Tuesday, 10 December 2024

buli risak rundung

ketiganya artinya kurang lebih sama.

risak, merisak: mengusik; mengganggu: mereka tidak putus-putusnya ~ ku dng berbagai-bagai olok-olokan

rundung, merundung: (1) mengganggu; mengusik terus-menerus; menyusahkan: anak itu ~ ayahnya, meminta dibelikan sepeda baru; (2) menimpa (tt kecelakaan, bencana, kesusahan, dsb): ia tabah atas kemalangan yg telah ~ nya

draft ini sudah lama kutulis sejak beberapa tahun yang lalu, tapi baru sempat nerusin nulis sekarang. topiknya diawali dari beberapa tahun yang lalu, aku terima pesan pribadi di fesbuk dari salah seorang pembaca blog ini, yang ngucapin terima kasih atas tulisan-tulisan tentang kawat gigi yang katanya jadi pembangkit semangat hidupnya!

waduh, sampai segitunya ya, kekuatan sebuah tulisan hehe.



btw, dulu banget, blog ini tulisan paling favorit adalah semua tulisan yang berhubungan dengan kawat gigi. tapi setelah aku vacuum dan jarang nulis selama rentang tahun 2018 sampai 2023, kepopuleran tulisan-tulisanku tentang kawat gigi makin memudar pelan tapi pasti. ngga masalah juga sih, namanya juga blog suka-suka, tanpa monetisasi. tapi kalau masih ada yang kontak aku nanya-nanya soal kawat gigi tuh rasanya seneng aja gitu, berarti info yang kutulis bermanfaat buat orang lain ye kan? 😁

nah, menurut si teman di fesbuk itu, katanya banyak banget lho jiwa-jiwa galau di luar sana yang tumbuh dengan gigi yang tidak terlalu indah yang memang selalu butuh pembangkit semangat dalam menjalani hidup yang memang terkadang kelewat brutal ini. you know who you are sista, kalau pas baca ini. makasih atas pesannya yah, bisa dibahas ulang jadi sebuah postingan nih meski telat bertahun-tahun kemudian baru tayang, hehe.

di waktu yang sama pada tahun itu, aku masih temukan postingan berlalu lalang di media sosial tentang bulian. kalau pas masa-masa kampanye biasanya ya paling rame bulian dengan mengolok-olok tampilan fisik calon pejabat, bahkan sampai di masa sekarang pun masih banyak ternyata kaum selebriti yang dibenci hatersnya dengan mengolok-olok kekurangan fisiknya.

salah satu contoh kekurangan fisik ya itu tadi misalnya, bentuk gigi yang kurang indah!

kalau manusia boleh milih suka-suka, pasti semua pengin punya gigi sebagus bintang iklan pasta gigi. rapi berderet, putih bersih, bersinar cemerlang, dan teratur bentuknya.

sayangnya hidup ini terlalu banyak cerita ngenesnya dibanding cerita cerianya. terlalu banyak ketidaksempurnaan di mana-mana. terlalu panjang daftar kekurangan pada diri manusia. entah itu kekurangan kemampuan diri maupun kekurangan tampilan fisik.

lantas, apakah mereka yang kurang beruntung itu pantas dibuli, dikatain, diolok-olok, cuma sebagai bahan guyonan? apakah memiliki kekurangan itu sesuatu yang lucu?

sayangnya kalau di indonesia, iya!

***

sebagian (besar) masyarakat indonesia memang masih memandang kekurangan fisik sebagai lelucon. bahkan tak sedikit yang menjadikan itu sebagai alat untuk menyerang lawan atau orang yang tidak disenangi. masih ingat jaman baheula, di mana seorang gadis bernama afi yang tenar tiba-tiba karena video yang diunggah dan jadi viral, karena dia dicap plagiat itu? tak sedikit para pembenci yang membuli tampilan fisik si gadis itu. 

orang indonesia gitu lho, presiden saja diolok-olok, apalagi 'cuma' sekelas afi, ya kan?

meski saat itu pihak yang berwajib telah berupaya mengambil tindakan tegas terhadap akun-akun penyebar kebencian, dan penyebar berita hoax, fitnah, serta provokasi, sepertinya pak polisi belum menertibkan akun-akun pembuli.

mungkin kalau yang dibuli itu sekelas kepala pemerintahan aka presiden, ada undang-undang untuk mengambil tindakan tegas. tapi kalau yang dibuli selebriti medsos sekelas afi contohnya, atau yang dibuli cuma orang awam biasa yang memang terlahir dengan kekurangan fisik, siapa yang akan membela?

nggak heran, masih banyak sekali remaja-remaja rendah diri yang mengutuk dirinya sendiri karena mempunyai penampilan yang kurang oke hanya karena giginya tumbuh tidak sesempurna para bintang iklan. hidup keseharian mereka pastilah sangat ngga nyaman karena dijadikan bahan ejekan teman-temannya. bulian, risakan dan rundungan sudah menjadi santapan sehari-hari. tentu ini sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan tingkat kepercayaan diri.

budaya masyarakat kita memang masih memandang enteng bulian terhadap penampilan fisik. ini beberapa contoh saja yang sering banget terdengar di celotehan sehari-hari antar teman.

ih, kamu kok gendut banget sih. ah, dasar si tonggos! eh, muka rusak, diem lu! gigi berantakan lu benerin dulu sana, baru ngomong. dasar si kerempeng!

bagi yang sudah kebal dengan olok-olok, mungkin hal ini ngga begitu mempengaruhi kepribadian dan kejiwaan orang tersebut. bagi yang ngga terbiasa, atau yang hatinya gampang terluka tapi ngga mampu melawan, bulian terhadap penampilan fisik bisa saja lho berefek negatif yang buntutnya panjang.

dan bahkan bisa-bisa masa depan seseorang menjadi tersendat atau bahkan mengalami berbagai macam kegagalan karena rasa rendah diri yang berkepanjangan akibat bulian penampilan fisik selama bertahun-tahun. kesian kan?

aku sendiri pernah mengalami hal ini meski ngga parah banget sih, makanya bisa ngomong gini. 

***

bagi pembaca yang nyasar ke blog ini gara-gara nyari info tentang kawat gigi pasti udah tahu kalau gigiku dulu memang tonggos. baca deh serial tulisan tentang kawat gigi di tautan di bawah ini:


akupun dulu pernah merasa sedih dan rendah diri karena penampilanku yang kurasa kurang menarik karena gigiku yang cenderung lebih maju dan ukurannya yang besar-besar, sementara rahangku lumayan sempit. engga gitu serem juga sih kalau dipikir jenis bulian yang kuterima. tapi ya tetap rasanya tuh sedih karena kita ngga mampu berbuat apa-apa dengan kondisi yang kita punya.

sebagian besar korban bulian juga biasanya memang berada di situasi yang ngga berdaya untuk ngerubah keadaan dirinya, meski sering diolok-olok. jadi lebih banyaknya ya pasrah dan ngerasa sedih saja, bagi yang kuat mental.

yang ngga kuat mental?

bisa-bisa ada yang sampai bundir, ada yang depresi, ada yang menyakiti diri sendiri dan cerita-cerita sedih lainnya.

masalahnya, perilaku sebagian masyarakat, ngga di indonesia ngga di belahan dunia lain, cenderungnya akan selalu ada korban buli dan pelaku pembuli. akan selalu ada manusia-manusia yang berada di atas dan dominan secara psikologi untuk melakukan perbuatan yang kurang baik ini, dan akan selalu ada manusia-manusia inferior yang jadi korbannya. sepanjang sejarah manusia di muka planet ini, perilaku buli risak rundung akan selalu ada.

supaya tulisan ini up-to-date, kita ambil contoh satu lagi dari selebriti yang belakangan ini lagi kena musibah perundungan, yaitu prilly latuconsina, yang kena bulian netizen gara-gara menyuarakan pendapatnya mengenai wanita mandiri. beritanya ada di tautan ini.

padahal mungkin apa yang disampaikan itu sifatnya positif, tapi oleh mereka yang mengartikan dari sudut pandang lain menjadi berkonotasi negatif. 

ya risiko jadi public figure memang menerima kritik, hujatan, bahkan bulian sih. itu satu paket ketika seseorang jadi terkenal. lha wong belum terkenal saja kadang masih kena buli kok 😁

dan sadar ngga sadar, apa yang sehari-hari kita ucapkan, bisa jadi dianggap sebagai perundungan oleh orang lain yang menyalahartikan perkataan kita. lalu harus gimana?

mawas diri adalah jawabannya. 

sebagai individu, jika kita sudah paham apa itu arti buli, risak, rundung, apa konsekuensi negatifnya ke orang yang menerima, maka dengan penuh kesadaran, setiap kali bertindak dan berkata-kata kita kudu hati-hati dan waspada jangan sampai kita melakukan hal yang sama. yang sayangnya kesadaran untuk bermawas diri ini sangat minim dimiliki oleh sebagian lapisan masyarakat kita yang juga pengguna internet. 

hasilnya?

ya masih marak dan banyaknya kasus-kasus perundungan di internet, maupun di kehidupan nyata. supaya berkurang, yuk, mari kita mulai dari diri kita sendiri, tingkatkan mawas diri supaya engga jadi pelaku. apalagi jadi korban! amit-amit jangan sampe deh, mudah-mudahan kita semua bisa dijauhkan dan menjauhi lingkungan toksik yang banyak tukang bulinya.

dah, gitu aja.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...