Friday, 10 January 2025

jualan harapan

lagi iseng, ngga di sini ngga di sana ya.

ternyata sama saja kondisi dunia persosmedan isinya lebih sering cuma jualan harapan. ini ngomongin apa sih? aku mau ngomongin soal itu lho, influencer-influencer yang marak jualan cara melangsingkan tubuh di sosmed yang makin berjibun jumlahnya numbuh terus kayak jamur di musim hujan. ternyata banyak di luar negeri, dan ngga sedikit pula di indonesia. kok bisa jadi semacam mata pencaharian gitu ya πŸ˜•

dan polanya kulihat hampir mirip-mirip sih.

yaitu berdasarkan pengalaman pribadi mereka, yang tadinya berawal dari kondisi badan yang kurang ideal misalnya kelebihan berat, perutnya ngga rata dan masalah-masalah klasik lainnya. lalu entah gimana dengan cara uniknya masing-masing, mereka berhasil mengubah kondisinya menjadi body goal. trus jualan deh!

ilustrasi weight loss journey

ngga semuanya seperti itu tentu saja, tapi karena jumlahnya semakin banyak jadi linimasa sosmedku itu perasaan makin sumpek saja. yang aku heran tuh, kenapa orang yang sukses melalui perjalanan turun berat badan atau bahasa kerennya weight loss journey, kok rata-rata kebanyakan pada langsung jualan cara jadi langsing ya. bahkan sampe ada juga yang katanya harga premium alias diet sultan, wowπŸ˜†

sah-sah saja sebetulnya, apalagi yang mau berbagi dengan gratis. meski kebanyakan sih berbayar ya. entah produknya berupa barang semacam obat pelangsing, minuman pelangsing, atau lainnya. ada juga yang jualan alat, atau jualan metode yaitu cara gimana supaya menjadi langsingnya. 

yang beli siapa?

targetnya adalah para netizen yang juga kepengin punya body goal seperti mereka. banyak pastinya ya pangsa pasarnya memang cukup besar sih, bisnis beginian. netizen yang karena pengaruh jualan harapan itu tadi, jadi tertarik bahkan tergiur untuk beli produk-produk tersebut. yang sering kulihat sih yang dijual lebih banyaknya berupa metode untuk menjadi langsing yang biasanya juga dibarengi dengan resep-resep masakan atau minuman diet yang bisa dipraktikkan oleh si pembeli.

dengan rentang harga dari yang ekonomis sampe yang premium-pun ada, yang beli juga banyak ternyata ya. meski yang jualan makin lama makin nambah, tetep aja yang beli juga ada terus. memang bisnis yang menjanjikan sih ya, "harapan pengin langsing" ini. aku sih ogah kalau disuruh beli #dasar_pelit

terdengar julid ngga sih? 😁

hehe, aku akan berusaha se-obyektif dan sebisa mungkin engga julid di tulisan ini ya. tapi aku kepengin ngebahas saja dari sudut pandang kesuksesan dari orang-orang yang beli produk-produk ini. berapa persen sih dari para pembeli yang akhirnya memang beneran bisa sesukses si penjual? karena meski mengikuti pola makan, pola latihan dan metode yang persis sama, dengan keunikan tubuh tiap individu itu beda-beda, ngga mungkin hasilnya bisa sama persis. aku kurang yakin jadinya. kalau lebih bagus sih malah keren ya, penginnya sih begitu. tapi kalau zonk gimana, apa duitnya bisa balik?

kemungkinan besar sih engga deh. 

ngga tau juga karena aku ngga pernah nyoba dan ngga tertarik untuk nyoba. meski sejak aku iseng pake tag atau label-label seputar berat badan, gym, menopause dan lain-lain di postingan sosmedku, linimasaku dibanjiri dengan akun-akun yang pasang iklan metode pelangsing ini. aku sendiri masuk kategori BMI normal menurut aturan badan kesehatan dunia WHO. kalau dilihat pake mata telanjang ya bolehlah dibilang aku ini termasuk langsing😝

tapi bagi mereka yang ngga tau, pasti nuduhnya langsingku ini karena keturunan lah. atau karena bawaan perawakan. atau karena aku mujur saja bisa selalu kelihatan seperti itu. padahal asumsi-asumsi itu kurang tepat. secara keturunan, justru di keluargaku banyak lho yang obesitas. dari perawakan memang sejak kecil aku kerempeng tapi begitu punya anak, seperti halnya ibu-ibu lainnya, masalah kita tetep sama kok. berat badan! apalagi sejak masuk usia peri-menopause. makin cepet itu kalau ngga hati-hati banget badanku ini sudah membalon dari dulu.

tapi syukurlah hal itu bisa kuhindari.

sejak hamil dan melahirkan, sampai detik ini mendekati usia menopause, aku masih dan selalu terus berjibaku dengan berbagai macam usaha dan antisipasi agar supaya berat badan dan lingkar pinggangku selalu stabil. dalam artian kalau naik sekilo dua kilo, aku usaha nurunin sekilo dua kilo juga. lingkar pinggang nambah 5 senti, kucoba turunin 5 senti juga dan seterusnya.

karena berbagai usaha segala macam yang memang sejauh ini masih punya lingkar pinggang yang cukup terkontrol meski upayanya sampai ngos-ngosan πŸ˜…, jadi aku ngga pernah tertarik untuk nyoba iklan-iklan pelangsing yang berseliweran itu. bisa kubilang aku ini malah ngga masuk pangsa pasar mereka. karena yang ditarget memang lebih ke kelompok yang sudah berusaha tapi selalu kurang berhasil dan lalu masuk kategori yang kurang ideal seperti kelebihan berat badan dan masalah-masalah klasik lainnya.

kalau aku dibilang beruntung karena selalu berhasil mengontrol badan meski sudah punya anak dan sudah masuk usia menopause, ya kurang tepat juga. karena susah ternyata  lho untuk "jaga badan" itu. eh udah susah payah, tetep saja namanya orang indonesia, terlihat seperti ini malah dikira kurang makan. gemukin dikit biar gemoy! etdah....😁 

padahal supaya tetep bisa seperti ini tanpa harus ganti ukuran baju-baju di lemari sejak lulus sma sampe sekarang, aku ngejalaninnya sampe mati-matian. eh dibilangnya kurang makan lah, atau beruntung genetiknya bagus lah, atau ada yang bilang karena tinggal di luar negeri jadi ngga banyak godaan makanan abang-abang lewat!

aku sebel πŸ˜…

cih... udah usaha keras kok ngga ada yang menghargai! alih-alih bisa dijual seperti para influencer yang jualan harapan langsing itu. woalah, dari tadi mbulet-mbulet ternyata pengin jualan doank? harap maklum, otak dagang haha πŸ˜‚

foto weight loss before-after yang selalu jaminan viral

kenapa ilmuku ngga bisa dijual? 

ya karena ngga ada kondisi "sebelum" yang bisa dibandingin dengan kondisi "sesudah" atau biasa disebut before-after. yang laku dijual itu biasanya kan yang ada kondisi before-after nya supaya calon pembeli bisa "relate" secara emosional dan psikologis. makin ekstrim kondisinya makin wow untuk iklan marketingnya. kalau dari kurus menjadi tetep kurus kan kelihatannya kurang meyakinkan aja gitu. beda kalau kayak foto-foto di atas itu, sebelumnya kelihatan beda banget dengan foto sesudahnya. terlihat sangat meyakinkan, bukan?

kalau ngga pernah gemuk, mana laku  jualan cara jadi langsing. meski untuk mempertahankan badan seperti ini usahanya ngga kalah mati-matiannya dengan yang berusaha kurus. padahal untuk ngga berubah itu juga butuh usaha jungkir balik. tapi karena ngga ada foto before-after, jadi apanya yang mau dijual ya kan.

eh malah curhat πŸ˜‚

padahal usahanya juga ngga jauh beda sebenernya dengan metode-metode jadi langsing yang dijual di sosmed oleh para influencer itu. karena sebenernya ilmu untuk jadi langsing atau tetep langsing itu sama saja muter-muternya di situ doank, dan semuanya sudah ada di internet, ngga perlu beli!

tapi...

lagi-lagi khalayak ramai cenderung lebih percayanya kalau yang jualan ilmunya itu sudah pernah mengalaminya sendiri dan punya bukti foto-foto, makin ekstrim beda before-after nya makin meyakinkan. jadi kayak lebih dipercaya dan yang beli ilmunya itu lebih merasa afdol gitu kali ya. aku ngga ngomongin indonesia lho ini, di sini juga buanyakkkkk para bule (terutama cewek) yang jualan cara jadi langsing ini. bahkan iklan yang kutemuin lebih banyak iklan bulenya, mungkin karena internetnya tahu lokasiku di luar negeri.

kalau si pembeli yang sudah berkorban ngeluarin duit memang bisa mencapai body goal yang mereka impikan setelah beli produk pelangsing ini dan menjalankan programnya dengan sukses sih ngga papa ya. tapi aku yakin yang gagal juga pasti ada, atau bahkan kemungkinan lebih banyak deh. trus kalau gagal apakah produknya jadi produk yang cuma jualan harapan?

hmm, entahlah 😢

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...