... apalagi sampe nikah!!! #sengaja bikin judul kontroversial, biar pada penasaran ^_^
eits, jangan berprasangka buruk ya, baca dulu postingan ini baik-baik.
***
belakangan ini, aku makin sering nemu artikel, atau postingan, atau tautan di internet mengenai masalah keimigrasian di inggris, yang semakin hari kelihatannya semakin galak saja, hohoho...
kebanyakan sih mengenai keluh kesah, kemarahan, keputusasaan mereka-mereka yang terkena peraturan baru imigrasi inggris, yang ternyata berdampak luas sampai ujung-ujungnya harus membawa-bawa sisi kemanusiaan.
bagaimana tidak, gara-gara peraturan baru yang berlaku mulai juli 2012 ini (sudah dua tahun lalu sih sebenernya ga gitu baru lagi) yang mengharuskan setiap warga inggris entah laki-laki atau perempuan, yang mempunyai pasangan nikah atau tidak nikah yang non-inggris dan non-eropa, wajib mempunyai penghasilan minimal sebesar £18,600 per tahun (£1,550 atau sekitar Rp 36 juta per bulan dengan nilai tukar rupiah 19,500), baru bisa diijinkan membawa pasangan hidupnya untuk tinggal bersama di inggris.
bagaimana tidak, gara-gara peraturan baru yang berlaku mulai juli 2012 ini (sudah dua tahun lalu sih sebenernya ga gitu baru lagi) yang mengharuskan setiap warga inggris entah laki-laki atau perempuan, yang mempunyai pasangan nikah atau tidak nikah yang non-inggris dan non-eropa, wajib mempunyai penghasilan minimal sebesar £18,600 per tahun (£1,550 atau sekitar Rp 36 juta per bulan dengan nilai tukar rupiah 19,500), baru bisa diijinkan membawa pasangan hidupnya untuk tinggal bersama di inggris.
di bawah angka itu, pihak kantor imigrasi tidak pandang bulu, tidak main-main, dan tidak lagi pakai kasihan, aplikasi visa atau ijin tinggal sebagai pasangan akan langsung ditolak mentah-mentah.
dari banyak kasus yang pernah kubaca, ada satu kasus di mana pihak warga inggrisnya sudah punya dua rumah milik sendiri dan tidak punya hutang ke bank pun, tetapi karena penghasilan resmi bulanannya tidak memenuhi syarat meski punya dua rumah, harta benda (tidak bergerak) mereka tidak masuk hitungan karena rumah tidak dihitung sebagai penghasilan bulanan. nah lo...
akibatnya, rata-rata mereka kemudian terpaksa harus hidup terpisah dari pasangannya yang harus angkat kaki dari inggris karena visa lamanya sudah tidak berlaku lagi, dan aplikasi perpanjangannya tidak disetujui. bahkan tidak sedikit yang harus berpisah dengan anak mereka karena harus ikut ibunya/bapaknya yang non-inggris kembali ke negara asal, atau anak yang harus tetap di inggris bersama ibunya/bapaknya dan tidak bisa bertemu ibunya/bapaknya yang non-inggris dan harus kembali ke negaranya.
ada juga kasus di mana seorang ibu non-inggris yang kena deportasi dan dikirim balik ke negaranya dengan paksa padahal bayi-nya yang berwarga negara inggris masih perlu menyusu ibunya! khusus kasus ini, pemerintah inggris lalu dituding tidak manusiawi karena menyebabkan kasus tersebut terjadi. banyak lagi kasus lainnya. kebanyakan sedih sih.... #hiks
dari banyak kasus yang pernah kubaca, ada satu kasus di mana pihak warga inggrisnya sudah punya dua rumah milik sendiri dan tidak punya hutang ke bank pun, tetapi karena penghasilan resmi bulanannya tidak memenuhi syarat meski punya dua rumah, harta benda (tidak bergerak) mereka tidak masuk hitungan karena rumah tidak dihitung sebagai penghasilan bulanan. nah lo...
akibatnya, rata-rata mereka kemudian terpaksa harus hidup terpisah dari pasangannya yang harus angkat kaki dari inggris karena visa lamanya sudah tidak berlaku lagi, dan aplikasi perpanjangannya tidak disetujui. bahkan tidak sedikit yang harus berpisah dengan anak mereka karena harus ikut ibunya/bapaknya yang non-inggris kembali ke negara asal, atau anak yang harus tetap di inggris bersama ibunya/bapaknya dan tidak bisa bertemu ibunya/bapaknya yang non-inggris dan harus kembali ke negaranya.
ada juga kasus di mana seorang ibu non-inggris yang kena deportasi dan dikirim balik ke negaranya dengan paksa padahal bayi-nya yang berwarga negara inggris masih perlu menyusu ibunya! khusus kasus ini, pemerintah inggris lalu dituding tidak manusiawi karena menyebabkan kasus tersebut terjadi. banyak lagi kasus lainnya. kebanyakan sedih sih.... #hiks
o ya, ada juga kasus yang menimpa seorang wanita berkewarganegaraan indonesia, yang ujungnya berakhir sedih juga. wanita wni ini sekarang terpaksa pulang kembali ke indonesia dan tidak diijinkan kembali masuk ke inggris untuk sementara waktu, sampai urusan persyaratan yang diajukan kantor imigrasi inggris semuanya terpenuhi, sementara suaminya masih harus tinggal di inggris bersama anak-anak mereka yang harus terpisah dari ibunya. kesian juga yah, ga kebayang kalau aku yang harus mengalami kejadian ini, terpisah dari anak dan suami, dan dipaksa harus angkat kaki pulang naik pesawat seorang diri! tega nian... #mewek
yang penasaran dengan kisah sedih para imigran ini, ada sebuah blog yang khusus didedikasikan untuk memuat cerita-cerita nasib para pasangan yang harus terpisah oleh peraturan ini. silakan baca-baca kalau tertarik, ini tautannya: http://britcits.blogspot.co.uk/search/label/stories
***
dulu, sebelum peraturan ini mulai diberlakukan, memang banyak sekali orang asli inggris yang menikah dengan bangsa lain. ya sebenarnya ini bukan hal baru atau tabu juga, dan sebenarnya bukan orang inggris saja lah ya yang menjadi pelaku kawin campur. semua bangsa di dunia juga banyak yang kawin campur. di sini yang kumaksud dengan kawin campur adalah perkawinan antara dua kewarganegaraan yang berbeda yah, bukan soal warna kulit atau beda ras. bisa saja yang inggris kulit putih dan pasangannya misalnya dari kanada dan berkulit putih juga, tetap saja namanya kawin campur karena beda kewarganegaraan.
sekalipun sama ras dan warna kulit juga, kalau beda warga negara ujung-ujungnya urusannya juga ke imigrasi soalnya, karena tiap negara mempunyai aturan keimigrasian sendiri-sendiri mengenai hal ini.
biasanya sih negara yang ekonominya lebih kuat dan maju yang mempunyai peraturan keimigrasian yang lebih ketat dibanding dengan negara yang masih berkembang. karena kemungkinan besar pelaku kawin campur memang akan cenderung memilih untuk menetap di negara yang standar hidupnya lebih baik. wajar sih ya. meski tentu saja selalu ada perkecualian, di mana mereka memutuskan untuk justru menetap di negara yang lebih 'miskin' tingkat perekonomiannya, karena memang situasi mengharuskan demikian. ya sah-sah saja.
sama halnya dengan para pelaku kawin campur di manapun di belahan dunia ini yang selalu harus berhadapan dengan rumitnya birokrasi keimigrasian, pelaku kawin campur dengan warga inggris juga pastinya akan berhadapan dengan urusan imigrasi ketika memutuskan untuk menetap, entah di inggris, di negara pasangannya, atau di negara lain. ketika mereka lalu memutuskan untuk menetap di inggris, maka aturan imigrasi inggris lah yang harus mereka penuhi.
sayangnya, karena inggris sekarang ini sedang berusaha untuk memangkas angka imigrasi, maka berbagai upaya pun dilakukan pemerintah inggris sekalipun beberapa aturan akhirnya dipandang terlalu 'kejam' bagi sebagian imigran pelaku kawin campur. sementara dari pihak pemerintah, pelaku kawin campur di inggris dituding sebagai salah satu penyebab tingginya angka imigrasi dan juga dituding menjadi beban bagi penggunaan uang pajak negara. maka dibuatlah batasan £18,600 itu tadi.
peraturan itu sendiri diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dan strategi untuk menurunkan tingginya angka imigrasi, disamping pengetatan aturan-aturan imigrasi yang lain, meski katanya sih solusi ini masih jauh dari ideal. jadi sepertinya sih masalah tingginya angka imigrasi yang membelit negara inggris masih butuh waktu lebih lama lagi untuk mencapai angka yang diharapkan.
kalau ditanya kenapa negara ini sampai menghadapi masalah kebanyakan imigran, jawabannya bisa panjang. lain kali aku posting terpisah yah. tapi salah satu jawabannya ya karena inggris negara makmur, jadi semua orang pengin ikut mencicipi. harap maklum juga, apa-apa di inggris memang gratis sih. pelayanan kesehatan dan pelayanan publik lainnya memang biayanya dibebankan ke negara, yang lalu dibayar pakai uang pajak dari rakyat.
nah, yang bayar pajak itu kan orang-orang yang kerja. makin banyak penghasilannya, bayar pajaknya makin besar. lha yang ga kerja, selain ga bayar pajak, memang cuma 'makan' uang pajak, karena terima tunjangan ini itu dari pemerintah tiap bulannya. ya wajar saja kalau kemudian ada warganya yang ga berpenghasilan, atau penghasilannya minim, lalu nikah sama orang asing, lalu pasangannya diajak tinggal di inggris, pasangannya ga kerja juga, dan keduanya lalu jadi beban negara. tentu saja lama-lama negara juga gerah, dan maka dikeluarkanlah aturan keimigrasian di atas, yang oleh sebagian orang yang terkena aturan ini terbilang cukup berat untuk dipenuhi.
***
memang sih cinta tak kenal usia, tak kenal ras, tak kenal warga negara dan tak kenal dompet! kalau sudah jatuh cinta, ya jatuh cintalah sepasang anak manusia. kadang ga pake cinta aja banyak yang pada nikah kok, ya kan? hihi #uhuk #nomention
lalu ketika mereka terbentur aturan keimigrasian dan tak bisa menjalani hidup berdua seperti yang mereka impikan, ya hancurlah semua harapan. apa mau dikata. kasihan juga sih, tapi kupikir pemerintah inggris posisinya cukup sulit juga. kalau dibiarkan, memang angka imigrasi dari kawin campur terus meningkat (katanya). hidup di negara maju dengan segala fasilitas gratis sekalipun jadi pengangguran, memang menarik banyak minat. kalau misalnya ada promosi cari jodoh untuk nikah dengan orang asing, mungkin orang-orang inggris pada khususnya dan negara-negara maju lain di eropa barat ini memang lebih banyak diminati, karena ya iming-iming hidup mudah dari uang tunjangan negara itu tadi. nganggur saja digaji, gimana ga nyaman.
maka kalau dulu orang inggris yang tidak berpenghasilan pun bisa membawa pasangan non-inggris-nya untuk tinggal dan menetap di inggris, mulai tahun 2012 kemarin, sudah tidak bisa lagi. stop! tidak ada kompromi meski banyak yang nangis-nangis minta dikasihani. pertanyaannya sekarang, siapa saja sih yang terkena dampaknya? siapakah orang-orang yang berpenghasilan di bawah £18,600 per tahun ini?
banyak!
rata-rata sih yang protes adalah mereka-mereka pasangan muda, yang jatuh cinta dan nikah muda dengan pasangan non-inggrisnya, misalnya anak-anak yang baru lulus kuliah dan ketemu pasangannya pas sama-sama kuliah. begitu lulus dan nikah, yang inggris tentu baru mau mulai kerja donk. lulusan universitas tingkat sarjana kalau dapet kerjaan baru, gajinya paling juga ga sampe £18,600 sih, apalagi kalau pengalaman kerja nol besar, dan dapet kerjanya yang ga gitu bagus. kecuali mungkin yang lulus cum-laude dan biasanya direkrut oleh perusahaan besar bertaraf internasional dengan standar gaji tinggi, mungkin anak baru bisa terima £20,000an setahun bahkan lebih, sebelum kena pajak.
ada lagi anak-anak muda yang ga pernah masuk universitas dan langsung bekerja dengan ijasah sekolah menengahnya. mereka biasanya memasuki pasar kerja dengan gaji lebih kecil dibanding dengan pasar kerja bagi lulusan perguruan tinggi. mereka-mereka ini karena ga pernah kuliah jadi biasanya juga menikah muda. dan mereka yang kebetulan ketemu dengan pasangan yang berwarga negara lain, akan terkena dampak aturan baru ini juga karena si warga inggrisnya gajinya tidak memenuhi syarat.
lalu ada juga orang-orang inggris yang memang nganggur, jomblo, dan hidup dari tunjangan negara, (mungkin) sudah agak berumur, lalu niat jalan-jalan ke (seringnya) asia untuk cari jodoh, dan dapet! rada stereotype-ing sih memang, bule tua asia muda jalan berdua. lalu nikah begitu saja dan cewe asianya diajak ke inggris, girang donk yah. dulu bisa banget, dan buanyak yang gitu. setelah aturan ini berlaku, maaf-maaf saja. sekarang bule inggris yang miskin dilarang jatuh cinta sama pemerintahnya. apalagi sampai ngajak nikah dan bawa-bawa pasangan barunya ke inggris segala. nambah beban euy...yang sudah terjadi ya sudahlah kata imigrasi. yang belum terjadi sekarang distop total. maka mereka-mereka yang berpenghasilan nol sampai kurang dari £18,600 setahun, kalau mau cari jodoh memang harus cari pasangan orang inggris juga, kalau ga gitu terpaksa harus terpisah ga bisa hidup bareng. jadi buat apa nikah donk kalau ga bisa sama-sama.
yang kesian sih kalau orang inggris yang ga kerjanya bukan karena malas, tapi karena kondisi kesehatan dan fisiknya yang memang ga memungkinkan untuk kerja, atau biasa disebut kaum disable. ada beberapa kasus yang memang terjadi terhadap mereka, di mana pasangannya yang bukan inggris terpaksa harus kembali ke negaranya, padahal kehadiran mereka di samping pasangannya yang disable tadi justru teramat sangat dibutuhkan. ya gitu deh, sedih lagi ujung-ujungnya....
kelompok lain yang terkena aturan ini adalah mereka-mereka yang memang pekerja keras, tapi di sektor informal yang memang biasanya gajinya cukup kecil, ga sampai angka £18,600 setahun seperti yang disyaratkan. kalau yang ini mungkin layak dikasihani sih ya. mereka bukan pengangguran lho, dan mereka layak untuk bisa hidup bahagia berdua dengan pasangannya yang dicintainya juga kan yah. tapi kalau memang mereka penghasilannya pas-pasan meski sudah banting tulang tiap hari, ya gimana donk. memang sektor kerja mereka di rentang gaji di bawah £18,600. seperti misalnya tukang bersih-bersih, tukang bangunan, pelayan rumah makan, pegawai supermarket, satpam, pokoknya mereka yang gajinya minim lah. banyak lho jumlahnya. nah mereka ini juga ga bisa bawa pasangan non-inggris-nya kalau penghasilannya ga mencukupi.
gimana kalau pasangannya yang non-inggris gajinya dua kali lipat dari yang disyaratkan? apakah gaji si pasangan bisa ditambahkan? jawabnya ga bisa, alias tetap ga diitung #hiks
contoh nih, misal cewek inggris kerja jadi pelayan toko, gajinya misalnya £15,000 setahun. jatuh cinta sama cowok (misalnya) dari singapura dan kerjanya jadi programmer IT dan gajinya misalnya £30,000 setahun (tapi dia kerja di singapura sana). lalu mereka nikah. tetap ga bisa lho si cewek ini bawa suaminya untuk tinggal berdua dan menetap di inggris, karena gaji ceweknya tidak memenuhi syarat. bisanya, si cowok harus cari kerja dulu di inggris dan masuk inggris melalui visa kerja biasa, bukan dengan cara menikah dengan si cewek inggris tadi dan masuk inggris sebagai suaminya!
membingungkan ya? hehe... nah, apalagi kalau si cowoknya ga kerja! ga bakal mungkin bisa hidup di inggris kalau si cewek gajinya ga sampai £18,600. terpaksa deh, kalau ga hidup terpisah ya si ceweknya yang harus hengkang dari inggris dan ikut suaminya. lucunya dengan aturan ini, si cewek ga akan pernah bisa ngajak suaminya untuk balik tinggal di inggris, sampai ia bisa mempunyai penghasilan sendiri seperti yang disyaratkan pemerintah inggris. jadi seumur-umur ia harus ikut dan tinggal di negara suaminya. banyak juga kasus yang begini di tautan blog di atas tadi. sedih memang...
tapi balik lagi, peraturan tetaplah peraturan.
sekali sudah disetujui dan diberlakukan, ya itulah yang berlaku, meski memakan lebih banyak 'korban' dari hari ke hari. entah apa mungkin satu hari nanti akan diubah, atau sedikit dilonggarkan syaratnya? ga ada yang tahu, kita tunggu saja. yang pasti, meski aku ga terpengaruh oleh aturan ini, sebagai sesama pelaku kawin campur, aku ikut bersimpati juga dengan mereka yang harus terpaksa terpisah dari pasangannya, bahkan anak-anaknya sendiri, hanya karena mereka tidak cukup berpenghasilan. kesian...
dan, bagi kalian yang sudah punya pacar orang inggris, atau pengin punya pacar orang inggris, atau lagi pedekate sama orang inggris, atau sudah mau nikah sama orang inggris, dan berdua nantinya pengin tinggal di inggris, pastikan pasangannya berpenghasilan minimal £18,600 setahunnya ya. kalau ga berpenghasilan segitu, putusin aja, cari lagi yang lebih kaya :-D
sekalipun sama ras dan warna kulit juga, kalau beda warga negara ujung-ujungnya urusannya juga ke imigrasi soalnya, karena tiap negara mempunyai aturan keimigrasian sendiri-sendiri mengenai hal ini.
biasanya sih negara yang ekonominya lebih kuat dan maju yang mempunyai peraturan keimigrasian yang lebih ketat dibanding dengan negara yang masih berkembang. karena kemungkinan besar pelaku kawin campur memang akan cenderung memilih untuk menetap di negara yang standar hidupnya lebih baik. wajar sih ya. meski tentu saja selalu ada perkecualian, di mana mereka memutuskan untuk justru menetap di negara yang lebih 'miskin' tingkat perekonomiannya, karena memang situasi mengharuskan demikian. ya sah-sah saja.
sama halnya dengan para pelaku kawin campur di manapun di belahan dunia ini yang selalu harus berhadapan dengan rumitnya birokrasi keimigrasian, pelaku kawin campur dengan warga inggris juga pastinya akan berhadapan dengan urusan imigrasi ketika memutuskan untuk menetap, entah di inggris, di negara pasangannya, atau di negara lain. ketika mereka lalu memutuskan untuk menetap di inggris, maka aturan imigrasi inggris lah yang harus mereka penuhi.
sayangnya, karena inggris sekarang ini sedang berusaha untuk memangkas angka imigrasi, maka berbagai upaya pun dilakukan pemerintah inggris sekalipun beberapa aturan akhirnya dipandang terlalu 'kejam' bagi sebagian imigran pelaku kawin campur. sementara dari pihak pemerintah, pelaku kawin campur di inggris dituding sebagai salah satu penyebab tingginya angka imigrasi dan juga dituding menjadi beban bagi penggunaan uang pajak negara. maka dibuatlah batasan £18,600 itu tadi.
kalau ditanya kenapa negara ini sampai menghadapi masalah kebanyakan imigran, jawabannya bisa panjang. lain kali aku posting terpisah yah. tapi salah satu jawabannya ya karena inggris negara makmur, jadi semua orang pengin ikut mencicipi. harap maklum juga, apa-apa di inggris memang gratis sih. pelayanan kesehatan dan pelayanan publik lainnya memang biayanya dibebankan ke negara, yang lalu dibayar pakai uang pajak dari rakyat.
nah, yang bayar pajak itu kan orang-orang yang kerja. makin banyak penghasilannya, bayar pajaknya makin besar. lha yang ga kerja, selain ga bayar pajak, memang cuma 'makan' uang pajak, karena terima tunjangan ini itu dari pemerintah tiap bulannya. ya wajar saja kalau kemudian ada warganya yang ga berpenghasilan, atau penghasilannya minim, lalu nikah sama orang asing, lalu pasangannya diajak tinggal di inggris, pasangannya ga kerja juga, dan keduanya lalu jadi beban negara. tentu saja lama-lama negara juga gerah, dan maka dikeluarkanlah aturan keimigrasian di atas, yang oleh sebagian orang yang terkena aturan ini terbilang cukup berat untuk dipenuhi.
***
memang sih cinta tak kenal usia, tak kenal ras, tak kenal warga negara dan tak kenal dompet! kalau sudah jatuh cinta, ya jatuh cintalah sepasang anak manusia. kadang ga pake cinta aja banyak yang pada nikah kok, ya kan? hihi #uhuk #nomention
lalu ketika mereka terbentur aturan keimigrasian dan tak bisa menjalani hidup berdua seperti yang mereka impikan, ya hancurlah semua harapan. apa mau dikata. kasihan juga sih, tapi kupikir pemerintah inggris posisinya cukup sulit juga. kalau dibiarkan, memang angka imigrasi dari kawin campur terus meningkat (katanya). hidup di negara maju dengan segala fasilitas gratis sekalipun jadi pengangguran, memang menarik banyak minat. kalau misalnya ada promosi cari jodoh untuk nikah dengan orang asing, mungkin orang-orang inggris pada khususnya dan negara-negara maju lain di eropa barat ini memang lebih banyak diminati, karena ya iming-iming hidup mudah dari uang tunjangan negara itu tadi. nganggur saja digaji, gimana ga nyaman.
maka kalau dulu orang inggris yang tidak berpenghasilan pun bisa membawa pasangan non-inggris-nya untuk tinggal dan menetap di inggris, mulai tahun 2012 kemarin, sudah tidak bisa lagi. stop! tidak ada kompromi meski banyak yang nangis-nangis minta dikasihani. pertanyaannya sekarang, siapa saja sih yang terkena dampaknya? siapakah orang-orang yang berpenghasilan di bawah £18,600 per tahun ini?
banyak!
rata-rata sih yang protes adalah mereka-mereka pasangan muda, yang jatuh cinta dan nikah muda dengan pasangan non-inggrisnya, misalnya anak-anak yang baru lulus kuliah dan ketemu pasangannya pas sama-sama kuliah. begitu lulus dan nikah, yang inggris tentu baru mau mulai kerja donk. lulusan universitas tingkat sarjana kalau dapet kerjaan baru, gajinya paling juga ga sampe £18,600 sih, apalagi kalau pengalaman kerja nol besar, dan dapet kerjanya yang ga gitu bagus. kecuali mungkin yang lulus cum-laude dan biasanya direkrut oleh perusahaan besar bertaraf internasional dengan standar gaji tinggi, mungkin anak baru bisa terima £20,000an setahun bahkan lebih, sebelum kena pajak.
ada lagi anak-anak muda yang ga pernah masuk universitas dan langsung bekerja dengan ijasah sekolah menengahnya. mereka biasanya memasuki pasar kerja dengan gaji lebih kecil dibanding dengan pasar kerja bagi lulusan perguruan tinggi. mereka-mereka ini karena ga pernah kuliah jadi biasanya juga menikah muda. dan mereka yang kebetulan ketemu dengan pasangan yang berwarga negara lain, akan terkena dampak aturan baru ini juga karena si warga inggrisnya gajinya tidak memenuhi syarat.
lalu ada juga orang-orang inggris yang memang nganggur, jomblo, dan hidup dari tunjangan negara, (mungkin) sudah agak berumur, lalu niat jalan-jalan ke (seringnya) asia untuk cari jodoh, dan dapet! rada stereotype-ing sih memang, bule tua asia muda jalan berdua. lalu nikah begitu saja dan cewe asianya diajak ke inggris, girang donk yah. dulu bisa banget, dan buanyak yang gitu. setelah aturan ini berlaku, maaf-maaf saja. sekarang bule inggris yang miskin dilarang jatuh cinta sama pemerintahnya. apalagi sampai ngajak nikah dan bawa-bawa pasangan barunya ke inggris segala. nambah beban euy...yang sudah terjadi ya sudahlah kata imigrasi. yang belum terjadi sekarang distop total. maka mereka-mereka yang berpenghasilan nol sampai kurang dari £18,600 setahun, kalau mau cari jodoh memang harus cari pasangan orang inggris juga, kalau ga gitu terpaksa harus terpisah ga bisa hidup bareng. jadi buat apa nikah donk kalau ga bisa sama-sama.
yang kesian sih kalau orang inggris yang ga kerjanya bukan karena malas, tapi karena kondisi kesehatan dan fisiknya yang memang ga memungkinkan untuk kerja, atau biasa disebut kaum disable. ada beberapa kasus yang memang terjadi terhadap mereka, di mana pasangannya yang bukan inggris terpaksa harus kembali ke negaranya, padahal kehadiran mereka di samping pasangannya yang disable tadi justru teramat sangat dibutuhkan. ya gitu deh, sedih lagi ujung-ujungnya....
kelompok lain yang terkena aturan ini adalah mereka-mereka yang memang pekerja keras, tapi di sektor informal yang memang biasanya gajinya cukup kecil, ga sampai angka £18,600 setahun seperti yang disyaratkan. kalau yang ini mungkin layak dikasihani sih ya. mereka bukan pengangguran lho, dan mereka layak untuk bisa hidup bahagia berdua dengan pasangannya yang dicintainya juga kan yah. tapi kalau memang mereka penghasilannya pas-pasan meski sudah banting tulang tiap hari, ya gimana donk. memang sektor kerja mereka di rentang gaji di bawah £18,600. seperti misalnya tukang bersih-bersih, tukang bangunan, pelayan rumah makan, pegawai supermarket, satpam, pokoknya mereka yang gajinya minim lah. banyak lho jumlahnya. nah mereka ini juga ga bisa bawa pasangan non-inggris-nya kalau penghasilannya ga mencukupi.
gimana kalau pasangannya yang non-inggris gajinya dua kali lipat dari yang disyaratkan? apakah gaji si pasangan bisa ditambahkan? jawabnya ga bisa, alias tetap ga diitung #hiks
contoh nih, misal cewek inggris kerja jadi pelayan toko, gajinya misalnya £15,000 setahun. jatuh cinta sama cowok (misalnya) dari singapura dan kerjanya jadi programmer IT dan gajinya misalnya £30,000 setahun (tapi dia kerja di singapura sana). lalu mereka nikah. tetap ga bisa lho si cewek ini bawa suaminya untuk tinggal berdua dan menetap di inggris, karena gaji ceweknya tidak memenuhi syarat. bisanya, si cowok harus cari kerja dulu di inggris dan masuk inggris melalui visa kerja biasa, bukan dengan cara menikah dengan si cewek inggris tadi dan masuk inggris sebagai suaminya!
membingungkan ya? hehe... nah, apalagi kalau si cowoknya ga kerja! ga bakal mungkin bisa hidup di inggris kalau si cewek gajinya ga sampai £18,600. terpaksa deh, kalau ga hidup terpisah ya si ceweknya yang harus hengkang dari inggris dan ikut suaminya. lucunya dengan aturan ini, si cewek ga akan pernah bisa ngajak suaminya untuk balik tinggal di inggris, sampai ia bisa mempunyai penghasilan sendiri seperti yang disyaratkan pemerintah inggris. jadi seumur-umur ia harus ikut dan tinggal di negara suaminya. banyak juga kasus yang begini di tautan blog di atas tadi. sedih memang...
tapi balik lagi, peraturan tetaplah peraturan.
sekali sudah disetujui dan diberlakukan, ya itulah yang berlaku, meski memakan lebih banyak 'korban' dari hari ke hari. entah apa mungkin satu hari nanti akan diubah, atau sedikit dilonggarkan syaratnya? ga ada yang tahu, kita tunggu saja. yang pasti, meski aku ga terpengaruh oleh aturan ini, sebagai sesama pelaku kawin campur, aku ikut bersimpati juga dengan mereka yang harus terpaksa terpisah dari pasangannya, bahkan anak-anaknya sendiri, hanya karena mereka tidak cukup berpenghasilan. kesian...
dan, bagi kalian yang sudah punya pacar orang inggris, atau pengin punya pacar orang inggris, atau lagi pedekate sama orang inggris, atau sudah mau nikah sama orang inggris, dan berdua nantinya pengin tinggal di inggris, pastikan pasangannya berpenghasilan minimal £18,600 setahunnya ya. kalau ga berpenghasilan segitu, putusin aja, cari lagi yang lebih kaya :-D
Lha iya ya, pernah baca itu juga dulu, kasian n little bit annoying sih sebenarnya, tapi kalo liat dari sisi pemerintah, nggak salah juga mereka mengambil kebijakan itu. But, hope everything fair will get the fairness too. Menikah itu jadi complicated sekarang, yang saling cinta terganjal kebijakan (uang), aku yang bisa berlenggang ke sana malah memutuskan kembali ke INA karena takda cinta. How wonderful life is now... #masing-masing punya kepentingan
ReplyDeleteyahh, namanya hidup ya jeng Ninin, isinya macem-macem campur sari hehe. Syukur deh kalau jeng di sana sekarang nyaman bahagia, aku melu seneng jeng :-)
DeleteHalo mbak salam kenal, pelik juga masalah bawa istri/suami untuk yang kawin campur. Tapi tadi senang baca tulisannya, jadi paham masalah yang dihadapi pelaku kawin campur nggak melulu dilihat nggak enak sama beberapa orang-orang indonesia
ReplyDeleteHello Elly salam kenal kembali :) iya yg ga campur aja pelik ya apalagi yang campur campur tambah pelik kuadrat hehe. Makasih dah mampir yaaa
Delete