postingan ini lebih merupakan postingan 'pengakuan dosa' daripada opini, kritik atau semacamnya :-)
hah?! dosa apa?... kalau mau dikategorikan masalah dosa ini masuk dosa berat, ringan, atau dosa yang bisa diabaikan sih, terserah para pembaca saja menilainya bagaimana. tapi baca dulu kasusnya baik-baik yah sebelum menilai dan memutuskan #halah
kan sekarang lagi rame-ramenya nih berita-berita mengenai ujian nasional yang soalnya bocor-lah, yang siswa pada ditangkep polisi karena jualan kunci jawaban lah, yang kiriman paket soal nyasar ke pulau lain lah, yang beberapa sekolah terancam batal buat bisa ujian lah, banyak deh!
so, critanya hari ini aku jadi teringat pengalaman pribadiku di masa lalu mengenai hal yang sama. sebenarnya sih aku sudah lupa-lupa ingat dan ga begitu peduli lagi mengenai ujian nasional sekolah SD, SMP atau SMU di indonesia yang tiap tahunnya entah kenapa selalu saja diwarnai kehebohan dan ga pernah sekalipun berlangsung dengan aman, damai dan tenteram. boro-boro jujur....
gara-gara berita-berita di media itu, aku jadi pengin berbagi kisah yang kualami kira-kira sekitaran tahun 1990-an yang lalu ini (masih duduk di bangku SMP) ke para pembaca, jadul banget yak! yang baca postingan ini pada belom lahir kali, hihihi....
begini kisahnya...
begini kisahnya...
aku dulu termasuk murid yang rajin belajar, pendiam, tapi berprestasi di kelas. sejak SD kelas 1 sampai kelas 6 aku selalu menempati urutan ranking teratas, dan tak pernah terkalahkan. masuk SMP kelas 1, aku cuma ada di ranking ke-3, tapi itupun berubah ketika naik ke kelas 2 dan 3 sewaktu aku terpisah kelas dengan kedua cowok yang berada di urutan 1 dan 2, aku otomatis selalu menjadi yang nomer 1 di kelasku.
nilai rata-rataku selalu tinggi terutama di pelajaran favoritku, matematika. otakku memang berkembang baik di sisi yang tugasnya memproses angka-angka, bukannya huruf atau tata bahasa yang sampai sekarang memang masih rada-rada payah (sila baca postingan: aku tak paham bahasa). meski prestasiku di pelajaran-pelajaran lain juga tidak terlalu buruk, pelajaran yang menyangkut angka-angka selalu lebih mudah kuterima (selain matematika, fisika adalah pelajaran favorit nomer dua) dan soal-soal matematika selalu dengan cepat, tuntas dan tangkas selalu kulahap #lalapan kali..
seringnya setiap kali ada ulangan matematika, atau ujian matematika, aku selalu selesai paling cepat, lalu merasa bosan di dalam ruangan karena tak ada lagi soal lain yang bisa kukerjakan, dan kalau waktu yang tersedia masih banyak, aku memilih untuk menyerahkan lembar jawabanku ke meja guru dan berjalan keluar ruangan lalu nongkrong di kantin sekolah atau di depan kelas sampai semua selesai mengumpulkan jawaban dan waktu ujian selesai.
awal mulanya tindakanku ini sering diprotes teman-teman sekelas karena semakin cepat aku selesai mengerjakan soal-soal yang umumnya menjadi momok menakutkan bagi rata-rata murid-murid yang lain, semakin panik mereka di dalam dan gelisah menghitung angka-angka rumit tersebut. tadinya aku sempat merasa ga enak hati dan minta maaf sih, tapi lama-lama mereka maklum kalau buatku soal-soal itu memang ga pernah terlalu susah, bahkan seringkali aku tetap memperoleh nilai tertinggi di kelas (tak jarang dapat nilai sempurna 100 ;-p), meski aku juga yang paling cepat menjawab soal-soal tersebut.
di kelas aku lalu jadi terkenal sebagai jago matematika, dan anak-anak di kelas maklum saja kalau aku keluar ruangan lebih dulu setiap kali ulangan atau ujian semester. ah, dia lagi-dia lagi, paling juga dia yang dapet nilai tertinggi, ga bakal kekejar mah, bukan saingan jadi mending cuekin aja hehe.. begitu mungkin pikir mereka yah...
hingga saat ujian akhir nasional tiba....
tentu saja aku selalu berusaha menjadi yang terbaik dan mendapat nilai paling tinggi di mata pelajaran apapun, kapanpun dan di manapun #haiyah... iya donk, hidup cuma sekali jangan mau ah jadi orang bodoh...ya ga?... padahal sih selalu ranking 1 juga ga pernah dapet apa-apa dari bokap-nyokap, keseringan soalnya jadi ga penting lagi hihihi....
waktu ujian tiba, akupun belajar lebih giat lagi karena menurutku kalau sudah masuk ujian akhir tingkat nasional itu sainganku bukan lagi teman-teman sekelasku, bukan lagi teman-teman kelas sebelah, bukan lagi teman-teman satu kota, tapi sainganku adalah siswa di seluruh indonesia! aku harus memperoleh NEM (nilai ebtanas murni) setinggi-tingginya - ga tau sekarang disebutnya apa ya nilai beginian ini...
waktu ujian tiba, akupun belajar lebih giat lagi karena menurutku kalau sudah masuk ujian akhir tingkat nasional itu sainganku bukan lagi teman-teman sekelasku, bukan lagi teman-teman kelas sebelah, bukan lagi teman-teman satu kota, tapi sainganku adalah siswa di seluruh indonesia! aku harus memperoleh NEM (nilai ebtanas murni) setinggi-tingginya - ga tau sekarang disebutnya apa ya nilai beginian ini...
kenapa aku demikian ambisius, tujuannya ya supaya aku bisa masuk SMU favorit di kota kecilku, yang letak gedung sekolahnya kebetulan persis di depan rumah, hehe. itu tekadku pada waktu itu. biasanya ujian dijadwal cuma dua mata pelajaran setiap hari selama 3 hari kalau ga salah yah... lupa-lupa ingat, dah jaman baheula banget euy!
pola belajarku pun aku pasang target dengan mendahulukan pelajaran yang aku tak begitu kuasai semacam bahasa indonesia, hihihi... dan belajar matematikanya aku letakkan di skala prioritas terakhir saja, karena kalau toh aku kehabisan waktu dan ga sempat membaca buku catatan atau mengerjakan latihan-latihan soal di buku pegangan kurikulum, aku masih pede dan merasa mampu mengerjakan soal-soal yang sudah menjadi santapan favoritku selama ini.
hingga pada suatu malam.....
besok pagi adalah jadwal ujian nasional matematika, dan seingatku itu adalah hari pertama UN. satu mata pelajaran lain aku tak begitu ingat. tapi aku yakin aku sudah cukup belajar hari itu dan sudah mantap bahwa besok pagi semua akan baik-baik saja. aku merasa siap, dan pergi tidur lebih awal supaya besok pagi otak segar dan siap menjawab soal-soal ujian negara yang diberikan. sudah kelas 3 SMP, akupun sudah hapal betul bagaimana rasanya berada di ruang ujian. meski sesiap apapun tetap saja ada kegelisahan, kekhawatiran dan kecemasan dalam menjawab soal-soal. bahkan kadang-kadang perut ikut-ikutan mules-mules hehehe. normal itu mah yah....demam panggung ;-p
eh, lagi asik-asiknya tidur, tiba-tiba aku dibangunin nyokap!
kata nyokap, ada temenku sekelas nungguin aku di luar rumah, gubrag!!! jam berapa sekarang? tanyaku sambil ngucek-ngucek mata.... jam setengah 12 hampir tengah malam lhoh saudara-saudara. temenku ini kebetulan udah nyokap kenal baek juga sih, kalau ga mana mungkin dibukain pintu ;-p cowok sih tapi bukan pacar yah, aku ga kenal 'pacaran' sampe lulus SMU koq, - kan murid alim critanya. tapi ngapain coba temenku dateng ke rumah tengah malem buta begini? berani 'kali dia ngetok pintu rumahku, ga sopan banget, ngegangguin mimpi indahku ngitung trigonometri! hihihi
kata nyokap, ada temenku sekelas nungguin aku di luar rumah, gubrag!!! jam berapa sekarang? tanyaku sambil ngucek-ngucek mata.... jam setengah 12 hampir tengah malam lhoh saudara-saudara. temenku ini kebetulan udah nyokap kenal baek juga sih, kalau ga mana mungkin dibukain pintu ;-p cowok sih tapi bukan pacar yah, aku ga kenal 'pacaran' sampe lulus SMU koq, - kan murid alim critanya. tapi ngapain coba temenku dateng ke rumah tengah malem buta begini? berani 'kali dia ngetok pintu rumahku, ga sopan banget, ngegangguin mimpi indahku ngitung trigonometri! hihihi
dengan malas aku keluar rumah, dia udah nongkrong aja di kursi depan teras dan nyengir kuda ngeliat aku berjalan tersuruk-suruk dengan mata masih ngantuk!
pertama-tama tentu saja dia bilang sori karena ngebangunin orang tidur! kedua, dia dengan semena-mena lalu nyodorin beberapa lembar kertas yang agak kucel karena digulung-gulung yang barusan ditariknya dari kantong belakang jeans kumelnya, ke arahku. dengan malas aku terima gulungan itu dan duduk di sebelahnya, siap-siap ngomel! apa-apaan sih nih... #pasang muka kuda nil ngamuk
apa dia bilang?
katanya dia barusan lolos dari kejaran polisi gara-gara kertas yang aku pegang itu. waks!!! dikejar polisi?! tengah malam buta begini? apa yang telah terjadi roberto #halah, jadi adegan drama telenovela! ;-p
sejak kapan narkoba bentuknya mirip kertas gulungan? xixixi.... lalu dengan heboh dia cerita non-stop bahwa dia beli itu kertas-kertas dari seseorang di sebuah desa terpencil yang agak jauh dari kota kecil kami. transaksinya rupanya diendus polisi, dan ketahuan! makanya dia dikejar, tapi katanya dia berhasil lolos dan dari beberapa kertas yang tadinya udah di tangan dia, cuma satu itu yang tersisa dan selamat, dan kini ada di tanganku! #hadeuh
sejak kapan narkoba bentuknya mirip kertas gulungan? xixixi.... lalu dengan heboh dia cerita non-stop bahwa dia beli itu kertas-kertas dari seseorang di sebuah desa terpencil yang agak jauh dari kota kecil kami. transaksinya rupanya diendus polisi, dan ketahuan! makanya dia dikejar, tapi katanya dia berhasil lolos dan dari beberapa kertas yang tadinya udah di tangan dia, cuma satu itu yang tersisa dan selamat, dan kini ada di tanganku! #hadeuh
kertas-kertas yang lain, nasibnya berakhir di pematang sawah entah di mana, karena katanya dia lempar begitu saja untuk menghilangkan barang bukti kalau-kalau sampai ketangkap beneran.... nah, yang satu ini kebetulan dibelinya terpisah jadi dia gulung dan umpetin di saku jeansnya jadinya ga ikut kebuang pas panik dikejar tadi....kira-kira begitu deh cerita yang masih kuingat meski sudah agak-agak kabur di memoriku...
bayangkan! baru bangun tidur hampir tengah malam, habis capek belajar seharian, mata masih ngantuk diceritain begitu, langsung melek donk ya pastinya, hahaha..... dia pun lalu membuat pengakuan ke aku. kebetulan dia adalah salah satu sohib akrabku dan kami memang teman dekat meski karakter kami jelas-jelas bertolak belakang hehehe...
dengan prestasi di sekolah yang kurang begitu bagus - #hihi bisa kena jitak aku kalau dia baca ini - rupanya strategi temanku dalam menghadapi ujian nasional ini, dia lebih memilih jalan pintas dengan mencari-cari oknum-oknum sindikat di kota kami yang jualan bocoran soal-soal ujian nasional (dan kalau ada sekalian kunci jawabannya). sejak dulu jaman baheula, kebocoran soal UN memang sudah bukan rahasia lagi dan bukanlah hal yang baru. parah yah, sampai sekarang pun masih, ck ck ck....
sungguh memprihatinkan! #hadeuh, mirip babe SBY jadinya
contohnya nih, aku sampai miris baca blog teman yang memuat cerita temannya yang jadi pengawas UN baru-baru ini di tautan berikut: http://adrianizulivan.blogspot.co.uk/2013/04/oh-un-itu-begini.html. sungguh sangat memprihatinkan sistem pendidikan di indonesia! mau jadi generasi apa mereka nanti kalau sudah lulus. dengan berkembangnya jaman yang demikian cepat dan pesat, persaingan global yang makin ketat, akan mampukah mereka bersaing dengan sesama generasi di kancah internasional? atau generasi ini akan semakin membuat indonesia terpuruk nantinya :-(
kembali ke masa lalu...
sungguh memprihatinkan! #hadeuh, mirip babe SBY jadinya
contohnya nih, aku sampai miris baca blog teman yang memuat cerita temannya yang jadi pengawas UN baru-baru ini di tautan berikut: http://adrianizulivan.blogspot.co.uk/2013/04/oh-un-itu-begini.html. sungguh sangat memprihatinkan sistem pendidikan di indonesia! mau jadi generasi apa mereka nanti kalau sudah lulus. dengan berkembangnya jaman yang demikian cepat dan pesat, persaingan global yang makin ketat, akan mampukah mereka bersaing dengan sesama generasi di kancah internasional? atau generasi ini akan semakin membuat indonesia terpuruk nantinya :-(
kembali ke masa lalu...
kalau aku sudah berminggu-minggu disibukkan dengan persiapan belajar, belajar dan belajar, temanku tadi rupanya sibuk mencari-cari gimana caranya bisa membeli soal-soal bocoran ini. karena dasarnya cowok dan lingkungan pergaulannya cukup luas, kenalan premannya lumayan banyak hihi, temanku ini akhirnya dapet info juga mengenai soal bocoran UN dan di mana bisa dibeli. entah duitnya juga dari mana, dan harga per soalnya berapa, aku tak tau dan tak mau tau.
yang pasti kata dia, gulungan yang ada di tanganku itu adalah soal matematika!!! #kyaaaa....
tapi katanya lagi, yang jualan bilang kalau keakuratan soal tidak bisa dijamin 100% alias soal itu bisa saja dikopi dari soal asli, atau bisa jadi palsu, alias bukan soal yang sebenarnya. kemungkinan besok soalnya keluar persis sama atau berbeda total masih 50:50 lah, katanya. karena tidak ada jaminan itulah, dia bilang dia jadi agak-agak stres, karena andalannya untuk menjawab soal-soal ujian besok pagi ya cuma dari bocoran itu doank. apalagi ditambah hilangnya soal-soal yang lain yang dilemparnya ke sawah tadi, meski katanya dia niat sih buat nyari kalau-kalau kertas-kertas itu masih bisa ditemukan jadi bisa buat persiapan dia ujian hari kedua dan ketiga nanti, doh!
ya iyalah ya, seharian sibuk nyari bocoran soal lalu dikejar-kejar polisi bukannya khusyuk belajar, gimana ga stres!!! hahaha.... emang rada o'on tuh anak....kesian banget #xixixi
nah, lalu apa keterlibatanku dalam hal ini?
dengan setengah memaksa, temanku tadi memohon dengan sangat supaya aku mau mengerjakan soal-soal di gulungan kertas tadi, malam itu juga! dan besoknya tinggal ngasih dia jawaban a,b,c,d, atau e di secarik kertas kecil! dia sudah mengingat-ingat jenis soal di nomer-nomer awal, jadi kalau soalnya sama persis, dia akan tau kalau kunci jawabanku bisa dipakai. cerdas juga temenku ini kadang-kadang ;-p
dan karena tatapannya yang memelas, dan aku tau dia sangat capek, kurang tidur, dan tentunya masih deg-degan dengan kejar-kejaran barusan tadi, tentu saja aku jadi ga tega! lagipula pikirku, masih belum tentu juga soal ini yang keluar besok. itung-itung latihan menjawab soal-soal lah, meski aku sudah merasa cukup belajar matematika dan merasa sudah siap, tak ada salahnya latihan lagi. yang jadi masalah ya cuma aku jadinya kurang tidur karena kudu melek beberapa jam lagi! beuh....
setelah dia pulang, kubuka lembaran kumel itu dengan sedikit gemetar. ada rasa dosa dan bersalah sih, karena seumur-umur aku ga pernah nyontek, ga pernah main curang, anti lah pokoknya sama hal-hal yang begitu #kan murid alim critanya ;-p bukan juga hanya melulu perkara dosa sih, tapi secara etika hidup, di mana-mana perbuatan curang itu tidak pernah bisa dibenarkan! termasuk korupsi... #teteuppp.....
tapi karena sudah mengiyakan permintaan teman, aku ga bisa juga ingkar. serba salah kan jadinya... lagi-lagi aku mikir, kan masih 50:50 juga kalau bocoran ini bisa jadi bocoran palsu. ya itung-itung belajar lagi saja....
aku lalu duduk di meja belajar, dan mulai mengerjakan satu persatu soal-soal di kertas gulung tadi, tentu dengan mata mengantuk, jam sudah lewat tengah malam sebentar lagi mungkin ayam mulai berkokok. soal-soalnya lumayan gampang sih menurutku, meski satu dua ada yang aku harus buka buku untuk memastikan rumus yang kuingat sudah betul, atau ada sesuatu yang aku kurang yakin.
tak lama akupun selesai, lalu mencatat huruf-huruf jawaban di selembar sobekan kertas buku, sesuai janjiku ke temanku tadi. kertas kunci jawaban bertulisan tanganku itu yang aku masukkan ke tas sekolahku, sedang kertas gulung tadi aku tinggal saja di rumah. jadi takut saja kalau-kalau ada polisi merazia tas sekolah di jalan, gara-gara cerita temanku tadi malam, kan serem....
tak lama akupun selesai, lalu mencatat huruf-huruf jawaban di selembar sobekan kertas buku, sesuai janjiku ke temanku tadi. kertas kunci jawaban bertulisan tanganku itu yang aku masukkan ke tas sekolahku, sedang kertas gulung tadi aku tinggal saja di rumah. jadi takut saja kalau-kalau ada polisi merazia tas sekolah di jalan, gara-gara cerita temanku tadi malam, kan serem....
paginya kepalaku berat! ya iyalah, gara-gara kurang tidur... beuh...
kejadian semalam kupikir cuma mimpi, sampe ketika aku lihat gulungan kertas kumal di meja belajarku, baru aku sadar aku ga ngimpi. uh, ada-ada saja... batinku sambil bersiap-siap berangkat sekolah hari itu untuk menghadapi ujian nasional hari pertama. aku cuma berharap kantukku tidak berpengaruh banyak terhadap otakku untuk diajak berpikir menjawab soal-soal ujian nantinya.
jadwal ujian pertama yang pasti bukan matematika tapi mata pelajaran satunya lagi. dengan otak yang masih lumayan segar karena masih pagi, aku bisa menyelesaikan ujian dengan baik. kertas jawaban yang aku tulis tadi malam sudah aku berikan ke temanku yang dengan antusias dan tak sabar menemuiku pagi-pagi sebelum ujian dimulai. dia cuma bilang terima kasih lalu ngeloyor pergi, tanpa bertanya mana gulungan soalnya. sepertinya di otaknya yang paling penting cuma lembar jawaban, bukan soal atau bagaimana caranya aku menyelesaikan soal-soal tersebut ;-p
banyak orang memang berpikirnya cuma result-oriented sih (peduli sama hasil akhir saja), ga pernah process-oriented (peduli dengan prosesnya). ya aku sih cuma maklum saja... kalaupun dia minta kertas soalnya dikembalikan, paling aku suruh dia ngambil ke rumah... tapi rupanya dia ga pernah minta hehe...
setelah jam istirahat selesai, tibalah kini saatnya ujian matematika...
deg-degan juga waktu lembaran soal mulai dibagikan di atas meja dalam posisi terbalik di depan mataku. lalu begitu si pengawas ujian memberikan instruksi untuk membuka soal itu, badanku langsung lemas seketika. gulungan kertas kumal tadi malam ternyata persis sama dengan lembaran kertas bersih dan masih segar berbau tinta yang kini ada di depanku!!! aku langsung komat-kamit berdoa minta maaf sama sang pelukis pelangi... aku merasa dosa, curang, salah, dan merasa kotor karena telah bersekongkol dengan temanku!
sambil nanar, kutatap saja kertas soal itu sampai lama sementara teman-teman yang lain mulai sibuk menghitung dan menjawab soal-soal tersebut karena mereka pasti khawatir kalau waktu yang tersedia tak bakal cukup. aku sendiri dengan malas mulai menuliskan nama, nomer ujian dan mulai membaca soal nomer 1. rasanya seperti dejavu!
baru beberapa jam lalu aku memegang dan mengerjakan soal-soal ini, sekarang aku kudu ngerjain lagi? ah sudahlah pikirku, sudah terlanjur, apa mau dikata...
haruskah aku lapor ke guru kalau soal itu sudah bocor? apakah mereka akan peduli, karena kudengar kadang-kadang kebocoran berawal dari kalangan para pendidik sendiri dan yang jualan soal ujian nasional tak jarang justru karena motif kemiskinan, yang mana duit tersebut bisa menjadi tambahan gaji bulanan yang selalu saja tak pernah cukup untuk hidup layak dari gaji seorang guru?
atau motif gengsi sebuah lembaga pendidikan yang harus bisa meluluskan sekian persen muridnya dengan nilai yang membanggakan untuk menaikkan pamor dan nama sekolah seperti tulisan temanku di tautan blog di atas tadi? bisakah aku disebut pahlawan kalau aku membongkar perkara itu, atau justru aku dianggap sok suci? nyatanya toh setiap tahun soal ujian selalu saja bocor, seketat apapun pengawasan keamanannya. beuh!
atau motif gengsi sebuah lembaga pendidikan yang harus bisa meluluskan sekian persen muridnya dengan nilai yang membanggakan untuk menaikkan pamor dan nama sekolah seperti tulisan temanku di tautan blog di atas tadi? bisakah aku disebut pahlawan kalau aku membongkar perkara itu, atau justru aku dianggap sok suci? nyatanya toh setiap tahun soal ujian selalu saja bocor, seketat apapun pengawasan keamanannya. beuh!
ditambah lagi, toh bukan aku yang membeli soal itu, tak pernah ada niat juga untuk itu, dan aku cuma terjebak situasi gara-gara terlalu baik membantu teman. saat itu umurku baru 14-15 tahun, dan aku masih takut untuk berkata benar :-(
sambil menjawab soal-soal yang sama, otakku liar mengembara. beberapa soal rupanya aku kerjakan dengan agak sembrono tadi malam, ya maklum saja karena ngantuk sekali. pagi itu, aku hitung kembali beberapa soal dan memperoleh jawaban yang berbeda dari jawaban yang aku kasih ke temanku di secarik kertas pagi tadi. tak banyak sih yang berubah, cuma beberapa nomor saja.
selesai ujian, aku pulang dengan lunglai!
kasus ini tak pernah kuceritakan ke siapapun sampai sekarang ketika aku memutuskan untuk membaginya ke pembaca blog ini :-) tak juga ke bokap-nyokap, saudara, atau bahkan membahasnya dengan temanku tadi. kami tutup mulut serapat-rapatnya, mengubur kisah ini dalam-dalam seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. lucunya, nyokap yang ngebukain pintu juga ga pernah nanya lhoh kenapa temenku dateng tengah malem buta ngebangunin aku. sedemikian percayanya yah ortuku sama anak-anaknya yang alim-alim ini... #hihihi
kasus ini tak pernah kuceritakan ke siapapun sampai sekarang ketika aku memutuskan untuk membaginya ke pembaca blog ini :-) tak juga ke bokap-nyokap, saudara, atau bahkan membahasnya dengan temanku tadi. kami tutup mulut serapat-rapatnya, mengubur kisah ini dalam-dalam seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. lucunya, nyokap yang ngebukain pintu juga ga pernah nanya lhoh kenapa temenku dateng tengah malem buta ngebangunin aku. sedemikian percayanya yah ortuku sama anak-anaknya yang alim-alim ini... #hihihi
ketika pengumuman hasil nilai ujian keluar, rupanya nilai matematikaku adalah yang paling tinggi, tak hanya di sekolahku, tapi di seluruh wilayah karesidenan kalau ga salah. dari seluruh soal, aku cuma salah 2-3 nomor saja (lupa tepatnya).
temanku yang aku beri kunci jawaban?
dia memperoleh nilai lumayan tinggi meski sehari-harinya tak begitu pintar di mata pelajaran ini. sekitar angka 7 sekian atau 8 gitu deh (kan ada beberapa soal yang aku hitung ulang lagi karena malamnya ngerjainnya rada ga bener). dan rupanya, soal jawaban itu dia sebar ke beberapa sohib kentalnya di sekolah, walhasil makin banyak saja yang nilai ujian matematikanya tiba-tiba jadi bagus #sompret kutu kupret...
temanku yang aku beri kunci jawaban?
dia memperoleh nilai lumayan tinggi meski sehari-harinya tak begitu pintar di mata pelajaran ini. sekitar angka 7 sekian atau 8 gitu deh (kan ada beberapa soal yang aku hitung ulang lagi karena malamnya ngerjainnya rada ga bener). dan rupanya, soal jawaban itu dia sebar ke beberapa sohib kentalnya di sekolah, walhasil makin banyak saja yang nilai ujian matematikanya tiba-tiba jadi bagus #sompret kutu kupret...
yang aku masih penasaran sampe sekarang, kalau saja malam itu temenku membuang semua kertas yang ia beli ke sawah dan tak pernah mengetuk pintu rumahku untuk minta tolong aku ngerjain soal bocoran matematika itu, kira-kira aku masih dapat nilai tinggi ga yah? aku yakin sih masih, tapi apakah bisa setinggi cuma salah 2-3 nomor, atau mungkin cuma salah 5-10 nomor? entahlah.... aku takkan pernah tau jawabannya, karena sejarah tak bisa diputar balik, nasi sudah menjadi bubur, dan waktu tak bisa diputar mundur....
dan... kalau benar nih gara-gara ini dosa teman-temanku yang dapet nilai bagus itu aku yang harus tanggung karena kunci jawaban yang aku beri, hmm... kira-kira masuk kategori dosa apa yah, berat, sedang atau ringan? tapi mudah-mudahan sang maha pencipta, sungguhlah juga maha pengampun :-)
dan... kalau benar nih gara-gara ini dosa teman-temanku yang dapet nilai bagus itu aku yang harus tanggung karena kunci jawaban yang aku beri, hmm... kira-kira masuk kategori dosa apa yah, berat, sedang atau ringan? tapi mudah-mudahan sang maha pencipta, sungguhlah juga maha pengampun :-)
.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
jadi itu terjadi sejak jaman saya belom nyicip UN ya buk... Saya prihatin! #terSBY
ReplyDeleteyahhh begitulah buuu :-)
DeleteTahun ini, diduga otak bocornya UN adalah seorang kepala sekolah di Demak, jlegerrrr!!!! http://koran.tempo.co/konten/2014/04/29/340948/Sindikat-Kunci-Jawaban-UN-Hingga-ke-Demak
Delete