dih, kok tiba-tiba nuduh gitu sih?
well, awalnya sih sebenernya ini adalah diskusi atau debat kusirku sama kolega di kantor soal pemilu amerika yang udah berlangsung bulan november kemarin. pertarungan antara partai demokrat dan republik yang diwakili oleh bu harris dan pak trump. diskusinya akhirnya pun merembet ke arah, kalau pak trump menang lagi, dia bakalan bikin ulah apa lagi yah? 😂
dengan gaya kepemimpinannya yang aneh bin ajaib gitu, kira-kira kalau dia jadi presiden lagi di situasi dunia yang lagi kacau begini, apakah dia bakalan membereskan konflik-konflik perang yang sudah ada, atau sebaliknya? membuat kekacauan-kekacauan diplomatik baru di mana-mana? atau bikin onar media-media masa dengan pernyataan-pernyataannya yang selalu kontroversial itu lagi? dan lain sebagainya. eh, beneran donk doi menang dan jadi presiden lagi. tak lama, kebijakan-kebijakan ajaib-nya pun bermunculan.
percakapan di kantorpun dengan sendirinya beralih dari kebijakan-kebijakan ajaib pak trump ke isu rasisme. ya nggak jauh-jauh amat sih sebenernya pergeseran topiknya. karena pak trump kan memang sering dikaitkan dengan isu rasial. apalagi soal deportasi ini, banyak yang katanya dasarnya adalah rasisme. kata media lho ini. dari sini, aku angkat bicara dengan membuat pernyataan yang sempat membuat heboh sesaat bahkan beberapa temanku sempat protes.
aku bilang gini, eh kalian tau ngga, sebenernya semua manusia itu rasis, lho!
wo wo wo, nggak donk, tergantung orangnya, kata kolega sebelahku. yang lain menimpali, nggak bisa pukul rata gitu donk, masak semua orang rasis sih, darimana sumbernya tuh, yang bener aja. lalu lainnya bilang, kalau semua orang rasis bisa kacau donk hidup bermasyarakat, baru beberapa oknum aja yang jadi rasis, kita semua udah gerah dengan berita-berita miring di media.
aku senyum-senyum saja.
trus aku bilang, barusan aku kirim sesuatu ke kalian. coba buka deh. dengan ragu-ragu mereka buka tautan masing-masing. isinya cuma satu artikel, tentang temuan hasil studi dari seorang doktor ahli syaraf yang menyimpulkan, bahwa otak manusia itu secara tidak sadar selalu membuat keputusan-keputusan berdasarkan pengelompokan manusia sesuai rasnya. dengan kata lain, manusia itu sudah rasis dari sononya.
kalau kalian penasaran juga, coba baca tautan berikut, hasil penelitian lama tayang tahun 2012 yang lalu oleh Dr. Elizabeth Phelps dari universitas new york.
ini tautannya, semua
in english ya jangan protes 😁
ya dah, kuterjemahin deh!
"rasisme tertanam dalam otak dan beroperasi secara tidak sadar karena area yang mendeteksi etnisitas dan mengendalikan emosi saling terhubung erat, menurut para ilmuwan.
para peneliti menjelaskan bahwa sirkuit otak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan seseorang ke dalam kelompok etnis tertentu tumpang tindih dengan sirkuit lain yang memproses emosi dan membuat keputusan, yang mengarah pada keputusan tidak sadar berdasarkan ras orang lain.
sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal nature neuroscience menemukan bahwa pemindaian otak menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional mengungkapkan bahwa interaksi antara orang-orang dari kelompok ras yang berbeda memicu reaksi yang mungkin sepenuhnya tidak disadari oleh diri kita yang sadar.
para peneliti yang dipimpin oleh psikolog dan ahli saraf Dr. Elizabeth Phelps dari universitas new york meninjau studi pencitraan otak sebelumnya yang menunjukkan bagaimana kategori sosial ras yang berbeda diproses, dievaluasi, dan diintegrasikan dalam pengambilan keputusan.
penelitian sebelumnya menemukan bahwa amigdala, wilayah otak berbentuk almond yang terletak jauh di dalam otak yang memproses ketakutan dan emosi, korteks prefrontal dorsolateral yang terlibat dalam kontrol emosi dari atas ke bawah, dan korteks cingulate anterior yang mengelola konflik antara kecenderungan yang disengaja dan tidak disengaja, serta area wajah fusiform yang membedakan antara wajah yang dikenal dan tidak dikenal, secara bersamaan aktif selama tugas yang melibatkan bias rasial seperti meminta peserta melihat wajah hitam dan putih sambil melakukan tugas yang berbeda.
Phelps dan timnya mengatakan bahwa tidak hanya area otak ini penting dalam ekspresi sikap rasial yang tidak disengaja dan implisit, konektivitas fungsional yang menghubungkan mereka bersama-sama juga penting untuk pemrosesan ini.
"beberapa dekade yang lalu, tidak terpikirkan bahwa melihat otak untuk memahami representasi kelompok sosial seperti hitam versus putih bahkan mungkin, apalagi bahwa eksplorasi semacam itu dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna," tulis para penulis, menurut Daily Mail. "bukti dari ilmu saraf telah sangat penting dalam menjelaskan bagaimana kognisi antar kelompok berkembang."
para peneliti mengatakan bahwa penelitian tentang ilmu saraf ras akan membantu mereka mengungkap perilaku individu tentang apa yang terjadi ketika kognisi antar kelompok dipertaruhkan dan apakah mungkin untuk mengubah interaksi manusia yang nyata.
"bagaimana menggunakan pengetahuan ini dari otak dan perilaku untuk lebih memperluas pengetahuan dasar dan mendorong aplikasi adalah generasi pertanyaan berikutnya yang harus kita ajukan," tulis mereka. "jika orang baik yang berniat baik bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan standar egalitarianisme mereka sendiri karena kelompok ras yang dimiliki 'orang lain', maka pertanyaan tentang perubahan menjadi makna baru dan mendesak."
"urgensi ini mengharuskan kita memperhatikan bukti tentang bagaimana pikiran kita bekerja ketika kita menghadapi perbedaan ras dan kelompok lainnya," mereka menyimpulkan.
"ini kembali ke teori psikobiologis yang kuat tentang perilaku manusia," kata psikiater dan ahli saraf Anthony Harris, dari sekolah kedokteran universitas sydney, menurut The Australian. "tetapi sangat sulit untuk menguraikan pengaruh budaya pada proses biologis kita."
para peneliti mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah mengembangkan teknik untuk mengurangi atau menghilangkan asosiasi negatif yang membentuk sikap rasial implisit yang tidak diinginkan."
makasih chatgpt! 😂
***
tuh kan, sejak lahir, kita tuh udah dibekali syaraf otak yang cenderung rasis. sebagai makhluk sosial, manusia itu gemar berkelompok. dan selalu mengutamakan kelompoknya. apakah itu keluarga sendiri, teman sendiri, atau sesama rasnya sendiri. kalau sudah kelihatan beda kelompok atau beda warna kulit, pengambilan keputusan-keputusan di otak manusia akan cenderung bias.
semua yang beda akan dikesampingkan dan dinomorduakan.
yang dimenangkan selalu kelompoknya sendiri, termasuk yang sejenis dalam hal ras, suku, agama, warna kulit, kelompok sosial, dan seterusnya. bener apa betul?
karena memang otak kita udah diprogram seperti itu. dengan tanpa sadar, kita akan selalu memilih hal-hal yang serupa, senada dan sekelompok dengan kita. karena semua perbedaan itu secara ngga sadar akan kita anggap sebagai ancaman!
dan kalau kita merasa "terancam" dalam tanda kutip, maka seluruh reaksi tubuh kita akan mengatakan untuk mempertahankan diri. caranya ya dengan memilih segala sesuatu menurut apa yang kira merasa lebih nyaman, lebih sama atau serupa dengan diri kita sendiri, dan segolongan dengan kita. nah, apa ngga rasis itu namanya? hah? hah? hah? hehe.
kalau mau nyari contohnya banyak kok dalam kehidupan sehari-hari.
kenapa anak-anak sekolah suka tawuran? karena mereka merasa kudu membela kelompoknya! yang bukan anggota dianggap sebagai musuh. meski kadang hal yang menyulutnya cuma hal sepele, tapi karena di otakbawah sadarnya mereka kudu membela kelompok tertentu, jadilah pertengkaran sepele itu berujung tawuran yang kadang sampe serius dan bahkan menimbulkan korban. itu kan dipicunya karena sentimen kelompok.
sama halnya dengan perlakuan-perlakuan rasisme dalam skala besar kepada beberapa minoritas di berbagai negara. entah itu minoritas suku, warna kulit, agama, atau kewarganegaraan. sekali pihak yang merasa mayoritas menunjukkan ketidaksukaan, ketidaksetujuan, atau prasangka negatif terhadap pihak lain, ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan-keputusan penting.
contohnya, beberapa hari lalu ada seorang wanita bergelar doktor universitas yang dideportasi dari amrik salah satunya katanya karena dia muslim dan di hp-nya ada foto-foto yang mengaitkan dia dengan teror!s? doh, lagi nyari beritanya malah nemu pak trump udah wanti-wanti kemungkinan kalau perang dunia ketiga kejadian karena negosiasi perdamaian antara rusia dan ukraina sangat sulit diprediksi 😩
kenapa dunia jadi begini dah, udah 2025 hellow? 😓
bukannya makin maju peradaban, makin berkurang konflik-konflik dan manusia makin toleran terhadap manusia lain, ini kok malah kebalikan ya. apakah benar jadinya, karena pada dasarnya kita semua rasis, jadi mau dipaksakan supaya dunia selalu adem ayem dan damai, tetap akan ada konflik dan rasisme di mana-mana dan ngga akan pernah berakhir?
kalau begitu, mungkin nunggu kiamat kali ya, baru masalah ini selesai.
beuh 😑
No comments:
Post a Comment