istilah "terstruktur, sistematis dan masif" rupanya sedang naik daun yah. sampai-sampai di sidang perkara korupsinya anas, istilah ini dipakai juga lho di ruang sidang.
keren dah.
keren dah.
kita semua tahu lah pastinya istilah ini munculnya di mana dan sejak kapan. ya sejak pengumuman pemenang pilpres kemarin itu. gara-garanya karena kubu yang kalah tidak terima, maka kubu yang menang pun akhirnya dituduh telah memenangkan pilpres dengan cara yang curang. kecurangan ini dituduhkan sebagai tindakan curang yang terstruktur, sistematis dan masif.
arti istilah tersebut kata sebuah sumber yang aku kutip dari sini, adalah begini:
Mantan hakim Mahkamah Konstitusi, Maruarar Siahaan, mengatakan yang dimaksud dengan terstruktur adalah kecurangan dilakukan penyelenggara pemilu atau pejabat dalam struktur pemerintahan untuk memenangkan salah satu calon.
Sistematis artinya pelanggaran tersebut sudah dilakukan dengan perencanaan dan pengkoordinasian secara matang," ujar Maruarar saat dihubungi, Rabu, 20 Agustus 2014.
Sedangkan masif, tutur Maruarar, berarti pelanggaran dilakukan secara besar-besaran di seluruh tempat pemungutan suara. Masif juga bisa berarti keberlanjutan dari terstruktur dan sistematis.
***
jadi intinya, jokowi tuh curang!
menang jadi presiden tapi dengan cara curang. dan curangnya ga tanggung-tanggung pemirsa, bukan curang sekedar curang, tapi curang yang terstruktur, sistematis, dan masif! keren yah tuduhannya.
meski toh akhirnya tanggal 21 agustus kemarin, tuduhan tersebut tidak bisa dibuktikan di depan para hakim mahkamah konstitusi, dan akhirnya tuntutan kubu pilpres yang kalah tidak dikabulkan, tetap saja rata-rata hampir semua pemilih kubu yang kalah sampai kapanpun akan tetap beranggapan bahwa kemenangan kubu yang menang dengan suara hanya terpaut sedikit itu, adalah kemenangan yang dihasilkan hanya karena adanya tindakan-tindakan curang yang terstruktur, sistematis dan masif.
gitu deh pokoknya, baca aja berita dan lihat di tipi-tipi yah, pasti nemu banyak deh istilah itu diulang-ulang mulu, hihi....
***
tapi menurutku, menurutku lho ini... yang cuman ngamatin hiruk pikuk pilpres kemarin dari jarak 10000 mil jauhnya, yang terjadi tuh sebenernya gini.
ini versiku yah...
dan perlu diingat, kalau aku ini bukan pengamat politik, apalagi ahli hukum tata negara. jadi bisa saja analisaku ngawur bin keliru. tapi ya karena aku yang posting di blogku sendiri, ya sah-sah saja toh. siapa tahu analisaku ada yang mengamini dan disetujui pembaca :-)
jokowi tuh emang curang! makanya menang.
lho kok bisa?
lho kok bisa?
karena prestasi-prestasinya ketika masih menjabat sebagai walikota solo selalu digembar-gemborkan media, lalu gebrakan-gebrakannya selama menjadi gubernur dki selalu diekspos media, belum kegiatan blusukannya yang memang 'aneh', ga umum dilakukan pejabat pada umumnya, yang akhirnya karena keanehan ini maka kemana-mana selalu dikuntit wartawan karena beliaunya sendiri juga ga keberatan dan akrab dengan mereka, ya karena pada prinsipnya seorang jokowi memang 'down-to-earth' dan anti-protokoler, maka jokowi itu secara sadar ga sadar dan terstruktur memang telah mengkampanyekan dirinya sejak jauh-jauh hari pemirsa, bahkan sebelum pemilu mulai ramai dibicarakan!
curang kan? nyuri start! itu pertama.
***
kedua. melihat cara kerja jokowi yang bet, bet, bet, cepat ambil keputusan, jalankan, rampung, tanpa ditunda besok-besok lalu segera pindah ke masalah berikutnya, bet, bet, bet, beres, gitu terus, maka seorang jokowi sudah sangat ahli dalam perencanaan dan pengkoordinasian.
kemampuannya menyelesaikan masalah sepelik apapun, seperti contohnya pedagang kali lima entah yang di solo atau di tanah abang, sudah terbukti nyata menampakkan hasil. meski tetap saja tidak sempurna seratus persen dan tentu saja selalu ada saja pihak-pihak yang merasa tetap dirugikan dan tidak puas dengan kebijakan yang sudah disepakati, tapi jokowi masih memimpin dalam perolehan poin terbanyak dalam prestasi semacam ini.
kemampuannya menyelesaikan masalah sepelik apapun, seperti contohnya pedagang kali lima entah yang di solo atau di tanah abang, sudah terbukti nyata menampakkan hasil. meski tetap saja tidak sempurna seratus persen dan tentu saja selalu ada saja pihak-pihak yang merasa tetap dirugikan dan tidak puas dengan kebijakan yang sudah disepakati, tapi jokowi masih memimpin dalam perolehan poin terbanyak dalam prestasi semacam ini.
bisa saja kalian debat kalau bu risma atau pak ridwan kamil mungkin ga kalah bagusnya prestasinya, tapi jokowi masih tetap yang paling fenomenal sepak terjangnya.
atau bisa jadi sih karena blow-up nya media terhadap sepak terjang jokowi memang lebih wow daripada para pejabat berprestasi yang lainnya. bukan tanpa alasan tentunya satu nama tertentu diblow-up lebih dari nama yang lain kalau memang tidak cukup layak untuk itu kan. apapun alasan tersebut, yang pasti sejak lama jokowi sudah berhasil menorehkan prestasi dengan pendekatan sistematis. karena ini pula ketika akhirnya nyalon presiden, jokowi sudah ahli dan ga kagok lagi dalam perencanaan dan pengkoordinasian untuk pemenangan pilpres tersebut.
atau bisa jadi sih karena blow-up nya media terhadap sepak terjang jokowi memang lebih wow daripada para pejabat berprestasi yang lainnya. bukan tanpa alasan tentunya satu nama tertentu diblow-up lebih dari nama yang lain kalau memang tidak cukup layak untuk itu kan. apapun alasan tersebut, yang pasti sejak lama jokowi sudah berhasil menorehkan prestasi dengan pendekatan sistematis. karena ini pula ketika akhirnya nyalon presiden, jokowi sudah ahli dan ga kagok lagi dalam perencanaan dan pengkoordinasian untuk pemenangan pilpres tersebut.
curang lagi kan? kubu lawan kan belum tentu secanggih itu, kesian kan dicurangi lagi.
***
nah, yang ketiga sekarang.
karena dua alasan sebelumnya, secara terstruktur dan sistematis jokowi sebenarnya memang sudah mencuri start dan sudah mengkampanyekan dirinya sejak jauh-jauh hari. masyarakat umum tanpa sadar sudah dicekoki dengan berita jokowi, jokowi, jokowi gitu. semacam dihipnotis lah!
lalu masyarakat pun di alam bawah sadarnya sudah memilihnya menjadi pemimpin harapan, meski hanya di dalam hati.
ketika menjabat walikota solo, masyarakat di daerah sekitar solo seolah iri melihat perubahan-perubahan positif yang terjadi di solo. lalu ketika menjadi gubernur jakarta dan mulai membuat gebrakan-gebrakan yang tidak biasa (kalau tak boleh disebut luar biasa), karena cuma di masa pemerintahannya persoalan-persoalan digali sampai ke akar-akarnya dan dicoba diselesaikan sampai tuntas ga kayak gubernur-gubernur terdahulu yang cuma rajin main golf, masyarakat di propinsi lain juga seolah iri kapan ya punya pemimpin seperti jokowi di propinsi mereka. gitoh....
karena dua alasan sebelumnya, secara terstruktur dan sistematis jokowi sebenarnya memang sudah mencuri start dan sudah mengkampanyekan dirinya sejak jauh-jauh hari. masyarakat umum tanpa sadar sudah dicekoki dengan berita jokowi, jokowi, jokowi gitu. semacam dihipnotis lah!
lalu masyarakat pun di alam bawah sadarnya sudah memilihnya menjadi pemimpin harapan, meski hanya di dalam hati.
ketika menjabat walikota solo, masyarakat di daerah sekitar solo seolah iri melihat perubahan-perubahan positif yang terjadi di solo. lalu ketika menjadi gubernur jakarta dan mulai membuat gebrakan-gebrakan yang tidak biasa (kalau tak boleh disebut luar biasa), karena cuma di masa pemerintahannya persoalan-persoalan digali sampai ke akar-akarnya dan dicoba diselesaikan sampai tuntas ga kayak gubernur-gubernur terdahulu yang cuma rajin main golf, masyarakat di propinsi lain juga seolah iri kapan ya punya pemimpin seperti jokowi di propinsi mereka. gitoh....
jadi tanpa masyarakat sadari, satu hari keirian-keirian tersebut berubah menjadi harapan positif ketika akhirnya jokowi diajukan sebagai capres oleh partai pdip. ini artinya, kalau jokowi jadi presiden, maka jokowi akan jadi pemimpin mereka juga. yang dari sekedar iri, tiba-tiba mereka diberikan kesempatan langsung untuk memberikan suaranya kalau mau dipimpin oleh seorang jokowi, gimana ga girang coba!
ga cuma bisa iri lagi melihat perubahan positif di tempat lain, maka masyarakat sekarang punya harapan untuk mengenyam dan merasakan sendiri perubahan serupa yang sudah dinikmati oleh mereka yang pernah dipimpin oleh jokowi.
mana caranya mudah lagi, tinggal milih jokowi pas coblosan pilpres, dah gitu doank. saking girangnya orang-orang ini, bahkan katanya sampai-sampai ada tuduhan kalau mereka-mereka yang tinggal di luar negeri dan sudah ganti paspor pun (yang harusnya udah ga boleh nyoblos), sampai rela ikut-ikutan melanggar aturan dan ikutan nyoblos lho, demi jokowi. gile bener!
mana caranya mudah lagi, tinggal milih jokowi pas coblosan pilpres, dah gitu doank. saking girangnya orang-orang ini, bahkan katanya sampai-sampai ada tuduhan kalau mereka-mereka yang tinggal di luar negeri dan sudah ganti paspor pun (yang harusnya udah ga boleh nyoblos), sampai rela ikut-ikutan melanggar aturan dan ikutan nyoblos lho, demi jokowi. gile bener!
entah berapa juta orang lagi yang terbius oleh fenomena jokowi ini, sampai rela akhirnya memutuskan untuk memberikan hak pilih suaranya karena berbagai alasan. yang pasti banyak. karena banyak, bisa juga disebut masif! ya kan?
***
jadi intinya keputusan mk kemarin tuh salah, karena tuduhan kubu pilpres yang kalah kemarin itu memang ternyata benar!
jokowi menang pilpres kemarin itu karena curang.
dan kecurangannya memang sudah lama terstruktur, sistematis dan masif. rakyat sudah dari dulu berharap punya pemimpin seperti jokowi, maka ketika kesempatan itu tiba di depan mata, merekapun bersemangat dan bergerak bersama-sama secara terstruktur, sistematis dan masif beramai-ramai mencoblos nomor urut dua di tempat-tempat pemungutan suara, gitu. menang deh jokowi jadinya.
dan kecurangannya memang sudah lama terstruktur, sistematis dan masif. rakyat sudah dari dulu berharap punya pemimpin seperti jokowi, maka ketika kesempatan itu tiba di depan mata, merekapun bersemangat dan bergerak bersama-sama secara terstruktur, sistematis dan masif beramai-ramai mencoblos nomor urut dua di tempat-tempat pemungutan suara, gitu. menang deh jokowi jadinya.
jokowi memang curang! :-p
ps: yes, i'm being sarcastic...
ps: yes, i'm being sarcastic...
ya ya ya setujuhhhh
ReplyDeleteaseeek om omat setujuuuuuu
DeleteMudah-mudahan akan semakin banyak pejabat lain yang melakukan "kecurangan" seperti yang Kak Owi lakukan. :D
ReplyDeletehihihi...iyaaaa mudah-mudahan menular :-)
Delete