Saturday, 11 June 2016

anak buah

beberapa waktu yang lalu, si bibi titi teliti yang tenar itu mampir ke sini, tapi kecewa karena ternyata belum ada postingan baru. lalu si bibi ninggalin komen *semacam protes gitu, hihi*, dan aku jadi ngerasa tertampar gitu, dan lalu aku jadi pengin segera posting tulisan baru gitu.

bwahahaha.... #intronya-lebay-ga-penting

okelah kalo gitu aku mulai ngetik aja daripada ngerjain yang lain yang sebenernya sih lebih penting untuk dikerjain daripada ngetik di blog, tapi ya demi biar ga kudet dan demi supaya blognya ga kebanyakan sarang laba-laba, kerjaan yang lain mending ditunda dulu lah yah #you're fired - kata si bos


dan karena belakangan ini emang lagi sibuk banget sama kerjaan kantor, tulisan kali ini juga akan ngebahas soal kerjaan aja. lebih tepatnya mau ngebahas tentang suka duka jadi ibu buah aka bos, dan suka duka jadi anak buah. sedikit-sedikit juga mau nyinggung soal kepemimpinan atau leadership ya bahasa kerennya. seperti biasa bahasanya ala otakkukusut aja. kalau ala-ala kursus kepemimpinan bisa-bisa yang baca langsung ngorok. apalagi lagi bulan puasa gini hihi.

sumber

jadi anak buah itu ga gampang ya ternyata, tapi jadi bapak buah atau ibu buah (alias jadi pemimpin), rupanya jauh lebih susah lagi. hidup ini emang pada dasarnya susah banget sih kalau dipikir-pikir :-p

bedanya, ada orang-orang yang secara alami memang terlahir sebagai pemimpin. entah dalam lingkup kecil, atau dalam lingkup besar. banyak pemimpin-pemimpin dunia yang berkharisma dan terkenal karena kepemimpinanya, wibawanya dan keharuman namanya. ada juga pemimpin-pemimpin yang sebaliknya, katrok dan ga layak menduduki posisinya. yang kayak gini biasanya bisa jadi pemimpin mungkin karena kesasar hehe.

ga usah dicontohin banyak-banyak deh ya. contoh pemimpin yang bagus pasti udah pada tahu lah. mandela, sukarno, dll. yang katrok? no-mention lah ya. coba bayangin aja kata 'senayan' hahaha

***

meski konsep kepemimpinan dalam lingkup sehari-hari juga selalu berbaur dengan kehidupan kita, seperti pemimpin dalam rumah tangga adalah ayah, pemimpin dalam lingkup yang lebih luas lagi adalah pak/bu RT, pak/bu RW, pak/bu lurah dan seterusnya. tapi di sini aku cuma akan nulis tentang kepemimpinan di lingkungan kerja saja.

ketika mulai kerja ngantor di bekasi tahun 2000-an dulu, di situ pula untuk pertama kali aku belajar mengenai kepemimpinan (leadership) secara otodidak. maksudnya ga pake kursus resmi, atau kuliah dulu gitu. ga ada yang ngajarin juga. karena terkadang nyali untuk memimpin itu muncul begitu saja karena dipaksa oleh keadaan.

contohnya aku, dulu begitu baru mulai kerja, tiba-tiba langsung dikasih anak buah lima orang untuk dipimpin. mau ga mau kan harus bisa jadi pemimpin ya toh?

artinya harus bisa mengarahkan, ngasih contoh yang baik, memberi masukan, dan juga meluruskan kalau anak buah mulai belok-belok ke arah yang ga bener. di sini karena terjebak situasi, biasanya pemimpin grup yang baik, insting alaminya akan bekerja dengan sendirinya. pemimpin yang kurang baik ya biasanya akan kewalahan dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai bapak atau ibu buah yang baik.

karena jadi pemimpin itu ya memang gampang-gampang susah. apalagi yang ga punya bakat sama sekali.

lalu, untuk tahu baik buruknya seseorang dalam memimpin sebuah grup atau kelompok kerja, baik kecil maupun besar, tidak lain dan tidak bukan hanyalah anak-anak buah yang bisa memberikan penilaian langsung. kan ga lucu kalo disuruh menilai diri sendiri ya pasti semua orang bilang kita sudah memimpin dengan cukup baik.

nyatanya? ya cuma anak buah yang tahu.


dengan struktur organisasi yang bervariasi di tiap-tiap perusahaan, terkadang kita akan berada di tengah-tengah struktur tersebut tanpa diminta sekalipun. struktur terbawah yang biasanya diisi oleh para pekerja, akan membutuhkan pemimpin grup-grup kecil untuk menjalankan tugas-tugasnya. pemimpin grup-grup kecil ini biasanya akan dipimpin lagi oleh seorang supervisor. para supervisor biasanya dibawahi oleh manajer. dan para manajer akan melapor ke direktur atau pemimpin tertinggi perusahaan tersebut.

rata-rata seperti itu lah ya struktur di perusahaan. beda-beda dikit sesuai dengan besar kecilnya organisasi.

waktu aku dapet kerja pertama kali di perusahaan dulu, karena lulusanku diploma 3, posisiku di perusahaan otomatis langsung jadi kepala regu. anak buahku dulu ada sekitar 3-5 orang. ga banyak tapi sempat kewalahan juga hehe. untung pas sd sudah pengalaman jadi ketua kelas, jadi sedikit-sedikit tahu lah rasanya jadi ibu buah. secara mental sudah siap.

karena harus jadi pemimpin kelompok kecil tanpa ditraining dulu, ya akhirnya rata-rata mereka-mereka yang di'paksa' jadi pemimpin karena terjebak situasi seperti aku dulu, hanya mengandalkan insting untuk memimpin. pembagian tugas-tugas ke anak buah juga sebisa mungkin adil dan rata sesuai kemampuan tiap personil. tantangan terbesar tentu saja ketika akhir tahun dan harus memberikan penilaian ke anak buah untuk bahan evaluasi tahunan.

seorang pemimpin yang baik akan berlaku jujur dan memberikan penilaian apa adanya. baik dilaporkan baik, dan sebaliknya. tapi untuk jadi pemimpin yang baik dan adil juga ternyata harus tega. kalau terlalu pakai perasaan dan ga tegaan, akhirnya laporan tentang anak buah ga mencerminkan hal yang sebenarnya. ini bisa bumerang. kalau terjadi terus menerus, dinamika grup menjadi tidak sehat dan kesempatan untuk maju bagi tiap-tiap anggota grup akan terhambat.

teorinya sih begitu hehe.

***

aku sendiri sering sekali didaulat jadi pemimpin, ditunjuk jadi ketua kelas, ketua regu pramuka, dll. karena ditunjuk ya jadi pemimpinnya terpaksa itu tadi.

pas udah kerja tiba-tiba di kantor langsung dikasih anak buah gitu aja. meski sempat berganti-ganti lingkup kerja, selalu dapet anak buah untuk dipimpin. karena di indonesia itu negara padat karya yang mana jumlah pekerja itu jutaan jumlahnya, pemimpin-pemimpin kecil ada di mana-mana.

terkadang sukses tidaknya seseorang dalam memimpin grup kecilnya, tak lagi dipermasalahkan karena yang terpenting biasanya adalah tugas sehari-hari selesai dan tidak menghambat kinerja perusahaan secara menyeluruh. jika ada yang tidak beres kinerjanya, biasanya pemimpin kecil ini juga otomatis akan kelihatan kok, ketidakmampuannya dalam memimpin. lalu pemimpin besar yang biasanya harus mengambil keputusan untuk mengganti si pemimpin kecil yang tidak becus kerja, dengan pemimpin baru yang lain.

sumber

masukan dari anak buah lah yang paling krusial untuk memberikan informasi apakah pemimpinnya cukup baik atau tidak becus dalam bekerja. jadi, baik-baiklah terhadap anak buah, karena mereka bisa saja menjatuhkanmu sewaktu-waktu hehehe.

ingat banget aku dulu punya manajer ganti-ganti melulu sampai tiga kali dalam kurun waktu cuma 5 tahun.

manajer pertama baik banget, pinter banget, dan aku belajar banyak banget sebagai anak buahnya, untuk juga bisa menjadi ibu buah yang baik seperti bapak manajerku ini. selain ilmu berorganisasi dan ilmu teknis mengenai kerjaan, si manajer ini juga mengajariku banyak hal tentang kehidupan #eaaa.

maksudnya, bagaimana menjadi manusia yang baik, berguna, dan bermanfaat dengan segala keterbatasan yang kita miliki sebagai manusia biasa.

nah, pas dia selesai bertugas dan harus kembali ke negaranya, datanglah pak manajer kedua. yang ini beda banget dengan yang pertama. hampir semua teman-teman kerjaku yang harus laporan ke pak manajer yang ini, semua ga ada yang suka, haha. kesian lho sampai waktu itu dia harus dipulangkan meski masa kerjanya belum selesai, karena dia dianggap kurang becus dalam memimpin. itulah satu contoh nyata bapak buah yang tidak baik, tidak berbakat, dan tidak bisa memimpin.

dengan kejadian nyata ini pula, kami juga bisa belajar banyak hal mengenai apa-apa yang sebaiknya tidak kita lakukan kalau mau jadi pemimpin yang baik dan disukai anak buah.

si bapak ini kurang cerdas sih.

sebagai pemimpin, terkadang kita dituntut untuk tahu semua hal. tiap kali anak buah nanya, ga ngerti, ga paham akan sesuatu, mereka selalu mengandalkan dan mengharapkan jawaban atau arahan dari pemimpinnya. harus kayak wikipedia berjalan lah pokoknya hehe. terutama soal kerjaan lho yah. kalau tiap kali ditanya jawabnya ga tahu, ya sebel kan yang nanya lama-lama haha.

dengan memimpin, otomatis bayaran kita juga lebih dari yang dipimpin. jadi wajar kalau anak buah mengharapkan kita lebih banyak tahu dibanding mereka. minimal berusaha nyari tahu lah ya. dan wajar kalau anak buah keki kalau mereka ga mendapatkan jawaban atau arahan seperti yang mereka harapkan.

nah, si bapak ini agak-agak kurang pinter gitu deh, banyak ga tahunya hehe. kurang kompeten lah ya bahasa profesionalnya. makanya hukum piramida juga berlaku di dunia kepemimpinan. hanya mereka-mereka yang berbakat, pintar, dan disukai anak buah lah yang biasanya karirnya menanjak naik lebih cepat dari yang lemot-lemot. kecuali yang di senayan yah haha #teteupppp

setelah manajer yang ini dipulangkan paksa, manajer berikutnya datang. lumayanlah meski ga seciamik yang pertama dulu, si bapak yang ketiga ini bisa ngemong anak buah. dan disukai, itu yang paling penting.

***

sejak pindah ke eropa, segala urusan kerjaan di indonesia aku tinggalkan. anak buah juga donk hehe. karena mereka dulu terbiasa pada manggil bu, ya sampai sekarang pun di fesbuk mereka masih tetep 'anak-anakku'. pada masih manggil 'ibu'. ihhh, jadi kangen kalian deh :-p

kerja di inggris pun, ternyata soal kepemimpinan ini juga sama. tanpa ditraining dulu, pas aku dapet kerjaan pertama di luar negeri, langsung dapet anak buah, lima orang. semua bule, bule inggris hahaha.

ya emang ngelamarnya posisi leader, ya harus siap ngurus anak buah. untung udah menimba ilmu dan pengalaman ngurus anak buah pas masih kerja di bekasi dulu itu. berharga banget lah ya bisa belajar jadi pemimpin kecil meski cuma 5-6 tahun saja.

cuma waktu itu pas nyari kerja di inggris aku lupa, kalau kerja di inggris dapet anak buahnya bakalan bule-bule. yang sempet bikin keder, dari 4 cowok dan 1 cewek, salah satu cowoknya tatoan, banyak banget, ngeri lihatnya haha. eh ternyata yang tatoan ini justru yang paling baik dan lembut hatinya lho. tampang rambo hati rinto lah hehe. namanya jack.

sayangnya aku cuma sempat kerja di perusahaan yang ini selama 1.5 tahun doank karena eropa krismon dan aku kena phk, hiks. udah sering cerita dink di postingan-postingan lama.


nah, kerjaan setelah itu adalah di perusahaan yang aku kerja sekarang ini. udah awet 7 tahun ga pindah-pindah hehe. dan di sini, karena perusahaannya ukurannya jauh lebih kecil dibanding yang dulu, aku ga punya anak buah. dalam hirarki organisasi, posisiku paling bawah lah. laporan harus ke manajer, dan manajer lapor ke direktur. udah gitu doank, simpel haha.

bandingkan dengan indonesia yang padat karya. dulu di bekasi perusahaan yang pertama karyawannya sampai 3000-an. perusahaan yang kedua lebih gede lagi sampai 10000-an. ya maklum namanya juga pabrik hehe. ga heran satu departemen kualitas orangnya bisa sampai 120-150 an. tiap-tiap grup bisa dipecah lagi jadi 25-50 orang. grupku dulu termasuk paling kecil, cuma 5 orang saja. lebih gampang ngurusnya hehe.

perusahaan tempat kerja pertamaku di inggris yang termasuk pabrik gede juga, karyawannya cuma 700 lho. udah gede itu untuk ukuran inggris, medium lah. karena inggris kan sudah bukan termasuk negara padat karya. kekurangan tenaga kerja iya hehe. pabrik-pabrik manufaktur sudah lama pindah ke negara-negara yang penduduknya berlimpah karena buruh murah, seperti cina, india dan indonesia.

jadi memang ga banyak pabrik lagi di negara maju. gaji buruhnya muahal!

perusahaan yang sekarang, karena termasuk perusahaan kecil, karyawannya cuma 70-an. wajar lah kalau aku ga punya anak buah di sini.

sampai bulan kemarin itu...

seperti sudah aku tulis di postingan tentang departemenku yang isinya cuma enam orang tapi semuanya beda-beda kewarganegaraannya, yang mana si ibu yang asli hongaria itu akhirnya mengundurkan diri, lalu aku ditawari naik jabatan jadi kapten yang juga sudah kuceritakan di postingan ini, sekarang pengganti si ibu hongaria itu jadi anak buahku. siklus yang sama untuk kembali menjadi ibu buah pun akhirnya berulang lagi.

bedanya, kali ini anak buahku adalah orang amerika!

10 comments:

  1. selamat jadi ibu buah ya hehe :)

    ReplyDelete
  2. Baru denger istilah ibu buah hehe..
    suka sama kalimat ini "baik-baiklah terhadap anak buah, karena mereka bisa saja menjatuhkanmu sewaktu-waktu"

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe istilah itu cuma ada di otakkukusut donk. makasih atas apresiasinya 👍

      Delete
  3. Naaaay...
    Itu intronya kayak begituuu...
    Padahal aku udah niatin mau males2an posting selama bulan puasa niiiih bhahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bwahahaha... maafkeun lah ya biii, kan kita jadi saling menyemangati gitu lho mangsudnya. eh...

      Delete
  4. Jadi pemimpin emang gampang2 susah yah Naaay...

    Kalo jutek diomongin, kalo baik ntar dilunjakin hahaha...

    Apalagi kalo beda negara dan beda kultur gitu yaaah...

    Semangat terus yah Naaay :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iyaaaa bener banget. kalo diomongin aku dah pernah dulu terpaksa harus ngurangi staff, dan harus mem-phk anak buah. yg kena phk gak terima, aku yg disalahin karena milih dia. lha kalau bukan dia ya pasti yg lain lah yg kena, serba salah kalau pas di posisi itu. akhirnya hp-ku yang diteror hadeuhhhhh... cerita lama pas di bekasi hihi.

      untunglah yg beda kultur beda negara belum ada kejadian yang aneh-aneh, semoga tetep begitu 😃

      Delete
  5. jadi pemimpin, apalagi semakin banyak anak buahnya memang susah, ya. Setiap orang punya pemikiran masing-masing. Semoga sukses jadi ibu buah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih Myra 😀
      untunglah anak buah cuma satu, sementara ini. tambah banyak memang tambah pusing hehe

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...