisi tersebut! ini kalau yang dituduhkan terbukti benar lho ya...
dan karena anggapan ini pula, batas-batas mana yang halal dan mana yang haram menjadi area abu-abu. orang tidak lagi menyadari bahwa mendapatkan uang jatah bagi-bagi komisi atau bonus atau suap itu sebagai uang 'haram'. apalagi kalau yang menerima berjamaah, lebih dari satu, atas nama organisasi atau perusahaan, dll. ditambah lagi kalau jumlahnya menggiurkan. sangat berat untuk berkata 'tidak' dan tetap hidup di jalur yang lurus dan benar, tetap hidup 'miskin' tanpa uang sabetan tadi. lebih parah lagi, biasanya uang haram ini memang dibuat tidak jelas asal-usulnya, tidak ada catatan transfernya, tidak bisa (sulit) dilacak, jadi yang akhirnya menikmati ya enjoy-enjoy saja. dosa toh ditanggung bareng-bareng #eaaaaaa
kita semua juga sudah mahfum, bisnis apapun di indonesia itu sejak jaman baheula (baca: orba) memang cuma bisa bergulir, jalan dan maju, jika dibumbui segala bentuk aktivitas nista yang kusebut di atas itu. mana ada bisnis yang bisa jalan kalau pemiliknya mau benar-benar jujur. kalau ga bisnisnya mati dilindas yang main sogok sana sogok sini, ya tetap hidup tapi ga bakal pernah maju! saingannya berat bok!!! bagaimana bisa melawan sesuatu yang berbasis iming-iming imbalan uang milyaran. mau jujur? ya hancur!
ga bisa (baca: sulit sekali) menjalankan bisnis tanpa uang pelicin. ga ada yang mau ngerjain tugas kalau ga pakai uang pangkal, uang pelancar, salam-tempel, uang terima kasih, uang ini, uang itu. dari pekerja kelas rendahan sampai pemilik perusahaan, dari tukang parkir di jalanan sampai para pejabat terhormat di senayan. tiap hari isinya ya bergulat dengan roda kehidupan yang sudah lama terkontaminasi oleh perilaku yang salah tapi pelan-pelan dibenarkan ini. tak heran jika setiap kali pelaku korupsi tertangkap, bilangnya sedang kena #musibah saja. kalau ga ketangkap ya lenggang kangkung! mereka sama sekali tidak sadar, perbuatan itu sudah jelas-jelas salah sejak awal!!!
termasuk ketika entah benar entah tidak, pak LHI ini mulai terlibat dalam pembagian kuota impor daging sapi. sementara pelaku bisnis di bidang yang sama kalau ga pakai main akal-akalan, suap-suapan, kasih komisi ini itu, kasih hadiah ini itu ke pejabat yang berwenang, ga bakal lancar bisnisnya. nah, mau tak mau, si bapak juga harus ikut arus donk bok! gila aja kalau melawan arus atas nama ajaran agama (apapun itu) yang dianut, ya bisnis ga bakal bisa ke mana-mana. lagipula siapa sih yang ga ngiler dijanjiin uang suap 40 milar? #cessss #cesssss
kalau ga ketangkep kan, bisa dibuat dana ini itu tuh duit. termasuk berbuat hal-hal kebaikan yang akan menambah image si bapak lebih baik lagi di mata masyarakat, ya ga ya ga ?! amal ini amal itu, sedekah sini sedekah situ. kalau ketangkep, ya musibah. kata media lho ini, bukan kataku :-p
kalau mau tau pendapatku sih, ga usahlah munafik. hidup itu simpel koq. mau baik, ya patuhi saja aturan-aturan dasar. ga usahlah bawa-bawa aturan agama ini itu atau keyakinan ini itu. aturan dasar di mana-mana sama saja koq. segala bentuk kelicikan dalam memperoleh penghasilan demi keuntungan diri sendiri/kelompok sendiri itu adalah tindakan yang tidak benar. hidup jujur itu gampang banget, asal tidak silau oleh kemilau materi.
seringnya sih, kemilau itu ditambah dengan anggapan bahwa image di mata orang lain itu jauh lebih penting dan gengsi itu di atas segalanya. kalau sudah beranggapan begini, mau sudah pergi haji tujuh kali, mau jadi pendeta atau biksu sekalipun, mau menjabat jabatan tertinggi sekalipun, orang akan lupa bahwa tindakan mereka itu tidak benar secara aturan mendasar yang hakiki tadi.
coba lihat saja gebrakan koh ahok di jajaran pemda DKI. yakin tuh kalau orang-orang pemda dasarnya bersih semua? diminta jelaskan uang anggaran saja pada gelagepan. dipotong jatahnya untuk uang operasional saja langsung pada pucet. ya iyalah, ga usah munafik sama-sama tahu saja, selama ini mereka bagi-bagi kue mark-up anggaran yang berasal dari uang pajak rakyat sebagai uang sabetan (meski kita semua tahu itu uang haram!).
dan pendapatan ekstra itu mungkin sudah dinikmati anak-istri-suami-kerabatnya di rumah dari tahun baheula. lantas kalau tiba-tiba koh ahok ngebabat habis peluang-peluang untuk mencuri uang rakyat, bisa pada kere mendadak kan kehidupan rumah tangga mereka? yang tadinya gaya hidupnya bisa foya-foya di atas rata-rata, belanja-belanji ke singapura, pamer ini itu ke tetangga, kini terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang karena uang sabetan jadi seret! 'mang enak :-D
oh ya, tak lama setelah postingan ini tayang, nemu twitter-an menarik dari bang poltak @hotradero. kira-kira begini inilah yang kumaksud dengan tulisanku yang muter-muter dan agak mbulet di atas, bang poltak bisa merangkainya menjadi kata-kata bijak yang terdengar lebih bagus. aku sudah minta ijin untuk ngutip ini lhoh, dan diijinkan :-)
Etika bersifat absolut. Tidak bisa hanya karena anda miskin atau hidup susah, maka sesuatu jadi halal/boleh.
Karena dengan prinsip yang sama, tidak bisa karena seseorang kaya/berkuasa lantas sesuatu jadi halal/boleh.
Orang miskin tanpa etika, suatu saat hanya akan sama dengan pihak yg mereka benci: orang kaya yg tak beretika.
Apa itu etika? Pengenalan apa yang boleh & tidak boleh secara moral. Tidak peduli seseorang kaya/miskin, tertindas/berkuasa.
Saya lebih menyorot sisi etika. Apa iya karena hidup kita susah maka kita boleh menyusahkan hidup orang lain?
kalau dipikir-pikir, kita itu termasuk makhluk paling #ngehe sih ya. terlalu banyak yang dipertaruhkan, terlalu tinggi gengsi yang harus dikorbankan, terlalu malu untuk mengakui bahwa tindakan yang kita tahu salah itu memang salah, dan terlalu-terlalu lain yang menggelapkan mata hati dan batin seseorang. kalau sudah begini, seorang LHI-pun tidak pernah ada atau punya rasa takut untuk berbuat korupsi. karena itu sangatlah manusiawi!!!
bagaimana dengan kasus si #rani? ... ah, tak usahlah kubahas. mahasiswi cantik yang katanya 'cuma' nemenin minum di cafe hotel dan 'baru saja kenalan' tapi langsung terima uang tunai 10 juta itu, apalah yang bisa kujelaskan. lagian kak najwashihab sudah membahasnya tuntas di mata-najwa edisi 'suap syahwat' minggu ini. jeratan uang memang lebih berkilau dari apapun dan bisa dengan mudahnya membutakan mata hati siapa saja. tak terkecuali pak LHI, #rani, mbak angie yang cantik jelita, mbak deedee yang suka ferrari, mas gayus, dan lain-lainnya. kecuali (mungkin), koh ahok dan pakdhe jokowi #hehehe...
cuma sayangnya, begitu yang satu kena kasus, yang lain jadi pada kebakaran jenggot. adu debat deh akhirnya pihak-pihak yang 'setia' dan pihak yang berseberangan, meski cuma terjadi di dunia maya. belum denger ada jotos-jotosan beneran sih sampai saat ini #lukateFPI?
kalau aku sih melihatnya dari sisi ini, pembaca...
orang lupa, seorang pak LHI juga manusia. apapun agamanya dan apapun jabatannya, yang namanya manusia kan tak lepas dari goda, dosa dan nista. ya toh?! kalau sempurna kan bukan manusia lagi namanya. seorang #rani juga manusia, meski dalam hal ini kasusnya beda #hehe
dengan bobroknya mentalitas (sebagian) orang-orang indonesia yang menganggap korupsi, suap menyuap, komisi-komisian, mark-up anggaran, uang sabetan, dan pendapatan yang diperoleh dengan cara tidak halal lainnya sebagai sebuah tradisi yang terlanjur berurat-berakar dan turun temurun sejak jaman simbah suharto dulu, fakta sebagai pentolan partai beraliran keagamaan pun bukanlah sesuatu yang bisa menghentikan tradisi tersebut! ini kalau yang dituduhkan terbukti benar lho ya...
dan karena anggapan ini pula, batas-batas mana yang halal dan mana yang haram menjadi area abu-abu. orang tidak lagi menyadari bahwa mendapatkan uang jatah bagi-bagi komisi atau bonus atau suap itu sebagai uang 'haram'. apalagi kalau yang menerima berjamaah, lebih dari satu, atas nama organisasi atau perusahaan, dll. ditambah lagi kalau jumlahnya menggiurkan. sangat berat untuk berkata 'tidak' dan tetap hidup di jalur yang lurus dan benar, tetap hidup 'miskin' tanpa uang sabetan tadi. lebih parah lagi, biasanya uang haram ini memang dibuat tidak jelas asal-usulnya, tidak ada catatan transfernya, tidak bisa (sulit) dilacak, jadi yang akhirnya menikmati ya enjoy-enjoy saja. dosa toh ditanggung bareng-bareng #eaaaaaa
kita semua juga sudah mahfum, bisnis apapun di indonesia itu sejak jaman baheula (baca: orba) memang cuma bisa bergulir, jalan dan maju, jika dibumbui segala bentuk aktivitas nista yang kusebut di atas itu. mana ada bisnis yang bisa jalan kalau pemiliknya mau benar-benar jujur. kalau ga bisnisnya mati dilindas yang main sogok sana sogok sini, ya tetap hidup tapi ga bakal pernah maju! saingannya berat bok!!! bagaimana bisa melawan sesuatu yang berbasis iming-iming imbalan uang milyaran. mau jujur? ya hancur!
ga bisa (baca: sulit sekali) menjalankan bisnis tanpa uang pelicin. ga ada yang mau ngerjain tugas kalau ga pakai uang pangkal, uang pelancar, salam-tempel, uang terima kasih, uang ini, uang itu. dari pekerja kelas rendahan sampai pemilik perusahaan, dari tukang parkir di jalanan sampai para pejabat terhormat di senayan. tiap hari isinya ya bergulat dengan roda kehidupan yang sudah lama terkontaminasi oleh perilaku yang salah tapi pelan-pelan dibenarkan ini. tak heran jika setiap kali pelaku korupsi tertangkap, bilangnya sedang kena #musibah saja. kalau ga ketangkap ya lenggang kangkung! mereka sama sekali tidak sadar, perbuatan itu sudah jelas-jelas salah sejak awal!!!
termasuk ketika entah benar entah tidak, pak LHI ini mulai terlibat dalam pembagian kuota impor daging sapi. sementara pelaku bisnis di bidang yang sama kalau ga pakai main akal-akalan, suap-suapan, kasih komisi ini itu, kasih hadiah ini itu ke pejabat yang berwenang, ga bakal lancar bisnisnya. nah, mau tak mau, si bapak juga harus ikut arus donk bok! gila aja kalau melawan arus atas nama ajaran agama (apapun itu) yang dianut, ya bisnis ga bakal bisa ke mana-mana. lagipula siapa sih yang ga ngiler dijanjiin uang suap 40 milar? #cessss #cesssss
kalau ga ketangkep kan, bisa dibuat dana ini itu tuh duit. termasuk berbuat hal-hal kebaikan yang akan menambah image si bapak lebih baik lagi di mata masyarakat, ya ga ya ga ?! amal ini amal itu, sedekah sini sedekah situ. kalau ketangkep, ya musibah. kata media lho ini, bukan kataku :-p
kalau mau tau pendapatku sih, ga usahlah munafik. hidup itu simpel koq. mau baik, ya patuhi saja aturan-aturan dasar. ga usahlah bawa-bawa aturan agama ini itu atau keyakinan ini itu. aturan dasar di mana-mana sama saja koq. segala bentuk kelicikan dalam memperoleh penghasilan demi keuntungan diri sendiri/kelompok sendiri itu adalah tindakan yang tidak benar. hidup jujur itu gampang banget, asal tidak silau oleh kemilau materi.
seringnya sih, kemilau itu ditambah dengan anggapan bahwa image di mata orang lain itu jauh lebih penting dan gengsi itu di atas segalanya. kalau sudah beranggapan begini, mau sudah pergi haji tujuh kali, mau jadi pendeta atau biksu sekalipun, mau menjabat jabatan tertinggi sekalipun, orang akan lupa bahwa tindakan mereka itu tidak benar secara aturan mendasar yang hakiki tadi.
coba lihat saja gebrakan koh ahok di jajaran pemda DKI. yakin tuh kalau orang-orang pemda dasarnya bersih semua? diminta jelaskan uang anggaran saja pada gelagepan. dipotong jatahnya untuk uang operasional saja langsung pada pucet. ya iyalah, ga usah munafik sama-sama tahu saja, selama ini mereka bagi-bagi kue mark-up anggaran yang berasal dari uang pajak rakyat sebagai uang sabetan (meski kita semua tahu itu uang haram!).
dan pendapatan ekstra itu mungkin sudah dinikmati anak-istri-suami-kerabatnya di rumah dari tahun baheula. lantas kalau tiba-tiba koh ahok ngebabat habis peluang-peluang untuk mencuri uang rakyat, bisa pada kere mendadak kan kehidupan rumah tangga mereka? yang tadinya gaya hidupnya bisa foya-foya di atas rata-rata, belanja-belanji ke singapura, pamer ini itu ke tetangga, kini terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang karena uang sabetan jadi seret! 'mang enak :-D
oh ya, tak lama setelah postingan ini tayang, nemu twitter-an menarik dari bang poltak @hotradero. kira-kira begini inilah yang kumaksud dengan tulisanku yang muter-muter dan agak mbulet di atas, bang poltak bisa merangkainya menjadi kata-kata bijak yang terdengar lebih bagus. aku sudah minta ijin untuk ngutip ini lhoh, dan diijinkan :-)
Etika bersifat absolut. Tidak bisa hanya karena anda miskin atau hidup susah, maka sesuatu jadi halal/boleh.
Karena dengan prinsip yang sama, tidak bisa karena seseorang kaya/berkuasa lantas sesuatu jadi halal/boleh.
Orang miskin tanpa etika, suatu saat hanya akan sama dengan pihak yg mereka benci: orang kaya yg tak beretika.
Apa itu etika? Pengenalan apa yang boleh & tidak boleh secara moral. Tidak peduli seseorang kaya/miskin, tertindas/berkuasa.
Saya lebih menyorot sisi etika. Apa iya karena hidup kita susah maka kita boleh menyusahkan hidup orang lain?
kalau dipikir-pikir, kita itu termasuk makhluk paling #ngehe sih ya. terlalu banyak yang dipertaruhkan, terlalu tinggi gengsi yang harus dikorbankan, terlalu malu untuk mengakui bahwa tindakan yang kita tahu salah itu memang salah, dan terlalu-terlalu lain yang menggelapkan mata hati dan batin seseorang. kalau sudah begini, seorang LHI-pun tidak pernah ada atau punya rasa takut untuk berbuat korupsi. karena itu sangatlah manusiawi!!!
bagaimana dengan kasus si #rani? ... ah, tak usahlah kubahas. mahasiswi cantik yang katanya 'cuma' nemenin minum di cafe hotel dan 'baru saja kenalan' tapi langsung terima uang tunai 10 juta itu, apalah yang bisa kujelaskan. lagian kak najwashihab sudah membahasnya tuntas di mata-najwa edisi 'suap syahwat' minggu ini. jeratan uang memang lebih berkilau dari apapun dan bisa dengan mudahnya membutakan mata hati siapa saja. tak terkecuali pak LHI, #rani, mbak angie yang cantik jelita, mbak deedee yang suka ferrari, mas gayus, dan lain-lainnya. kecuali (mungkin), koh ahok dan pakdhe jokowi #hehehe...
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
weit...
ReplyDeletebentar bentar...
Ini Nay posting nya banyak basa basi niiih...
jadi kurang jelas...hihihi...
Lagian kalo gak masuk acara gosip...
aku kurang ngerti lah ama beritanya...
*eykeh kan emak emak inpotenmen sejati*...hihihi..
Bukan ngomongin si ketua PKS itu kan yah..ops....hihihi...
wuahaha, ga boleh nyebut nama Biiii, ntar dituntut si sapi, xixi... iya lah gpp kali-kali basa-basi dikit... takut kena seruduk sapi, mending diseruduk kulkas deh, paling benjol dikit kulkasnya huahahahaha :-D
DeleteWeleh, klo ngga baca postinganmu ini aq malah ngga tau inpoh lengkapnya, Rin.. :D Bakal panjang lagi dah komennya ini..hahahaha
ReplyDeleteDenger sih denger soal penangkapan itu, lah wong GEGER kok.. *sengaja pake kapslok soalnya banyak banget jenggot yang kebakaran..wkwkwkwkwk...
Setuju sama qm, bahwa klo urusan negara or politik, ngga usah bawa2 agama deh. Agama itu kan tanggung jawabnya mengajarkan dasar moralitas umatnya bukannya lantas mesti ikut2an jadi rebutan jatah di pemerintahan. Kan dari jaman dulu seharusnya sudah belajar dari Sejarah berbagai Negara di Dunia ya, bagaimana pemerintahan yang dikuasai oleh salah satu Agama jadinya malah hancur.
Klo soal korupsi sih aq mesti bilang ya, disini kayak maling teriak maling...masyarakat menghujat para koruptor, tapi coba liat deh di pasar2 atau di toko2 biasa, sudah bukan rahasia lagi klo banyak pegawai suruhan me-mark-up bon2 pembelian supaya bisa nilep kembalian. Udah ngga malu2 pula langsung ngomong supaya jumlahnya dinaikkan. Bahkan sampai ada toko yang punya 2 macam bon. Yang 1 khusus buat si tukang nilep dan biasanya berupa bon kosong tanpa kop. Jadi tokonya ngga ketempuhan klo ada apa2.
Lah orang2 kayak gitu tereak2 dari bawah karena blom kebagian aja. Klo kebagian kan cep klakep. Anteng. :)Sementara para pejabat sekarang yang tertangkap 1-1 oleh KPK kan juga orang2 yang pada jaman Reformasi tereak2 soal keadilan buat rakyat, soal pemberantasan korupsi, dll, dsb, et suteralah.. Ga bisa bilang deh...ya kan?
Btw, klo begini urusan si sapi jadi ngga beres2 nih.. hahahahaha...jadi tenar dia...
wekekekeke... yah begitulah, yg tereak emang yg blom kebagian sih. kalau dah dapet emang ikutan manggut-manggut ikutan makan rumput (sama si sapi) hihihi... yah kudunya sih hukum mesti kuat dan ga pandang bulu, baru org mikir seribu kali mau korupsi kecil2an juga. sekarang kan hukum masih bisa dibeli, yah susah :-D
Delete