*** π selamat tahun baru 2025 π ***
kenapa topik ini jadi sering muncul belakangan ini ya? aneh sih π
meski memang selalu kontroverial seperti halnya topik asi vs formula #uhuk, tapi konsep ngga punya anak entah karena situasi biologis atau karena kemauan pribadi itu sudah ada sejak jaman baheula, lho! apa karena faktor kelebayan sosmed yang semua-mua kudu dihakimi, dikomentari dan dijulidin ya? termasuk mereka-mereka yang menyuarakan keputusannya memutuskan untuk childfree, atau bahkan yang childless karena faktor lain, eh kena hujat juga kalau udah masuk sosmed. emang kelakuan julid oknum aja sih kalau begini berarti ya.
dasar kaum julid! gada matinyaπ
childfree day diperingati setiap tanggal 1 agustus |
pertama-tama, kita pahami dulu yuk bedanya childfree dan childless, supaya ngga salah ngomong. kedua terminologi ini sama-sama dipake untuk menyebut orang-orang yang ngga punya anak.
secara etimologi atau ilmu asal usul kata, konotasi dan pemakaian keduanya jelas beda. meski kalau diindonesiakan kayaknya cuma jadi satu sebutan doank ya, "tanpa anak" untuk keduanya. kan lucu kalau yang childfree diterjemahin jadi "bebas anak" gitu. eh bentar kucek dulu, haha ternyata di google translate memang jadinya "bebas anak" sih kalau nerjemahin childfree #tepokjidat. dan di kbbi di bawah kata "anak" dan kata "tanpa", malah engga disebutkan pemakaian terminologi "tanpa anak".
yasud-lah π
di tulisan ini mending kupakai sebutan inggrisnya saja ya, karena di bahasa inggris memang punya dua terminologi berikut perbedaan pemakaiannya secara lebih jelas dibanding dalam bahasa indonesia.
***
apa itu childfree?
kata tersebut berasal dari kombinasi dua kata "child" dan "free". imbuhan "-free" di sini bisa diartikan sebagai ketiadaan akan sesuatu karena pilihan, atau sebuah kondisi terbebas dari keterikatan oleh sesuatu. konotasinya dalam konteks pembahasan tulisan ini bisa didefinisikan sebagai pilihan aktif positif seorang individu (baik laki-laki maupun perempuan) untuk tidak mempunyai anak. untuk membedakan dengan childless yang artinya "tanpa anak" juga, mungkin childfree ini lebih ke "tanpa keterikatan dengan kehadiran anak", gitu ya. eh jadi panjang donk π
aktif positif di sini maksudnya adalah keputusan yang dilakukan dirinya sendiri dengan kesadaran penuh, bukan karena dipaksa atau disebabkan oleh hal-hal lainnya. dan ini berlaku untuk kedua jenis kelamin ya, laki-laki dan perempuan. meski di lingkungan sosmed, sejauh ini yang selalu dihujat adalah kaum perempuan doank! kenapaaaaaa oh kenapaaaaa...
padahal seorang laki-laki pun bisa memutuskan untuk ngga mau punya anak lho, kukasih contohnya nanti di bawah ya. eh, tapi kenapa cuma perempuan yang selalu jadi bahan hujatan kalau mereka disinyalir masih belum bereproduksi? emangnya perempuan bisa gitu bikin anak tanpa kontribusi kromosom dari laki-laki? dasar lu tukang hujat gada kerjaan π
kondisi childfree ini kombinasinya bisa bermacam-macam.
perempuan single atau belum nikah yang ngga mau nikah dan ngga mau punya anak, laki-laki belum nikah yang ngga mau nikah dan ngga mau punya anak, pasangan laki-laki perempuan sudah nikah (atau belum/ ngga nikah tapi hidup bersama) yang salah satunya ngga mau punya anak sementara satunya lagi mau tapi ngga bisa punya anak karena pasangannya ngga mau punya anak, atau pasangan sudah nikah (atau belum/ ngga nikah tapi hidup bersama) yang keduanya memang setuju untuk ngga mau punya anak. jelas ya konteks keseluruhannya, jadi jangan berpikiran sempit.
ngga melulu selalu soal perempuan doank kalau ngebahas topik childfree ini.
yang melatarbelakangi pengambilan keputusan ini bisa bermacam-macam juga ya, dari keuntungan finansial, kebebasan individu dan lain-lain sampai ke keyakinan pribadi dan faktor politik serta lingkungan! kompleks lah ya, masing-masing punya kombinasi alasan sendiri-sendiri.
pemakaian istilah ini sendiri sudah ada sejak pertengahan abad ke-20, itu artinya sekitaran tahun 1950-an, terutama dalam konteks yang berhubungan dengan pilihan-pilihan pribadi dalam hidup dan diskusi-diskusi seputaran gaya hidup secara umum. sampai sekarang tahun 2025 ini berarti istilah itu sudah dipake selama kurang lebih 75 tahun-an. walaupun orang-orang yang ngga punya anak itu sejak jaman kuno pun sudah ada, tapi memang belum ada istilah khususnya saja.
lalu bedanya apa dengan istilah childless?
secara etimologi, kata ini berasal dari kombinasi kata "child" dan imbuhan kata "-less". imbuhan ini berarti "tidak dengan" atau "tidak memiliki" sesuatu. contoh, cashless berarti tanpa uang tunai, tireless berarti tanpa lelah, atau childless yang berarti tanpa anak. lebih simpel kalau istilah yang ini ya.
konotasinya sendiri sejak dulu memang selalu dianggap sebagai hal yang negatif sih. bahwa ngga punya anak itu dipandang sebagai sebuah kekurangan atau ketidaklengkapan. meskipun alasannya bisa jadi karena banyak hal di luar kontrol si orang yang ngga punya anak tersebut. misalnya karena ketidaksuburan atau lebih sering disebut mandul, karena keguguran, dan beberapa faktor lainnya.
pemakaian kata childless ini sebenarnya lebih luas, karena secara logika, mereka yang memutuskan dengan sadar untuk childfree juga masuk dalam kelompok childless. tapi mereka yang childless belum tentu karena alasan pengin childfree. jadi gitu ya, hubungan kedua istilah ini.
***
lalu kalau kita menyadari ada orang yang childless di sekitar kita, baik karena faktor luar atau karena mereka pengin childfree meski secara fisik mungkin mereka bisa mempunyai anak tapi ngga mau punya anak secara sadar, bagaimana kita sebaiknya menyikapinya?
ya dengan menghargai keputusan orang lain.
toh ngga ngganggu kita sebagai individu ya kan? kenapa kita yang repot jadi julid? punya anak ngga punya anak itu kan urusan mereka sendiri. hargailah keputusan orang, mau childfree kek, mau atheis kek, mau vegetarian kek, mau vegan kek, mau hidup sehat kek, mau hidup ngawur kek, mau jungkir balik ya terserah mereka sendiri. yang bisa kita lakukan sebagai orang lain ya cuma satu.
respect!
hargailah. karena biar bagaimanapun, kita engga akan pernah ada di posisi mereka. kita ngga akan pernah tau latar belakang kenapa mereka memutuskan apa yang mereka sudah putuskan. bisa saja satu hari nanti keadaan akan berbalik ke arah kita. ini berlaku untuk semua hal dalam menyikapi topik apapun, terutama yang selalu kontroversial, termasuk lgbtq! ngga setuju boleh, tapi tetep respect, jangan menghujat. karena hidup itu muter, kadang yang kita hujat malah kejadian ke diri kita sendiri.
rasain lu! eh salah π
contoh nyata nih ya. bisa saja lho aku ini jadi salah satu pelaku childfree kalau dulu aku memang berjodoh dengan salah satu mantanku yang memang sejak awal kami kenal, dia sudah menyebutkan kalau dia engga mau punya anak. alasannya ngga bisa kusebutkan di sini ya, demi menghargai privasi dia tentunya. waktu itu reaksiku biasa saja sih, karena meski dia ngga mau punya, tapi kalau aku mau punya tapi ngga bisa secara biologis kan ya ngga guna juga kalau menjadikan itu sebagai alasan untuk memutuskan hubungan. karena pendekatan inilah, aku juga ngga ngerasa gimana-gimana waktu dia bilang begitu, kami tetep lanjut pacaran. toh kita juga ngga tau sebagai perempuan kita bisa hamil atau ngga-nya.
tapi karena memang bukan jodoh, akhirnya justru kami berpisah karena hal lain, bukan karena keinginan childfree dia. setelah itu aku malah ketemu jodoh dan dititipi satu orang anak sampai sekarang.
contoh lagi.
beberapa teman perempuanku juga memutuskan childfree karena beragam alasan. ada yang memang sudah nikah dan memutuskan untuk sama-sama ngga punya anak dengan suaminya juga setuju, ada yang memang ngga mau nikah jadi jelas-jelas ngga akan punya anak kecuali mau dirajam penduduk +62 kalau ngga nikah eh tiba-tiba malah punya anak. nekat itu namanya π
yang sedih sebenernya sih mereka-mereka yang childless karena faktor fisik misalnya ketidaksuburan, padahal sebenarnya mereka pengin punya anak. solusinya biasanya sih adopsi ya. dan ini juga sudah ada sejak jaman kuno dulu. banyak orang yang ngga bisa punya anak tapi pengin punya, jadi mereka mengadopsi.
untuk yang childfree, karena konsepnya atas kemauan mereka sendiri ya ngga butuh solusi apapun. tinggal menyikapi kaum-kaum julid di sekitar mereka aja terutama kalau hidup di negara asia yang masih ngganggap punya anak itu wajib.
woiiiii, bumi ini isinya udah 8 milyar woiiiii π
di eropa emang ngga ada yang julid? ya pasti ada sih, tapi ngga sebanyak indonesia haha π. yang perlu dibenahi sebenernya bukan ngerubah konsep childfree atau childless menjadi dipaksa untuk bereproduksi atau ngadopsi anak supaya dipandang sebagai keluarga yang lengkap, tapi lebih ke bagi kalian yang heboh dan merasa terganggu oleh konsep tersebut, untuk ngerubah mindset dan cara pikir kalian menjadi lebih toleran, menghargai, dan bisa memahami sudut pandang keputusan orang lain.
sesimpel itu! yuk bisa yuk πͺ