Friday, 28 February 2025

wina austria

medio 2005 - 2007

kota wina adalah sebuah kota besar yang jaraknya terdekat dari budapest.

karena alasan ini pula, aku jadi sering ke sana pas aku masih tinggal di budapest selama setahun sejak 2005 sampe 2006 yang lalu. cerita hidup di budapest ada di tautan ini.

sebagai ibukota austria (bukan australia ya, beda jauh woi!), wina ini termasuknya kecil, agak sepi sebagai sebuah ibukota - dibandingkan jakarta maksudnya, dan penuh dengan sejarah eropa klasik. sejak aku tinggal di budapest, dan kebetulan seperti sudah pernah kusebutkan di tulisan berjudul keliling eropa di tautan ini, ada saudara agak jauh yang tinggal di wina, jadinya bisa buat alasan berkunjung dan jalan-jalan deh.

dan berkat bantuan saudara ini pula, tiap aku kudu ke sana yang harus selalu perlu bikin visa schengen, aku selalu dikasih pengantar visa dengan kop atau kepala surat kbri wina, jadi urusan visaku selalu lancar jaya hehe. makasih buat beliau yang selalu baik hati dan bersedia membantu dengan keperluan visaku.

dari budapest ke wina bisa ditempuh dengan bermobil atau naik kereta. 

waktu itu pilihanku sih cuma kereta ya, maklum masih status mahasiswa dan pengelana, jadi belum bisa punya kendaraan sendiri. naik keretanya pun jaraknya deket banget cuma 2 jam udah nyampe. kalau naik angkot dari depok dua jam mungkin baru sampe kampung rambutan deh, hehe. di sini udah ganti negara. sebelum naik kereta, di stasiun ditanya juga kartu identitas. kalau orang hongaria asli, kayaknya mereka punya kayak kartu ktp gitu deh, aku lupa-lupa ingat. untuk orang asing seperti aku, ditanya paspor dan visa tentu saja. kalau semua sudah sah, baru boleh masuk ke peron dan naik ke gerbong. nanti di atas kereta biasanya pas ngecek karcis, kondekturnya juga nanya paspor dan visa lagi, kalau-kalau ada penumpang gelap, hehe.

sampe di stasiun kereta wina pusat yang namanya wien hauptbahnhof atau vienna central, kalau mau ke tempat saudara ini bisa naik tram jurusan tertentu lalu jalan kaki. kalau ngga salah ingat mereka dulu tinggal di sebuah apartemen bertingkat gitu di kawasan perumahan yang rindang dan asri. rumahnya juga besar-besar di situ. 

stasiun kereta di wina

nah, kalau mau langsung jalan-jalan jadi turis, dari stasiun tinggal berbekal peta kota wina, bisa jalan kaki ke pusat keramaian terdekat, atau naik tram ke berbagai jurusan yang pengin dikunjungi. di stasiun kereta di wina ini pula aku pernah kehilangan sebuah kamera digital!

ceritanya gini.

waktu itu aku iseng jalan sendirian seperti biasa. setelah seharian muter-muter akhirnya tiba waktunya aku kudu balik pulang ke budapest. tapi sebelum naik ke gerbong kereta, kupikir ah ke toilet dululah biar enak perjalanan nanti. akhirnya aku ke wc umum yang memang tersebar banyak di situ. karena buru-buru, pas masuk ke dalam bilik toilet umum itu, kamera lupa kumasukkan ke dalam tas ransel yang memang selalu kubawa kemana-mana. karena kameranya kutenteng gitu aja, pas di toilet kutaruhlah di atas tempat tisu toilet atau apalah aku juga lupa. tapi sayangnya pas keluar aku cuma bawa ransel doank, kameranya kelupaan.

padahal itu aku baru melangkah beberapa langkah di luar wc umum itu pas aku ingat, eh mana kameraku? langsung aku secepat kilat balik kanan dan masuk ke toilet umum itu lagi. pas di bilik yang bekas kupakai pintunya kebuka dan seorang ibu-ibu berambut ikal tapi tampangnya bukan kelihatan orang austria, bukan bule, tapi entah dia asli mana, melenggang dari toilet itu. buru-buru aku masuk ke bilik berharap kameraku masih di situ.

eh, ilang donk!

pertanyaannya, apakah diambil oleh ibu-ibu tadi? atau diambil oleh pemakai toilet sebelum dia? tapi kayaknya ngga mungkin bisa dipake dua orang biliknya kalau aku baru saja melangkah keluar sebelum balik kanan. pasti diambil si ibu itu!

langsung aku kabur keluar toilet dan mencoba nyari sosok ibu-ibu tadi.

pastinya udah ilang lah dia, stasiun segede gaban gitu, manalah bisa nyari sesosok orang yang ngga kita kenal. apalagi kalau memang dia yang ambil pastilah dia langsung buru-buru mengaburkan diri, hihi. sial deh, padahal di dalamnya itu semua foto-foto jalan-jalan di wina hari itu. hilang semuanya sekamera-kameranya, hiks.

oh ya, itu kamera murah sih, jaman itu henponku belum ada kameranya ya. kalaupun ada henpon berkamera, kualitas fotonya belum secanggih sekarang. jadi saat itu memang kemana-mana aku bawa-bawa kamera digital! merk-nya samsung kalo ngga salah, warna merah. bentuknya kira-kira kayak gini, meski di foto ini kebagusan deh modelnya. punyaku dulu yang paling standar murah meriah, ngga pake lensa-lensa zoom itu, cuma lensa biasa doank 😁

kurlebnya kek begini

jelek banget ya memoriku tentang stasiun wina πŸ˜‚

eh ada kok memori bagusnya. waktu itu pas ke sana udah jalan-jalan dan mau balik naik kereta, kebetulan pas ujan deres dan jadwal keretanya masih agak lama berangkatnya. aku nemu sebuah kafe kecil kayak jual minuman dan makanan gitu di deket stasiun. sambil berteduh nunggu hujan reda, aku lihat-lihat menu. 

karena memang hawanya dingin, aku carilah yang anget-anget, eh nemu menu sop dumpling khas wina. karena dari fotonya kelihatan mirip kayak kuah bakso malang, kupesanlah menu itu. di situlah untuk pertama kalinya aku jatuh cinta sama dumpling khas kota wina. enak banget di makan pas hujan-hujan. ternyata nama resminya griessnockerlsuppe atau sop semolina khas austria! 😍 

kek gini bentuknya 😍

beberapa makanan khas austria lainnya yang aku suka sudah pernah kuceritakan di tautan ini, tulisan yang kuposting sewaktu aku sudah tinggal di inggris dan kudu ke wina tapi bukan untuk jalan-jalan, melainkan untuk urusan kerjaan. 

aku dikirim kantorku ditugasi jadi auditor untuk ng-audit sistem manajemen kualitas sebuah perusahaan di sana. perusahaan ini memang menjadi vendor perusahaan di mana aku kerja pada waktu itu. kami beli barang yang mereka rakit untuk dijadikan komponen ke produk yang kami rakit di inggris. supaya memastikan kalau kualitas rakitan mereka bagus, aku harus ngecek sendiri ke austria. nama perusahaan yang kuaudit adalah jabil austria gmbh, dan cerita kunjungan ini kuceritakan di postingan tersebut.

banyak banget cerita-ceritaku waktu ke austria. selain karena memang terlalu sering ke sana sewaktu masih tinggal di hongaria, eh setelah pindah ke inggris pun ternyata masih juga dikirim tugas kerjanya ke austria lagi hehe. 

salah satu yang paling berkesan tentang kunjungan ke austria ini sebetulnya malah juga yang paling menyesakkan dada sih. yaitu sewaktu aku main ke wina dan diajak jalan-jalan sama saudaraku sekeluarga ke kamp konsentrasi jaman perang dunia kedua, yang mana naz! jerman dengan kekejamannya waktu itu ke keturunan yahudi di seantero eropa, meninggalkan luka kemanusiaan yang sangat dalam. kalau kamp auschwitz di polandia yang paling terkenal, di austria kami waktu itu berkunjung ke sebuah kamp deket kota linz hampir di perbatasan jerman, yaitu mauthausen.

karena bakalan sedih ceritanya, nanti aja deh ya kutulis terpisah soal topik yang ini. karena pastinya butuh energi ekstra buat nulisnya, heu heu.

apalagi ya yang bisa dibahas tentang wina selain tempat-tempat yang umumnya dikunjungi turis-turis? oh iya, kbri wina tentu saja 😁

beberapa kali ke sana, ya karena diajak sama saudara yang memang kerjanya di situ sebagai perwakilan pemerintah republik indonesia untuk bertugas di sana. sempat beberapa kali keluar masuk gedung kbri, entah pas lagi sepi atau pas lagi ada acara-acara yang mana pastinya banyak makanan indonesia gratis, hehe.

mejeng di depan kbri wina

satu lagi tempat wisata yang pernah kukunjungi sewaktu jalan-jalan ke austria adalah masuk ke dalam goa dengan danau bawah tanah seegrotte. jadi itu semacam tur gitu menyusuri bekas tambang gypsum jaman perang dunia kedua yang karena lokasinya di dalam goa gitu, sekarang berubah jadi danau bawah tanah. turnya pake perahu tentu saja. dan di situ semua turis rombongan dikasih penjelasan sama guide-nya pake bahasa inggris. 

kunjungan ini juga berkesan banget sih. banyak sekali memorabilia jaman perang dunia kedua yang masih dirawat dengan baik di dalam goa tersebut, dan bisa dilihat-lihat oleh turis dengan diberikan cerita dan keterangan masing-masing benda yang dipajang.

di depan pintu masuk goa seegrotte

tentu saja ke wina engga bakalan afdol kalau belum disempatkan jalan-jalan ke pusat kotanya. cuma ada banyak toko-toko dan restoran tempat makan sih, tapi suasana pusat kota wina terutama di malam hari terasa beda dengan corak bangunan khas klasik wina di mana gedung-gedungnya dibangun dengan arsitektur klasik yang unik dan kelihatan megah.

ditambah lampu-lampu hias yang dipasang di atas jalan, entah itu di musim dingin atau musim lainnya, pusat kota wina selalu kelihatan semarak dan ramai.

pusat kota wina

meski engga selalu kudu belanja, dengan hanya jalan-jalan aja atau window shopping, sudah terasa puas sih kalau ke wina. maklum apa-apa mahal jaman itu buat kantong seorang mahasiswa 😁

jadi, kapan kalian ke wina?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...