Thursday, 23 January 2025

rumah masa depan

alias kuburan! 😁

tiba-tiba kok kepikiran ya, nanti kalau waktunya tiba karena kita semua akhirnya juga akan nyampe ke sana, mau dikubur di mana ya. ngga masalah bagi kalian yang masih hidup dan tinggal di indonesia. paling ya dikuburkan di kuburan terdekat atau dikremasi di krematorium terdekat adalah solusi yang paling masuk akal. meski ada juga yang mungkin punya harapan nanti kuburannya yang hill-hill hijau asri dan keren meski bertarif mahal itu, hehe.

tapi bagi kami-kami ini, para diaspora yang hidup dan tinggal di negara orang, kok ngga ada yang mbahas topik beginian ya, nanti mau dikubur di mana? apa ngerasa serem sendiri jadi ngga mau ngangkat topik ini untuk diperbincangkan selagi masih hidup? entahlah.

tapi aku mau mbahas ah, ngga papa serem-serem dikit πŸ˜†

kuburan mahal

terlepas dari upacara penguburannya mau pake adat istiadat, kebiasaan, atau tata cara model apa, berdasarkan ajaran keyakinan dan kepercayaan apa, lokasi penguburan atau kremasi memang kudu dibicarakan dari sekarang sih, menurutku. 

karena ada beberapa kejadian orang indonesia yang tinggal di luar negeri tapi pas ngga ada, jenazahnya dikirimkan pulang untuk dikuburkan atau dikremasi di indonesia sana. bukan di negara tempat mereka tadinya hidup sehari-hari dan menetap. ini perlu perencanaan lho. karena ngirim jenazah pake pesawat itu ya lumayan biayanya, dan juga prosedurnya pastilah cukup ribet. orang hidup mau terbang aja ribet yekan? apalagi ini udah kagak bisa jalan sendiriπŸ˜‚

biasanya juga akan melibatkan kedutaan indonesia di negara tersebut sih. birokrasinya yang pasti lumayan berbelit! 

atau...

pilihan kedua yang paling gampang, ya dikubur atau dikremasi saja di dekat tempat tinggal masing-masing. eh, selain dikubur dan dikremasi, orang mati itu diapain lagi sih? yang minta diawetkan ada ngga ya selain adat toraja? atau yang minta dibuang ke luar angkasa gitu kira-kira ada ngga sih πŸ˜†terlepas ada atau ngganya permintaan yang aneh-aneh, setahuku sih orang normal biasanya kalau ngga dikubur ya dikremasi sih. nah, bagi diaspora atau perantau, selain pilihan tersebut, juga ada pilihan lagi mau jenazahnya dibawa balik ke tanah air indonesia atau engga.

tentunya kedua pilihan ini ada pro dan kontranya. apa aja sih?

***

pilihan pertama, kembali ke indonesia

pronya: 

sesuai lirik lagu indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya, indonesia sejak dulu kala, tetap dipuja-puja bangsa. di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, (meski bukan) tempat berlindung di hari tua, sampai akhir menutup mata (malah pengin balik) hehe. alias adanya keinginan untuk dikuburkan kembali ke kampung halaman atau kota kelahiran, atau dikubur bareng-bareng dekat dengan keluarga masing-masing. ini buat mereka yang biasanya sudah punya sebidang tanah untuk kuburan keluarga gitu lho, tau kan?

dan sepertinya sih, cuma dari sisi nostalgia saja ya, pro-nya kalau mau kembali ke tanah air. meski sebagian besar hidup para diaspora mungkin dihabiskan di luar negeri. tapi karena biasanya yang merantau itu cuma satu orang, biasanya kalau keluarga besarnya tradisinya lebih kuat, dan tanah kuburan keluarga sudah disiapkan turun temurun semuanya dikubur di situ, si perantau ini pastinya akan diminta untuk dikirim balik ke keluarga besarnya kalau meninggal dunia. itupun kalau suami dan anak-anaknya juga setuju mungkin ya. jadi tetep ngumpul sampe beberapa generasi kuburannya di situ semua. orang kaya tajir melintir biasanya punya tradisi seperti ini, tapi mungkin jumlahnya sedikit sekali.

kontranya: 

nah ini, selain keribetan dari birokrasi gimana untuk menerbangkan pulang jenazah, juga ditambah lagi dengan biaya dan juga waktu yang dibutuhkan untuk ngurus semua itu. yang pastinya, kalau aturannya kudu dikubur dalam tempo maksimal 24 jam ya ngga bakal terlaksana. karena alasan inilah, mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan kalau mau dikuburkan di tanah air itu, bakalan butuh waktu lama. apalagi kalau negara domisili yang jaraknya paling jauh dari indonesia. kalau sekitaran asia tenggara sih mungkin masih keburu waktunya.

tapi kalau kudu diterbangkan dari jauh, yang mana bisa jadi kudu transit dulu dan lain-lain, ini bisa nambah waktu tempuh jenazah untuk tiba di tanah air. lalu dari kedua belah pihak negara juga kudu ada yang nganter dan di lokasi destinasi juga kudu ada yang jemput ya. kebayang ribetnya hehe.

kalau ngga mau ribet, ya pilihan kedua saja. udah mati aja ngerepotin banyak orang, apalagi kalau hidup haha πŸ˜‚

***

pilihan kedua, dikubur lokal saja

pronya: 

simpel, lebih cepat dan praktis, dan tentunya dari segi biaya juga lebih murah kalau dipikir-pikir, karena ngga ada biaya pesawat dan tetek bengek lainnya dibandingkan kalau kudu dibawa pulang ke tanah air. dan karena para diaspora biasanya berkeluarga, jadi lebih mudah bagi suami, istri, atau anak-anaknya untuk nengokin kuburannya. beda kalau dikubur di tanah air, mereka bakalan repot tiap kali pengin nengok kudu ke indonesia dulu.

kontranya: 

sebaliknya karena kuburannya jauh di luar negeri, keluarga di tanah air jadi repot kalau mau ngelayat atau mau nengok kubur, gantian mereka yang repot kudu beli tiket pesawat, visa dan punya paspor dulu meski cuma mau ke kuburan doank. skenario paling suweknya sih, dikubur di luar negeri itu ya udah, ngga bakalan ada yang melayat dan bakalan jarang ditengokin oleh keluarga yang di indonesia. kecuali kalau keluarganya kaya raya, duit ngga masalah ya. jadi nengok kuburan di luar negeri sekalian jalan-jalan bisa jadi agenda rutin.

selain jarang ditengok, kontranya dikubur di luar negeri secara adat dan tradisi mungkin cara penguburan di sini agak-agak beda, ngga sama dengan di indonesia meskipun misalnya pakai cara penguburan islam, atau kristen, atau lainnya. karena detil praktek kesehariannya tentu ngga akan plek ketiplek persis dengan cara orang indonesia melakukan prosesinya.

apapun pilihan yang diambil, keinginan diaspora atau para perantau indonesia yang menetap dan hidup di luar negeri untuk dikubur di lokasi atau negara tertentu ini, kudu dibicarakan sebisa mungkin lebih awal. minimal keluarga dekat, suami atau istri, atau anak, kudu dikasih tahu. supaya ngga bingung pas kejadian, mereka udah tahu kudu ngapain. kalau ngga, ya keputusan paling simpel biasanya yang akan diambil. kecuali misalnya orang tua di tanah air yang minta jenazah anaknya untuk dikirim pulang, ya lain lagi ceritanya. tapi kalau semua pihak sudah setuju di awal, urusannya akan lebih lancar, gitu aja.

jadi gimana nih wahai para diaspora, kalian pilih yang mana? 😁

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...